Langkah Perubahan Menuju Masa Depan Penuh Harapan
1. Berani Menghadapi Hidup
Setelah selesai SD, saya ingin masuk ke SMP mana, apa yang akan saya
lakukan di sekolah yang baru dengan teman-teman yang baru, kegiatan
ekstrakurikuler apa yang akan saya ambil, bagaimana saya menjalani
hidup saya sebagai siswa SMP, dan lain-lain.
Ada orang yang sudah
terbiasa memiliki banyak fasilitas hidup seperti mobil atau kendaraan
bermotor lainnya, selalu diantar jemput, semua kebutuhannya terpenuhi,
dan memiliki orang tua yang lengkap yang siap menolongnya setiap
waktu.
Namun, tiba-tiba sesuatu terjadi dan keadaan sama sekali berubah,
semua fasilitas yang ada tidak dapat dinikmati lagi, bahkan ada yang
kehilangan salah satu orang tua dan dua orang tua, lalu bagaimana harus
menjalani hidup selanjutnya?
Jadi, ketika sesuatu yang tidak terduga
terjadi yang mengubah rencana hidup kita, itu bisa mengguncang hidup
kita. Lalu kita menjadi rentan, tidak yakin pada diri sendiri, dan tidak
yakin apa yang harus dilakukan.
Bahkan banyak orang kehilangan arah hidup, kehilangan tujuan
hidup, kehilangan semangat hidup ketika sesuatu yang tidak terduga
terjadi dalam hidupnya. Apa lagi remaja SMP, bagaimana mungkin
sanggup menghadapi semua itu?
Atau seseorang telah menjadi juara
kelas sekian lama lalu kedudukannya digeser oleh teman, seseorang
selalu menjadi juara kompetisi tapi suatu ketika posisinya dikalahkan
oleh orang lain. Bagaimana menghadapinya?
Memang amat tidak
mudah untuk menghadapi semua persoalkan yang telah disebuatkan di
atas. Namun sebagaimana pepatah mengatakan “the show must go on”,
hidup harus terus berjalan, maka semua harus diterima dan dijalani.
Kita harus berani menghadapi hidup yang “baru” tanpa semua fasilitas
ataupun kedudukan, posisi yang ada, yang tersedia bagi kita. Lalu,
muncul pertanyaan, bagaimana dengan mereka yang justru mengalami keadaan tak terduga namun yang menyenangkan dan meningkatkan
hidup mereka?
Itupun dibutuhkan keberanian untuk menghadapinya.
Sebagaimana judul pelajaran ini “Ketika Hidup Tidak Berjalan Seperti
Apa yang Saya Impikan”. Terkadang keberhasilan atau peningkatan
hidup diikuti dengan sikap sombong, maka berhati-hatilah supaya
jangan jatuh.
Keberhasilan ataupun peningkatan hidup seharusnya
membuat seseorang semakin merendahkan diri, bersikap apa adanya, dan
menjadikan keberuntungan itu sebagai motivasi untuk hidup lebih baik
lagi.
Jadi, ketika perubahan yang terjadi itu membawa keberuntungan
maupun kemalangan, kita harus berani menghadapinya.
Contoh nyata adalah wabah Covid-19 yang melanda hampir seluruh
dunia. Banyak orang meninggal, kehilangan pekerjaan, hidup menjadi
amat susah.
Ini merupakan sesuatu yang tidak diduga sebelumnya.
Wabah ini telah mengubah hidup banyak orang sekaligus membawa
penderitaan bagi umat manusia di hampir seluruh dunia.
2. Bersikap jujur
Jujur terhadap diri sendiri amatlah penting. Meskipun hidup tidak
berjalan seperti yang seseorang rencanakan, bukan berarti telah
gagal. Tidak perlu membuat alasan, menilai diri sendiri, atau menghindar
dari kebenaran ini.
Tidak mengapa jika seseorang menjadi marah dan
sakit hati ketika gagal; ini adalah perasaan alami dan merupakan bagian
dari jujur pada diri sendiri. Tapi penerimaan itu perlu. Terima apa
adanya.
Semakin cepat seseorang menyadari hal ini, maka ia akan mampu
berpikir jernih dan mengambil langkah ke arah yang benar dengan pola
pikir positif. Orang beriman harus menjalani hidup dengan ikhlas.
Ada
pepatah Jawa yang mengatakan: “ojo neko-neko” artinya hidup tidak
usah mengharapkan sesuatu yang aneh-aneh atau dalam bahasa Ingris
dikatakan “be realistic”, menjadi manusia yang realistis dan ikhlas.
Jujur
terhadap diri sendiri, mengukur kemampuan diri sendiri menyebabkan
kita ikhlas dan mau menerima keunggulan orang lain, kelebihan orang
lain, dan mensyukuri apa yang kita miliki. Menerima kegagalan maupun
keberuntungan dengan lapang dada.
3. Bersikap terbuka
Memiliki hati dan pikiran terbuka, maka seseorang akan benar-benar
membiarkan pengalaman baru masuk ke dalam hidupnya. Banyak orang
menolak perubahan karena mereka lebih merasa nyaman dengan apa
yang sudah ada dan mereka merasa terganggu jika ada hal-hal yang
berubah.
Padahal hidup ini dinamis, selalu bergerak ke depan dan tidak
pernah berjalan mundur. Tiap orang yang hidup di dunia ini harus siap
menerima perubahan baik yang terjadi tiba-tiba tanpa sengaja maupun
yang direncanakan.
Hidup di abad kini menuntut kita untuk bersikap
adaptif dan mampu survive atau bertahan. Hanya orang yang mampu
beradaptasi dengan setiap kondisi yang akan bertahan menghadapi
hidup tanpa stress dan putus asa.
4. Bersikaplah lembut dan baik hati terhadap diri sendiri
Ada banyak orang yang cenderung menghukum diri sendiri atas apa
yang terjadi dalam hidupnya, ataupun mereka hidup dengan memikul
rasa bersalah selama bertahun-tahun dalam hidup. Sikap seperti ini akan
menutup jalan perubahan ke arah masa depan.
Dalam tiap episode hidup
manusia ada hal-hal baik dan yang tidak. Ketika semua sudah berlalu,
manusia harus mampu melupakannya dan melangkah ke depan.
Hal ini memberi kesempatan pada diri sendiri untuk memperbaiki
apa yang harus diperbaiki dan mengubah apa yang dapat diubah demi
masa depan. Penyesalan yang berlarut-larut tidak baik bagi kesehatan
mental juga menghalangi langkah ke depan.
Oleh karena itu, ketika
sesuatu sudah berlalu, maka biarkanlah berlalu dan songsong hari
esok penuh harapan. Beri kesempatan pada diri sendiri untuk bangkit,
berubah dan maju ke depan.
Untuk menciptakan kehidupan yang bertujuan, pertama-tama
kita harus mencintai diri kita sendiri, karena hanya dengan begitu
tindakan kita dapat datang dari hati.
Dan ketika tindakan datang dari
hati, seseorang dapat melihat dengan jelas setiap persoalan, merasa
kuat, dan yakin akan pilihan yang sudah dibuat. Orang yang tidak
mencintai dan menghargai diri sendiri akan susah untuk mencintai dan menghargai orang lain.
Cinta pada diri sendiri tidak dalam pengertian
egois atau “egosentris”, melainkan mengenal dirinya, mengenal potensi
dan kelemahan diri sendiri dan mampu mengubah kelemahan menjadi
kekuatan.
5. Percaya bahwa perubahan pasti terjadi
Ada pepatah yang mengatakan bahwa ketika kita berpikir positif maka
alam dan kehidupan pun akan merespons positif. Jika kita percaya bahwa
perubahan akan terjadi dan kita sanggup menyongsong perubahan itu,
maka hal itu akan terjadi. Tentu saja diikuti oleh kerja keras.
Unsur
percaya ini bukan hanya percaya pada diri sendiri ataupun kekuatan
alam, namun lebih dari itu adalah percaya pada kekuasaan Allah yang
kita sembah. Bahwa Allah-lah yang berkuasa mengubah masa depan
orang beriman, Allah-lah yang sanggup membawa kita kepada masa
depan yang penuh pengharapan.
Posting Komentar untuk "Langkah Perubahan Menuju Masa Depan Penuh Harapan"