Allah Pembaharu Ciptaan-Nya dalam Agama Kristen
Banyak
orang menyangka bahwa Allah baru hadir dan bekerja dalam Roh Kudus pada
Perjanjian Baru yakni ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta di
Yerusalem.
Hal ini tidak benar. Kehadiran maupun tindakan Allah dalam Roh
Kudus telah berlangsung jauh sebelumnya bahkan sejak awal, karena pada hakikatnya Allah adalah Roh. Pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi
beserta isinya, Allah dalam Roh yang berkarya dalam penciptaan tersebut.
Silakan Anda mengamati dan menafsirkan Kej.l:7-2:25.
Roh Kudus dalam PL tidak saja dikaitkan dengan penciptaan, tetapi juga
dengan nubuat. Sudah jelas bahwa Roh Allah adalah berbeda dengan roh
manusia, sebab Roh Allah adalah Allah itu sendiri.
Dalam PL juga ditekankan
bahwa Roh Allah itu mengilhamkan nubuatan. Ini adalah salah satu tema
utama Alkitab. Allah yang melampaui kita tetapi masuk dalam dunia manusia,
bukanlah dengan maksud untuk menakuti, tetapi justru untuk berkomunikasi.
Roh Allah merupakan suatu kekuatan, namun kekuatan yang dirancang untuk
mengomunikasikan kehendak Allah dan membawa ciptaan kepada hidup yang
sesuai dengan kehendak-Nya. Itulah sebabnya dalam Alkitab sering ada
hubungan yang erat antara Roh Allah dan firman Allah.
Roh Allah dan firman
Allah tak dapat dipisahkan. Silakan Anda mengamati dan menafsirkan
Mzm.33:6 dan 2 Sam. 23:2.
Contoh konkret dari hubungan ini adalah pengalaman Raja Saul. Ketika Saul
menolak firman Allah, konsekuensinya “Roh Allah meninggalkannya.
Silakan
Anda mengamati dan menafsirkan 1 Sam. 15:26 dan 16:14. Hubungan ini
sangat penting, dan Gereja sering membuat perbedaan tajam dan karena itu,
kehilangan suatu perspektif alkitabiah yang cukup penting.
Memang hubungan
ini sangat kuat di dalam Perjanjian Lama. Bilamana Roh Allah datang kepada
seseorang, Ia mengomunikasikan maksud berita dari Allah. Berita ini dapat saja
mengambil bentuk-bentuk yang misterius.
Ia dapat datang melalui mimpi
seperti dalam peristiwa Yusuf yang dimampukan untuk menafsirkan arti
mimpi Firaun melalui Roh Allah yang ada dalam dirinya. Silakan Anda
mengamati dan menafsirkan Kej. 41:38. Ia bisa juga datang melalui
penglihatan.
Orang-orang seperti Abraham, Yakub, Yehezkiel, dan Daniel
menangkap maksud Allah melalui suatu penglihatan. Silakan Anda mengamati
dan menafsirkan Kej. 15:1, Kej. 46:2, Yeh. 1:1, Dan. 1:17; 4:5; 7:7.
Akan tetapi, harus disadari bahwa bukan pengalaman misterius yang
menentukan seseorang dapat bernubuat atau tidak, tetapi Allah datang
dengan Roh-Nya yang membuat manusia dimampukan untuk
mengomunikasikan maksud dan firman Allah kepada sesamanya.
Hal ini nyata,
misalnya, dalam nabi-nabi yang lebih kemudian seperti Amos, Mikha, Zakaria,
dan lain-lain. Silakan Anda mengamati dan menafsirkan Am. 3:8, Mi.3:5
danZa.7:12.
Singkatnya bilamana seseorang bernubuat, itu karena Roh Allah datang ke atasnya dan mengomunikasikan maksud atau berita dari Allah
melaluinya.
Hal lain yang juga cukup penting kita catat sepanjang itu berkaitan dengan Roh
Allah di dalam PL adalah tentang kepribadian Roh Allah. Di dalam PL, Roh itu
tidak tampak sebagai keberadaan yang Ilahi. Ia lebih dilihat sebagai kehadiran
dan intervensi (pelibatan diri) pribadi Allah.
Silakan Anda mengamati dan
menafsirkan Yes. 31:3. Di dalam kata-kata ini, Yesaya bukan
mempertentangkan daging dan roh sebagai bagian luar dan dalam dari
seseorang yang sama. Yang ia lakukan adalah mengelompokkan “daging dan
manusia bersama-sama, dengan Roh dan Allah bersama-sama.”
Roh
merupakan realitas (kenyataan) pada pihak Allah yang berbeda dengan pihak
manusia. Apabila Roh Allah hadir di dalam manusia, itu berarti intervensi Allah
sendiri yang Mahakasih dan pribadi. Dalam Yesaya 63, Roh merupakan
ekspresi pribadi dan Allah sendiri.
Ia adalah suci, bukan saja merupakan kuasa
Ilahi tetapi sifat moral dari Allah. Ia adalah Allah yang bekerja untuk
kepentingan umat-Nya. Perlu dicatat bagaimana Roh itu disamakan dengan
“lengan” Allah dan yang hendak dikatakan adalah bahwa Roh itu merupakan
aktivitas penyelamatan-Nya.
Roh itu adalah kuasa yang personal dan
aktif dari Tuhan Allah.
Walaupun dalam PL kita menjumpai fakta Roh Allah yang berintervensi dalam
kehidupan manusia, baru dalam Perjanjian Barulah dinyatakan fakta tentang
Roh Kudus secara lebih luas oleh para penulisnya.
Meskipun dalam Injil- injil
sekalipun sangat sedikit diungkapkan tentang Roh Kudus, kalau diperhatikan
baik, Roh Kudus justru berpusat dalam diri Tuhan Yesus Sang Mesias dan
kemudian juga dicurahkan kepada orang-orang percaya, terutama pada
peristiwa Pentakosta.
Mungkin ada baiknya kita bertanya mengapa Yesus pada
suatu ketika mengatakan kepada para murid-Nya: “Adalah lebih berguna bagi
kamu jika Aku pergi. “Silakan Anda mengamati dan menafsirkan Yoh. 16:7.
Kata-kata ini diucapkan dalam konteks janji pemberian Penolong atau
Penghibur yakni Roh Kudus. Kita tahu bahwa meskipun Yesus adalah Allah
sejati, tetapi Ia juga adalah manusia sejati. Sebagai manusia, Ia terbatas dalam
hal kehadiran-Nya pada satu tempat di suatu saat.
Dengan kehadiran atau
kedatangan Roh Kudus, Ia tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu dan
juga dalam pekerjaan-Nya.
Roh Kudus adalah sesungguhnya Roh Allah dan juga Roh Yesus Kristus dan
dengan demikian Ia adalah Allah itu sendiri.
Karena memang Allah adalah Roh
adanya. Silakan Anda mengamati dan menafsirkan Yoh. 4:24. Roh Kudus memiliki semua ciri keilahian sama seperti yang dimiliki oleh Allah, yakni
Mahahadir, Mahatahu, dan Mahakuasa.
Silakan Anda mengamati dan
menafsirkan l Kor. 2:10-16; Luk. 1:35; Kis. 1:8. Karena itu, kalau kita
menyembah Allah, sesungguhnya kita menyembah Allah yang menyatakan diri
sebagai Bapa Pencipta, Yesus Penyelamat, dan Roh Kudus Pembaharu dan
Penolong.
Walaupun Roh Kudus tidak dapat kita
batasi pekerjaan-Nya dalam dunia ini,
dalam kesempatan ini kita akan
membatasi pembahasan kita tentang
pekerjaan-Nya di dalam kehidupan
orang beriman dan persekutuan
orang- orang beriman yang kita sebut
Gereja.
Memang membatasi peranan
Roh Kudus sebagai Pembaharu dan
Penolong juga tidak tepat, karena Ia
terlibat bersama Bapa dalam karya
Penciptaan dan terlibat bersama
Yesus Kristus dalam karya
Penyelamatan. Akan tetapi, dua
peranan itu sangatlah menonjol dalam Perjanjian Baru.
Marilah kita melihat
peranan tersebut secara lebih mendalam.
Bagaimanakah karya Allah di dalam Roh Kudus yang memperbaharui?
Pertama-tama kita harus akui bahwa kita menjadi orang percaya karena karya
pembaharuan-Nya.
Sebagai orang berdosa, kita telah mati secara rohani.
Namun oleh pekerjaan Roh Kudus, kita mengalami kelahiran kembali atau
kelahiran baru secara rohani. Silakan Anda mengamati dan menafsirkan Yoh.
3:5-7.
Hal ini memungkinkan kita menjadi orang beriman kepada Allah di
dalam Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia. Bandingkan
juga dengan peristiwa Pentakosta setelah khotbah Petrus, ada ribuan orang
menjadi percaya dan dibaptis (Kis. 2).
Pembaharuan itu tidak hanya menyangkut kepercayaan kita, tetapi
menyangkut juga sifat dan tabiat kita. Di dalam Kristus kita menjadi ciptaan
baru. Silakan Anda mengamati dan menafsirkan 2 Kor.5:17. Sebagai ciptaan
baru, yang lama telah lenyap dan yang baru telah terbit, termasuk sifat atau
watak kita.
Itulah sebabnya Paulus menekankan bahwa kalau kita hidup oleh
Roh, kita tidak akan menuruti keinginan daging. Silakan Anda mengamati dan menafsirkan Gal. 5:16.
Sebagai ganti perbuatan daging (Gal. 5:19-21), kita
akan menghasilkan buah Roh yakni “kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan
diri” (Gal. 5:22-23).
Silakan Anda mengamati diri Anda sendiri buah Roh apa
saja yang telah ada dalam diri Anda! Sifat atau ciri-ciri ini adalah buah atau
karya Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
Walaupun demikian, kita
harus mengatakan bahwa karya Roh Kudus ini merupakan suatu proses yang
tidak sekali jadi, karena kita masih juga berperang melawan kemanusiaan kita
yang lama yang dikuasai oleh keinginan daging.
Karya pembaharuan Allah tidak saja bagi orang percaya secara individu,
melainkan juga bagi persekutuan orang-orang percaya yang kita namakan
Gereja.
Oleh kuasa dan karya Roh Kudus, terbentuklah suatu persekutuan
orang-orang percaya yang tekun dalam persekutuan, bersaksi dan melayani
dalam kasih persaudaraan.
Karya pembaharuan Roh Kudus memungkinkan
adanya suatu persekutuan yang baru, yang setia dan tekun melaksanakan
tugas panggilannya untuk bersaksi dan melayani. Silakan Anda mengamati
dan menafsirkan Kis.2:41-47.
Jadi, ketekunan mereka dalam persekutuan
mencakup juga dimensi kehidupan rohaniah, yakni untuk berdoa dan
melaksanakan sakramen perjamuan, juga dalam memperdalam pengetahuan
dan pemahaman mereka akan pengajaran para rasul.
Mereka juga bertekun
dalam pelayanan kasih kepada sesamanya yang membutuhkan.
Selanjutnya, dalam seluruh Kisah Para Rasul kita membaca bagaimana oleh
pimpinan Roh Kudus, bukan saja para rasul tetapi juga persekutuan orang
percaya bertekun dalam kesaksian mereka, baik melalui kata-kata maupun
perbuatan nyata, sehingga jumlah orang percaya terus bertambah.
Dengan
menggambarkan peranan Roh Kudus yang membaharui, baik orang
percaya secara individu maupun secara bersama-sama sebagai gereja, kita
sesungguhnya telah menunjukkan bagaimana Roh Kudus merupakan
penolong yang dijanjikan oleh Yesus Kristus.
Roh Kudus menolong kita untuk
membuka mata rohani kita sehingga kita dapat percaya kepada misteri kasih
Allah dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan, menolong kita untuk
mengubah sifat-sifat kita sesuai dengan kehendak-Nya, tetapi juga
menolong Gereja untuk setia dan mampu melaksanakan tugas
panggilannya untuk bersekutu, bersaksi, dan melayani.
Akan tetapi, kita juga dapat berbicara mengenai pertolongan-Nya dalam
bentuk-bentuk yang lain. Misalnya: menghibur di kala duka, memberi kekuatan
di kala menghadapi penganiayaan, menyatakan kebenaran Allah, menolong kita untuk berdoa dengan benar, dan sebagainya.
Silakan Anda mengamati dan
mendaftar pertolongan-Nya yang lain dalam kehidupan Anda! Jadi, ketika kita
berdoa kepada Allah untuk memohon pertolongan-Nya, sesungguhnya kita
mengharapkan pertolongan Allah melalui Roh Kudus.
Pada akhirnya, kita harus menyebut satu hal lagi tentang peranan Roh Kudus
yang membaharui. Setelah kenaikan Yesus ke surga dan kemudian turunlah
Roh Kudus, sesungguhnya sejarah dunia telah memasuki suatu era baru yakni
era Roh Kudus yang mencapai puncaknya ketika Yesus datang untuk kedua
kalinya. Pada saat itulah karya Allah disempurnakan, Ia akan membaharui
segala sesuatu (lih. Why. 21:5-6).
Dalam ayat ini, Tuhan mengatakan:“Lihatlah,
Aku menjadikan segala sesuatu baru! ”Kemudian dilanjutkan dengan
mengatakan “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir.” Allah
yang dipercayai oleh umat Kristen, adalah Allah yang sejak awal menjadi
Pencipta segala sesuatu dan memeliharanya tidak saja dengan hukum alam
tetapi dengan intervensi langsung, dan adalah Allah yang sama yang
menyelamatkan dalam Yesus Kristus.
Allah ini adalah juga yang membaharui
hidup manusia, baik secara individu maupun bersama-sama sebagai orang
percaya, dan pada akhirnya membaharui segala sesuatu pada akhir sejarah. Ia
akan menghadirkan langit dan bumi yang baru.
Ia akan menyempurnakan
pemerintahan-Nya sebagai Raja yang menghadirkan kasih, damai sejahtera,
keadilan, kebebasan, keutuhan, kesamaderajatan, dan lain-lain.
Posting Komentar untuk "Allah Pembaharu Ciptaan-Nya dalam Agama Kristen"