Bentuk - bentuk Pariwisata
Pariwisata sebagai suatu gejala yang terwujud dalam beberapa bentuk yang antara lain berkaitan dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
a). Menurut jumlah orang yang bepergian:
- Pariwisata Individu yakni kegiatan berwisata yang dilakukan oleh hanya seorang atau satu keluarga yang bepergian untuk menikmati acara liburan ke tempat wisata yang diinginkan, sesuai seleranya dengan tidak menetap. Biasanya dilakukan pada saat liburan atau ada acara tertentu yang tidak melibatkan kelompok lain.
- Pariwisata Rombongan yakni sekolompok orang, atau rombongan orang banyak yang biasanya terikat oleh hubungan-hubungan tertentu (perusahaan, komunitas masyarakat, bisnis dsb) kemudian melakukan perjalanan wisata bersama-sama atau paket tour yang diorganisasi oleh suatu usaha perjalanan (travel agent) dan biasanya didampingi oleh seorang tour leader sebagai pemimpin perjalanan dan pramu wisata sebagai Guide selama perjalanan.
b). Menurut maksud bepergian:
- Pariwisata Rekreasi / Pariwisata Santai, yang maksud kepergian ini adalah untuk memulihkan kemampuan fisik dan mental setiap peserta wisata dan memberikan kesempatan rileks dari efek kebosanan dan keletihan kerja, sehingga perlu difasilitasi dengan sarana prasarana tertentu yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan.
- Pariwisata Budaya, maksudnya untuk memperkaya informasi dan pengetahuan tentang budaya dari negara lain dan untuk tujuan kepuasan menikmati kebutuhan hiburan. Dalam hal ini termasuk pula kunjungan ke berbagai kegiatan pameran-pameran dan fair, atau dapat juga perayaan-perayaan adat, tempat-tempat cagar alam, atau cagar purbakala dan lain-lainnya.
- Pariwisata Pulih Sehat, suatu kegiatan wisata yang membutuhkan kebutuhan perawatan medis dengan fasilitas penyembuhan. Misalnya; sumber air panas, tempat kubangan lumpur yang berkhasiat, perawatan dengan air mineral yang berkhasiat penyembuhan secara khusus, perawatan dengan pasir hangat, dan lain-lainnya. Pariwisata ini memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu seperti misalnya penanganan kebersihan, ketenangan, dan perbedaan pendekatan pada status dan taraf hidup yang pantas untuk mereka memiliki yang hidup eksklusif.
- Pariwisata Sport, adalah kegiatan wisata yang bertujuan untuk memuaskan berbagai hobi olahraga wisatawan seperti misalnya memancing, berburu binatang liar, menyelam (diving), snorkling, bermain ski, dan mendaki gunung (mountain climbing). Dengan demikian membutuhkan sarana dan prasarana yang spesifik dan memadahi.
- Pariwisata Temu wicara adalah kegiatan pariwisata konvensi yang mencakup pertemuan-pertemuan ilmiah, profesi, dan bahkan politik. Pariwisata jenis ini memerlukan tersedianya fasilitas pertemuan di negara tujuan dan faktor-faktor lain yang penting seperti letak yang strategis, tersedianya transportasi yang mudah, iklim yang cerah, dan lain sebagainya. Seseorang yang berperan serta dalam konferensi itu dapat meminta fasilitas wisata yang lain seperti kegiatan city tour dalam dan luar kota, serta shopping ke tempat-tempat belanja untuk memberi cinderamata. Pariwisata jenis inilah yang saat ini menjadi sasaran para pengusaha hotel untuk membangun usaha hotel convention yang lebih menguntungkan.
c). Menurut lokasi dan alat transportasi:
- Pariwisata Darat (Bus, Taxi, Rental Mobil, Kereta Api)
- Pariwisata Tirta (Kapal laut, Kapal Ferry, Cruise, Boat)
- Pariwisata Dirgantara (Aero Modelling, Terbang layang, Layang gantung, Paraceling).
d). Menurut letak geografis:
- Pariwisata Domestik, yang menunjukkan arus wisata yang dilakukan oleh warga dan penduduk asing yang bertugas di sana, yang terbatas dalam suatu negara tertentu.
- Pariwisata regional, yakni kepergian wisatawan terbatas pada beberapa negara yang membentuk suatu kawasan pariwisata, misalnya perjalanan wisata di negara-negara Eropa Barat.
- Pariwisata Internasional, yang meliputi gerak wisatawan dari satu negara ke negara lain di dunia.
e). Menurut umur (untuk membedakan kebutuhan dan kebiasaan):
- Pariwisata Remaja. Terdiri dari para remaja SD, SMP, SMA sederajat.
- Pariwisata Dewasa. Terdiri dari mereka yang sudah dewasa baik phisik maupun mentalnya mampu beraviliasi dengan lingkungan yang baik. f). Menurut jenis kelamin:
- Pariwisata Pria. dan
- Pariwisata Wanita.
g). Menurut tingkat harga dan tingkat level sosialnya:
- Pariwisata pada level atas (Exclusive)
- Pariwisata pada level Menengah. (Middle level)
- Pariwisata pada level bawah. (Common/ Standard level)
Fenomena implikasi pertumbuhan wisata dari dampak pengembangan kawasan sehingga daya tarik wisata yang semakin punah. Sebagai contoh obyek wisata langka Gumuk Pasir di pantai Parangtritis ini adalah sebuah fenomena alam yang langka dan satu-satunya yang ada di Asia Tenggara.
Gumuk pasir ini berupa bukit-bukit atau gundukan pasir seperti padang gurun yang terdapat di Timur Tengah. Pasir-pasir ini merupakan hasil aktivitas vulkanik Gunung Merapi dan Merbabu yang terbawa oleh arus Kali Opak dan Kali Progo.
Pada awalnya, masyarakat sekitar tidak melihat suatu hal yang unik dari tempat ini. Namun setelah diadakan berbagai penelitian, barulah masyarakat sadar bahwa di tempat mereka tinggal ada salah satu warisan dunia.
Pertumbuhan bangunan dan penggunaan kawasan pantai sehingga mengurangi luas area kawasan gumuk pasir ini berpengaruh negative terhadap keberadaan ekowisata langka di dunia ini.
Pemerintah daerah Bantul sudah melarang pembangunan kawasan di sekitar kawasan gumuk pasir ini, namun karena pertumbuhan populasi masyarakat yang sangat signifikan, serta adanya pemanfaatan kepentingan tertentu dari sebagian masyarakat yang bermasalah (premanisme) dan susah diatur sehingga larangan tersebut sulit ditanggulangi.
Akibatnya lahan kawasan untuk terjadinya gumuk pasir menyempit tinggal beberapa puluh hektar, atraksi alam gumuk pasir ini menjadi terhambat.
Obyekwisata alam yang langka ini ada di kawasan pantai Parngtritis kabupaten Bantul yang luasnya hampir 200 Ha namun sekarang hanya tertinggal sekitar 20 Ha saja, karena sudah banyak digunakan sebagai lahan pemukiman penduduk dan bangunan tertentu sehingga terciptanya gumuk pasir akibat perputaran angin bolak balik ini menjadi tidak optimal seperti yang sebelumnya bahkan sudah tidak terjadi lagi hal ini sangat disayangkan karena satu-satunya di dunia keberadaannya.
Obyek wisata langka ini hanya ada di kabupaten Bantul Yogyakarta. Memiliki daya tarik dari keajaiban alam, dimana arah angin yang berputar dan sering berbalik arah mengakibatkan gurun pasir yang luas di Bantul terbentuk seperti pada gambar.
Namun sekarang ini sudah tidak dapat terbentuk keunikannya, karena pertumbuhan lingkungan yang kurang tepat, banyaknya rumah penduduk yang menganggu kawasan yang tidak mampu lagi memproduksi pusaran angin yang dapat menbentuk gumuk pasir tersebut.
Destinasi wisata langka yang lain seperti obyek wisata sejarah yang berupa candi-candi yang banyak didapatkan di kawasan pulau jawa ini memiliki spesifikasi yang berbeda dengan wisata lainnya.
Wisatawan yang berkunjung disini merupakan jenis wisatawan yang memiliki minat khusus, ingin mempelajari situs-situs candi kuno, sejarah proses berdirinya candi, arsitektur bangunannya, dan hal-hal mistis lainnya yang setiap pengunjung memiliki maksud dan pemahaman yang berbeda.
Salah satu candi Budha kembar utama Plaosan Lor, di Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah dari dinasti Sailendra abad ke-9 zaman Kerajaan Mataram Kuno. Kompleks Candi Plaosan Lor memiliki dua candi utama.
Candi yang terletak di sebelah kiri (di sebelah utara) dinamakan Candi Induk Utara dengan relief yang menggambarkan tokoh-tokoh wanita, dan candi yang terletak di sebelah kanan (selatan) dinamakan Candi Induk Selatan dengan relief menggambarkan tokoh-tokoh laki-laki.
Di bagian utara kompleks terdapat masih selasar terbuka dengan beberapa arca buddhis. Kedua candi induk ini dikelilingi oleh 116 stupa perwara serta 50 buah candi perwara, juga parit buatan. Pada masing-masing candi induk terdapat 6 patung/arca Dhyani Boddhisatwa.
Walaupun candi ini adalah candi Buddha, tetapi gaya arsitekturnya merupakan perpaduan antara agama Buddha dan Hindu.
Aset langka yang bersejarah Candi Borobudur ini perlu pengelolaan yang serius, untuk menjaga kerusakan situs purbakala ini dari jamahan wisatawan yang kurang memahami nilai-nilai tinggi asset kepurbakalaan bangsa Indonesia ini.
Candi Prambanan yang merupakan candi Hidhu asli yang arsitekturnya hampir sama dengan candi Plaosan dan memiliki banyak cerita sejarah serta banyak wisatawan domestic dan manca Negara (wisman) yang tertarik dengan struktur bangunan candi ini.
Namun dampak gempa di tahun 2006 yang lalu telah mengakibatkan candi ini banyak kerusakan dan harus di restorasi selama ber tahun-tahun, akhirnya masih banyak puing batuan yang masih berserakan belum dapat dibangun kembali.
Restorasi candi ini dilakukan oleh orang-orang yang ahli tentang kepurbakalaan dengan mendapat bantuan dana dari UNESCO. Restorasi Candi Prambanan sampai saat ini sudah selesai dan tinggal puing-puing bebatuan disekitar candi yang tertinggal menunggu proses berikutnya.
Karena restorasi tersebut memang sangat sulit dan lama prosesnya dan harus ditangani oleh orang-orang yang benar-benar ahli dari kepurbakalaan atau bukan hanya tenaga kasar yang tidak mengenal sejarah estetika dan struktur candi.
Posting Komentar untuk "Bentuk - bentuk Pariwisata"