Bersikap Kritis dan Bertanggung Jawab terhadap Pengaruh Media Massa
Pada era globalisasi sekarang ini telah terjadi perubahan cepat, khususnya dalam
bidang komunikasi. Dunia menjadi transparan dan terasa sempit, hubungan menjadi
sangat mudah dan dekat, jarak waktu seakan tidak terasa dan seakan pula tanpa batas.
Sebagai dampaknya, informasi yang masuk ke dalam kehidupan sehari-hari tidak
terbendung. Persoalannya, informasi itu ada yang bersifat membangun, tetapi ada
juga yang bersifat merugikan.
Kaum remaja mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, oleh karena itu mereka suka
mencoba hal yang baru, termasuk kehadiran media.
Kerapkali mereka tidak selektif
dan menelan begitu saja apa yang disediakan oleh media dan tidak mencernanya
dengan baik, sehingga mereka sering salah dalam mengambil keputusan. Sehubungan
dengan itu remaja perlu mendapatkan bimbingan supaya mereka dapat bersikap kritis dalam memilih media dan mampu mengolahnya menjadi sesuatu yang dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka.
Bersikap kritis tidak berarti menolak mentah-mentah tentang media, melainkan
kita mencoba menyaringnya dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang kita
pilih dan kita percaya. Sikap kritis berarti mampu mempertimbangkan baik-buruk
sesuatu hal, selektif dan mampu membuat skala prioritas sebelum kita mengambil
suatu sikap.
Dengan demikian, kita akan dapat menempatkan media massa pada
tempat yang semestinya bagi perkembangan diri kita.
Ajaran Gereja tentang Media Massa
Murid-Murid Memetik Gandum pada Hari Sabat
(Markus 2:23-28)
23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. 24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”
25 Jawab-Nya kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,
26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu -- yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam -- dan memberinya juga kepada pengikutpengikutnya?”
27 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,
28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindarkan hoax adalah sebagai berikut:
- Hati-hati dengan judul provokatif. Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu.
- Cermati alamat situs apakah sudah terverifikasi oleh dewan pers atau belum.
- Periksalah fakta langsung dari sumbernya atau carilah sumber lain yang menampilkan berita yang sama.
- Cek keaslian foto, misalnya dengan memanfaatkan mesin pencari Google.
- Ikut serta dalam forum diskusi anti hoax
Di antara perbuatan-perbuatan yang dilakukan Yesus terdapat tindakan tertentu
yang mengungkapkan sikap dan pandangan Yesus mengenai hukum Taurat. Yesus
memaklumkan bahwa Allah itu pembebas. Allah ingin manusia mengembangkan
diri secara lebih utuh dan penuh.
Segala hukum, peraturan, dan perintah harus
diabdikan kepada tujuan pemerdekaan manusia. Maksud terdalam setiap hukum
ialah membebaskan atau menghindarkan manusia dari segala sesuatu yang dapat
menghalangi manusia berbuat baik.
Begitu pula tujuan hukum Taurat. Sikap
Yesus terhadap hukum Taurat dapat diringkaskan dengan mengatakan bahwa
Yesus selalu memandang hukum Taurat dalam terang hukum kasih.
Yang dikritik Yesus bukanlah hukum Sabat sebagai pernyataan kehendak Allah,
melainkan cara hukum itu ditafsirkan dan diterapkan. Hari Sabat bukan untuk
mengabaikan kesempatan berbuat baik. Pandangan Yesus tentang hukum Taurat
adalah pandangan yang bersifat memerdekakan sesuai dengan maksud asli
hukum Taurat itu sendiri.
Posting Komentar untuk "Bersikap Kritis dan Bertanggung Jawab terhadap Pengaruh Media Massa"