Objek Meditasi Pandangan Terang
Objek Vipassana Bhavana adalah nama dan rupa (batin dan materi), atau pancakhandha (lima kelompok faktor kehidupan).
Meditasi Vipassana bhāvanā dilakukan dengan memperhatikan gerak-gerik nama dan rupa, sehingga dapat melihat dengan nyata bahwa nama dan rupa itu dicengkeram oleh anicca (ketidak-kekalan), dukkha (derita), dan anatta (tanpa aku).
Pancakhanda dalam hubungannya dengan meditasi pandangan terang disebut juga dengan empat landasan perhatian atau empat perenungan (satipatthana) berikut.
1. Perenungan terhadap badan jasmani (kaya nupassana)
Menyadari setiap gerak gerik tubuh. Tujuan dari menyadari tubuh adalah mengetahui sifat sejati tubuh bahwa tubuh terdiri dari unsur-unsur yang selalu berubah sehingga tidak melekati pada tubuh. Terdapat beberapa jenis teknik pengembangan vipassana untuk melatih pikiran.
Anapanasati bhavana sebagai teknik dasar untuk pelaksanaan vipassana. Anapanasati bhavana berarti mengingat dan memperhatikan saat napas masuk dan napas keluar. Tahap awal yang dilakukan sehubungan dengan tubuh adalah mengamati napas dengan cara tertentu. Kita mencatat setiap jenis napas yang ada dan menganalisis sebagaimana adanya napas panjang, napas pendek, napas halus, napas cepat, dan napas lambat.
2. Perenungan terhadap perasaan (Vedana nupassana)
Menyadari segala perasaan batin dan badan yang muncul. Merenungkan perasaan yang sedang dialami secara objektif, baik perasaan senang, perasaan tidak senang, maupun perasaan yang acuh tak acuh. Merenungkan keadaan perasaan yang sebenarnya bagaimana timbul, berlangsung, dan lenyap.
Perasaan harus dikendalikan oleh akal dan kebijaksanaan agar perasaan itu tidak membangkitkan bermacam-macam bentuk emosi. Apabila perasaan telah dapat diatasi dengan cepat maka batin menjadi bebas, tidak terikat oleh apa pun di dalam dunia ini.
3. Perenungan terhadap pikiran (Citta nupassana)
Menyadari muncul, berlangsung, dan lenyapnya pikiran. Jika ada pikiran tamak, iri hati, benci dan sedih dengan menyadarinya. Citta nupassana adalah merenungkan segala gerak-gerik pikiran.
Apabila pikiran sedang dihinggapi hawa nafsu maka harus disadari. Pikiran harus diarahkan pada kenyataan hidup saat ini. Masalah-masalah yang telah lewat atau hal-hal yang akan datang tidak boleh dipikirkan pada saat ini.
4. Perenungan terhadap fenomena (Dhamma nupassana)
Dhamma disini meliputi fenomena lima unsur kehidupan, enam landasan indra, tujuh faktor pencerahan, dan empat kebenaran mulia. Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari lima unsur kehidupan dengan menyadari bahwa ini bentuk jasmani, ini bentuk perasaan, ini bentuk penyerapan, ini bentuk pikiran dan ini kesadaran.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari enam landasan indriya dalam dan luar ialah dengan menyadarinya. Misalnya, inilah mata dan objek bentuk, ini telinga dan obyek suara, ini hidung dan objek bau, inilah lidah dan objek kecapan, inilah badan dan objek sentuhan, dan inilah pikiran dan objek pikiran.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari tujuh faktor penerangan agung (satta bojjhanga) adalah apabila di dalam diri orang yang bermeditasi timbul kesadaran dan penyelidikan Dhamma yang mendalam (dhammavicaya). Selain itu, timbul pula semangat (viriya), kegiuran (piti), ketenangan (passaddhi), pemusatan pikiran (samadhi), dan keseimbangan batin (upekkha) pikiran harus disadari.
Cara merenungkan bentuk-bentuk pikiran dari empat kebenaran mulia (cattari ariya saccani) adalah dengan menyadari bahwa inilah penderitaan, inilah asal mula dari penderitaan, inilah lenyapnya penderitaan, inilah jalan menuju lenyapnya penderitaan
Posting Komentar untuk "Objek Meditasi Pandangan Terang"