Teknik Penciptaan Teater
Sebuah konsep karya cipta teater harus didukung oleh teknik penggarapan
yang memadai agar ide-ide yang berada dalam konsep dapat
dikomunikasikan kepada penonton. Hal-hal teknis yang harus digarap meliputi
unsur-unsur berikut:
1. Naskah atau Lakon
Unsur pertama adalah naskah atau lakon atau cerita yang akan digarap
menjadi sebuah pergelaran teater. Lakon atau naskah adalah materi yang
dijadikan bahan pementasan. Tanpa lakon, tidak ada yang ingin dipentaskan
atau ingin digarap melalui media teater.
Di samping harus menyediakan
lakon, juga memilih bentuk serta jenis lakon yang sesuai dengan kemampuan
para pendukung teater.
Sebab ada lakon yang sulit untuk dipahami apalagi
dipentaskan. Kalaupun dapat, memerlukan pengetahuan yang sangat tinggi
baik dibidang teater itu sendiri, dibidang sastra, serta pemahaman budaya
secara luas.
Oleh karena itu lakon mutlak harus dipahami dulu oleh penggarap
teater sebelum nantinya secara otomatis penonton pun ikut paham. Dengan
memahami lakon akan cepat mendapatkan ide-ide untuk sebuah garapan
pertunjukan.
Di dalam lakon terdapat tema atau dapat disebut inti ceritera
yang merupakan pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada penonton.
Ada lakon yang terdiri dari beberapa tema (multitematik) dan ada lakon yang
hanya terdiri darisatu tema (monotematik).
Begitu juga dalam pembabakannya
dan pengadegannya, ada yang beberapa babak, ada yang hanya satu babak
dan beberapa adegan. Lakon atau Naskah adalah bahan baku untuk membuat
sebuah garapan Teater.
2. Pentas atau Panggung
Unsur kedua adalah pentas atau panggung tempat untukmenyelenggarakan
pertunjukan teater. Panggung atau pentas ditata oleh seorang seniman penata
sebelum dipergunakan untuk pertunjukan. Karya seni dimaksud disebut Tata
Pentas, sedangkan orang yang menatanya disebut Penata Pentas.
Pentas pada
dasarnya adalah karya seni yang ikut menjelaskan gagasan-gagasan yang
terdapat dalam ceritera dalam bentuk visual (bisa dilihat). Dilihat dari bentuk fisiknya, pentas atau panggung tempat pertunjukan
di Indonesia pada garis besarnya ada dua.
Yang pertama adalah pentas yang
berbentuk prosenium yang disebut juga Teater Prosenium. Ciri-cirinya
adalah bahwa bentuk pentas ini senantiasa terdapat jarak antara tempat
permainan dengan tempat penonton.
Jarak tersebut nampak pada ketinggian
tempat permainan (panggung) dengan tempat penonton tidak sama. Tempat
permainan biasanya lebih tinggi atau lebih rendah dari tempat penonton.
Maksudnya agar peristiwa yang terjadi di atas panggung nampak jelas di mata
penonton.
Di samping terdapat perbedaan ketinggian, juga biasanya antara
tempat permainan dengan tempat penonton dibatasi oleh layar penutup. Layar
ini berfungsi sebagai tanda dimulainya pertunjukan dengan cara dibuka, serta
tanda pertunjukan berakhir dengan cara ditutup.
Teknik tutup buka layar ada
yang ditarik oleh petugas yang berada di samping kiri-kanan panggung, ada
juga yang hidrolik, menggunakan tenaga listrik, tinggal tekan kenop saja secara
otomatis layar akan bergerak menutup atau membuka.
Bentuk fisik pentas
prosenium banyak terdapat di gedung-gedung pertunjukan yang biasanya di
kota-kota besar. Bentuk yang kedua adalah apa yang disebut PentasArena atau
Teater Arena. Bentuk pentas ini berbeda dengan bentuk pentas prosenium.
Pentas Arena merupakan tempat terbuka, tidak ada dinding penyekat, serta
tidak ada perbedaan ketinggian lantai yang dipergunakan untuk permainan
dengan lantai untuk tempat penonton. Bentuknya biasanya tapal kuda atau
lingkaran.
Antara pemain dengan penonton tidak terdapat jarak. Penonton
dapat berkomunikasi langsung dengan pemain atau sebaliknya. Bentuk teater
ini biasanya dipergunakan untuk pentas Teater Rakyat atau Teater Tradisional.
Lingkup kerja yang menjadi tanggung jawab penata pentas adalah:
- Menata ruang untuk permainan.
- Menata cahaya untuk memberikan suasana serta menerangi permainan
- Menata suara (agar suara vokal para pemain serta suara musik dapat terdengar jelas dan enak ditelinga penonton). Oleh karena itu perlu ditata sedemikian rupa.
- Menata ruang tempat penonton, agar penonton dapat menyaksikan pertunjukan dengan nyaman dan tertib, maka harus ditata dan disesuaikan dengan daya tampung ruangan yang dipergunakan.
- Menata pintu masuk serta pintu keluar untuk para penonton agar berjalan dengan tertib. Pada waktu penonton masuk harus dipandu oleh panitia atau seksi yang bertugas untuk menerima tamu (biasanya di ruang loby). Kemudian dipandu dan diantar oleh petugas sampai pada tempat yang disediakan. Nah bagaimana konsep anda bilamana mau menggarap teater?
3. Pemain
Pemain yang dimaksud adalah orang-orang yang tergabung dalam sebuah
tim kerja untuk memproduksi karya pertunjukan. Ada pemain yang muncul
di atas panggung disebut pemeran dan ada pemain yang berada di belakang
layar.
Walaupun tidak muncul di atas panggung, namun mereka sama-sama
memiliki peran penting dalam pertunjukan. Contohnya: sutradara, penata
pentas, penata musik, penata tari, serta penata-penata lainnya. Mereka ini
biasanya tidak menjadi pemeran tokoh yang harus muncul di atas panggung.
Kecuali dalam keadaan terpaksa karena kekurangan pemain. Namun peran
mereka di belakang layar sungguh sangat penting untuk terwujudnya sebuah
garapan Teater. Kerja sama dalam tim harusterjalin dengan baik dari berbagai
unsur, karena tanpa itu maka pertunjukan Teater tidak akan berjalan dengan
lancar. Semua pemain dalam kerja teater adalah penting.
pemain sedang memerankan tokoh cerita |
4. Sutradara
Unsur keempat, yaitu sutradara. Orang yang pertama menemukan naskah
yang akan digarap dalam bentuk pertunjukan adalah Sutradara. Dia adalah
seniman penafsir pertama terhadap naskah yang akan dipentaskan.
Gagasangagasannya kemudian disosialisasikan kepada calon-calon pemain atau
calon-calon penata. Sehubungan dengan sangat luasnya tugas dan tanggung
jawab seorang sutradara, maka akan dibahas secara khusus pada bagian
berikutnya.
Dalam karya cipta teater, kahadiran sutradara sangat penting.
Orang yang pertama menafsirkan naskah ke dalam bentuk pertunjukan teater
adalah sutradara. Oleh karena demikian jika tidak ada sutradara, maka tidak
ada gagasan untuk mementaskan teater atau drama.
Sehubungan bahwa
sutradara adalah orang yang pertama membaca dan memahami naskah, maka
sutradara dianggap orang yang paling tahu tentang isi ceritera atau naskah
yang akan dipentaskan. Fungsi sutradara dalam karya cipta teater adalah
penggagas pertama dalam mewujudkan karya pertunjukan, penafsir pertama
terhadap naskah yang akan digarap, serta koordinator dalam melaksanakan
kerja kolektif.
Setelah memahami naskah, melalui analisis peran-peran tokoh
yang terdapat dalam naskah, tempat dan waktu peristiwa, maka sutradara
akan menghimpun orang-orang yang berminat untuk diajak kerjasama dalam produksi teater.
Tugas yang paling berat bagi sutradara adalah mengatur laku.
Tugas tersebut adalah merupakan tugas pokok bagi seorang sutradara, karena
melalui para pemainlah gagasan-gagasan sutradara bisa dikomunikasikan
langsung kepada penonton.
5. Properti
Unsur kelima, adalah properti. Dalam permainan Teater, di samping
mengoptimalkan kemampuan para pemeran di bidang akting, juga dibantu
oleh perlengkapan lain untuk membantu menjelaskan maksud yang terkandung
dalamnaskah.
Perlengkapan tersebut bisa berupa benda-benda yang dihadirkan
di atas panggung, atau juga benda-benda yang dipegang oleh para aktris dan
aktor untuk mendukung permainannya. Properti yang diletakan di atas pentas
untuk kebutuhan pementasan disebut stage prop (perlengkapan panggung),
sedangkan yang dipegang atau dibawa oleh aktor dan aktris diebut hand prop.
Misalnya, dalam sebuah adegan drama yang menceritakan peristiwa yang
terjadi di sebuah dapur pada sebuah rumah di desa. Maka barang-barang yang
harus hadir di pentas adalah barang-barang yang menjadi ciri khas dan terdapat
di dapur.
Contohnya, tungku api, panci, wajan, serta perkakas masak lainnya.
Walaupun tidak ada kata-kata yang menjelaskan tentang tempat peristiwa
tadi, hanya dengan melihat barang-barang yang terdapat di atas pentas, secara
cepat para penonton akan menafsirkan bahwa itu adalah dapur.
Adapun
perlengkapan yang dibawa atau dipegang oleh aktor atau aktris, fungsinya
untuk menegaskan status atau profesi. Kalau ada seorang pemeran muncul di
atas panggung dengan membawa cangkul, para penonton akan menafsirkan
ganda, yaitu petani atau tukang cangkul. Oleh karena itu supaya tegas, tidak
terjadi penafsiran ganda di pihak penonton, maka alat itu harus dimainkan
sebagaimana mestinya.
Kalau pemain itu memerankan seorang petani, maka biasanya cangkul itu
menjadi handprof yang digunakan petani Indonesia untuk mencangkul. Lain
halnya apabila seorang pemain memerankan seorang tukang cangkul, maka
dia harus memperlakukan cangkul sebagai barang dagangan, dengan cara
dijajagan atau ditawarkan. Status tokoh selain dipertegas dengan properti juga
biasanya kostum serta rias sudah sangat membantu dalam penampilannya.
Posting Komentar untuk "Teknik Penciptaan Teater"