Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan
kriteria tertentu. Informasi tentang jumlah penduduk akan lebih bermakna
untuk kepentingan tertentu dengan mengelompokkannya berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan sangat beragam seperti
pendidikan, agama, wilayah geografis, pekerjaan, dan lain-lain. Gambaran
tentang komposisi penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Komposisi Menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk yang dicapai oleh suatu negara
akan memberikan gambaran tentang kualitas sumberdaya manusia
yang tinggal di negara tersebut.
Negara-negara maju tingkat
pendidikan penduduknya termasuk tinggi, sebaliknya dengan
negara-negara berkembang, apalagi negara miskin, terdapat
beberapa ukuran untuk melihat keadaan pendidikan suatu daerah
yaitu Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (AMH), dan
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Rata-rata lama sekolah adalah
jumlah tahun pelajaran penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah
diselesaikan dalam pendidikan formal.
Angka Melek Huruf adalah
persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan
menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidunya
sehari-hari. Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya
serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. tingkat
pendidikannya rendah. Gambaran tentang komposisi penduduk
berdasarkan pendidikan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
|
Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Indonesia Tahun 2010 |
Tabel komposisi pendidikan penduduk Indonesia menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berpendidikan SD/MI/
Sederajat. Penduduk yang berpendidikan sarjana masih sangat
kecil. Karena itu, secara umum tingkat pendidikan penduduk
Indonesia masih tergolong rendah. Adapun gambaran lebih rinci
tentang komposisi pendidikan Indonesia pada beberapa pulau
besarnya adalah sebegai berikut.
1). Sumatra
Berdasarkan data hasil sensus 2010, penduduk Sumatra
sebagian besar (56 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke
bawah.
|
Komposisi Pendidikan Penduduk Sumatra |
Hanya sedikit sekali (5 %) penduduknya yang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi. Ini menunjukkan tingkat
pendidikan penduduk Sumatra masih tergolong rendah.
Dilihat dari rata-rata lama sekolahnya, penduduk Pulau
Sumatra mencapai 8,36 tahun, artinya rata-rata lama
penduduk bersekolah mencapai 8,36 tahun.
Diantara provinsi yang ada di Sumatra, Kepulauan Riau
merupakan provinsi dengan rata-rata lama sekolah terbesar
(9,7 tahun), sedangkan yang terkecil adalah Bangka Belitung
(7,5 tahun). Secara umum, rata-rata lama sekolah telah di
atas rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun.
Dilihat dari kemampuan membaca (melek huruf),
sebagian besar (96,2 %) penduduk Sumatra telah melek
huruf atau bisa membaca. Angka ini melebihi angka ratarata nasional yang mencapai 92,81 %. Demikian pula angka
partisipasi dalam pendidikannya juga cukup tinggi yaitu untuk
sekolah dasar mencapai 98,05 %.
Angka ini melebihi ratarata nasional yang mencapai 97,58 %. Angka partisipasi
tersebut menurun pada SMP dan SMA karena sebagian
tidak melanjutkan sekolah.
2). Jawa dan Bali
Seperti halnya Sumatra, komposisi pendidikan penduduk
di Pulau Jawa juga tidak jauh berbeda keadaannya. Sensus
Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian besar
(59 %) penduduk Jawa dan Bali berpendidikan SD/MI/
sederajat ke bawah. Hanya sebagian kecil (5 %) penduduk
yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
|
Komposisi Pendidikan Penduduk Jawa dan Bali |
Rata-rata lama sekolah di Jawa dan Bali mencapai 8,4
tahun. Angka ini melebihi rata-rata nasional yang mencapai
7,9 tahun. Angka Melek Hurufnya mencapai 92,9 %.
Angka
Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Jawa Timur dan
tertinggi di DKI Jakarta. Pembangunan di Jawa dan Bali yang
lebih pesat dibandingkan dengan daerah lainnya membuat
keadaan pendidikannya lebih baik.
3). Nusa Tenggara
Komposisi penduduk Nusa Tenggara menunjukkan bahwa
sebagian besar (70 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke
bawah. Hanya 4 % dari penduduknya yang berpendidikan
perguruan tinggi. Keadaan ini menunjukkan bahwa
pendidikan di Nusa Tenggara juga masih relatif rendah.
|
Komposisi Pendidikan Penduduk Nusa Tenggara |
Rata-rata lama sekolah di Nusa Tenggara mencapai 6,85
tahun dan berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai
7,9 tahun. Angka Melek Huruf mencapai 85,4 % dan masih
berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 92,81 %.
Walaupun demikian, angka partisipasi sekolahnya berada
sama atau di atas rata-rata nasional.
4). Kalimantan
Penduduk Kalimantan sebagian besar (68 %)
berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Hanya sebagian
kecil (3 %) penduduk yang mampu menamatkan perguruan
tinggi. Keadaan ini menunjukkan kondisi pendidikan yang
relatif rendah.
|
Komposisi Pendidikan Penduduk Kalimantan |
Rata-rata lama sekolah penduduk Kalimantan mencapai
7,9 tahun atau sama dengan angka rata-rata nasionalnya.
Angka Melek Huruf mencapai 94,9 % atau berada di atas
angka rata-rata nasionalnya yang mencapai 92,81 %.
Angka partisipasi sekolahnya hampir umumnya hampir
sama dengan rata-rata nasional. Walaupun demikian, terjadi
penurunan angka partisipasi sekolah untuk SMP dan SMA.
5). Sulawesi
Penduduk Sulawesi juga menunjukkan komposisi
pendidikan yang sama dengan beberapa pulau sebelumnya.
Sebagian besar (62 %) penduduknya berpendidikan SD/
MI/sederajat ke bawah. Hanya 4 % penduduknya yang
mampu menempuh perguruan tinggi. Ini berarti keadaan
pendidikannya juga relatif rendah.
Rata-rata lama sekolah penduduk Sulawesi mencapai
7,85 atau di bawah rata-rata nasional yang mencapai 7,9
tahun. Angka Melek huruf penduduk Sulawesi mencapai
92,5 %. Angka Partisipasi Sekolah juga umumnya berada di atas
rata-rata nasional, walaupun terjadi penurunan dengan
semakin tingginya jenjang pendidikan.
|
Komposisi Pendidikan Penduduk Sulawesi |
6). Maluku
Komposisi pendidikan penduduk Maluku menunjukkan
bahwa sebagian besar (57 %) dari mereka berpendidikan
SD/MI/sederajat ke bawah. Persentase penduduk yang
menempuh perguruan tinggi juga relatif rendah atau hanya
6 % dari penduduknya. Ini berarti keadaan pendidikannya
relatif rendah.
|
Komposisi Pendidikan Penduduk Maluku |
Rata-rata lama sekolah di Provinsi Maluku mencapai 8,45
tahun atau masih berada di bawah rata-rata nasional. Angka
Melek Huruf mencapai 96,32% atau berada di atas rata-rata
nasional.
Angka Partisipasi Sekolah penduduk Maluku umumnya
juga berada di atas rata-rata nasional.
7). Papua
Sebagian besar (67%) penduduk Papua berpendidikan
SD/MI/sederajat. Hanya sebesar 4 persen dari penduduk
papua yang menempuh perguruan tinggi. Angka ini juga
menunjukkan masih rendahnya pendidikan penduduk Papua.
|
Komposisi Pendidikan Penduduk Papua |
Kondisi pendidikan di Papua umumnya masih tertinggal
dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Rata-rata
lama sekolah yang dicapai oleh Penduduk Papua mencapai
7,3 tahun yang berarti masih di bawah rata-rata nasional.
Angka Melek Huruf mencapai 78,24 % atau berada di bawah
rata-rata nasional.
Angka Melek Huruf terendah terdapat di
Provinsi Papua, sedangkan Provinsi Papua Barat hampir
menyamai rata-rata nasional. Angka Parisipasi Sekolah juga
umumnya masih berada di bawah rata-rata nasional.
b. Komposisi Menurut Agama
Negara memberikan kebebasan bagi semua penduduknya untuk
memilih agama sesuai dengan keyakinannya. Kebebasan memilih
tersebut merupakan Hak Azazi Manusia dan karena itu dilindungi
oleh negara.
Tidak diperbolehkan seseorang atau sekelompok
orang memaksakan kehendaknya terhadap orang lain untuk memilih
agama tertentu. Gambaran tentang pemeluk agama di Indonesia
dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
|
Agama yang Dianut oleh Penduduk Indonesia
Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010 |
Berdasarkan tabel tersebut, agama yang dianut oleh penduduk
Indonesia terdiri atas Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khong Hu
Chu dan lain-lain.
Namun, mayoritas penduduk memeluk Agama Islam.
Besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam tidak lepas dari
sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Islam masuk ke Indonesia
dari Persia, India (Gujarat) dan Arab Saudi. Pada abad ke-7 pengaruh
Islam masuk ke Indonesia dari Arab.
Pada abad ke-13 Masehi terjadi perdagangan dari Gujarat India ke
Indonesia dengan membawa pengaruh Agama Islam. Masih pada abad
ke-13, Islam juga masuk dari Persia (Iran) ke Indonesia.
Walaupun, Agama Islam bukan agama pertama yang masuk ke
Indonesia, namun agama tersebut banyak diterima oleh masyarakat
Indonesia.
|
Tempat Ibadah berbagai agama di Indonesia |
Gambaran lebih rinci tentang komposisi penduduk berdasarkan agama
pada sejumlah pulau besar di Indonesia adalah sebagai berikut.
1) Sumatra
Sebagian besar (87%) penduduk Sumatra beragama Islam.
Sisanya secara berturut-turut adalah Kristen (9%), Katolik (2%),
Hindu (< 1%), Budha (1%), Khong Hu Chu (1%). Diantara provinsi
yang ada di Sumatra, Provinsi NAD merupakan provinsi dengan
persentase penduduk muslim terbesar yang mencapai 98,19 %
dari jumlah penduduknya.
2) Jawa dan Bali
Sebagian besar (93%) penduduk Jawa dan Bali beragama
Islam. Agama lainnya yang dianut penduduk Jawa dan Bali
adalah Kristen (2%), Katolik (1%), Hindu (2% ), Buddha (< 1%),
Khong Hu Chu (< 1%).
Jawa Barat merupakan provinsi dengan
persentase muslim terbesar di Jawa dan Bali yang mencapai
97% dari jumlah penduduknya. Sementara itu, provinsi dengan
penduduk bergama Hindu terbesar adalah Provinsi bali yang
mencapai 83,46%.
3) Nusa Tenggara
Jumlah dan persentase penduduk beragama Islam di Nusa
Tenggara jauh lebih kecil dibandingkan dengan di Pulau Jawa
dan Sumatra. Penduduk beragama Islam di Nusa Tenggara
mencapai 52%. Sisanya adalah Katolik (28%), Kristen (18%),
dan Hindu (1%).
Walaupun demikian, persentase penduduk
beragama Islam tetap dominan di Nusa Tenggara Barat yang
mencapai 96,47%. Di Nusa Tenggara Timur sebagian besar
penduduknya beragama Katolik yaitu mencapai 54,14%,
sedangkan yang beragama Islam hanya 9,05%.
4) Kalimantan
Sebagian besar penduduk Kalimantan menganut agama Islam.
Walaupun tidak sebesar pulau Sumatra dan Jawa, persentase
penduduk yang memeluk agama Islam mencapai 78%, kemudian
diikuti oleh Kristen sebesar 9%, Katolik 9% dan Buddha sebesar
2%.
Provinsi dengan persentase penduduk beragama Islam
terbesar di Kalimantan adalah provinsi Kalimantan Selatan
yang mencapai 96,67% dari jumlah penduduknya. Sementara itu,
Kalimantan merupakan provinsi dengan persentase penduduk
Islam yang terkecil.
5) Sulawesi
Pemeluk agama Islam di Sulawesi mencapai 81 % dari jumlah
penduduknya. Pemeluk agama lainnya adalah Kristen (16 %),
Katolik (2 %), Hindu (1 %), dan Buddha serta Khong Hu Chu
(<1%). Di antara provinsi yang ada, Provinsi Gorontalo merupakan
provinsi dengan persentase pemeluk agama Islam terbesar
yang mencapai 97,81 dari jumlah penduduknya.
Sementara itu,
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki pemeluk agama Islam paling
kecil yaitu 77,72 % dari jumlah penduduknya.
6) Maluku
Pemeluk Agama Islam di Maluku mencapai 60 % dari jumlah
penduduknya. Diantara provinsi yang ada di Maluku, Provinsi
Maluku Utara memiliki persentase pemeluk agama Islam lebih
besar dibandingkan Provinsi Maluku yang mencapai 50,61 %
dari jumlah penduduknya .
7) Papua
Wilayah Papua terdiri atas dua provinsi yaitu Papua Barat
dan Papua. Sebagian besar penduduknya beragama Kristen
yang mencapai 63 % dari jumlah penduduknya. Pemeluk agama
Islam di wilayah Papua hanya mencapai 21 % atau paling kecil
dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Agama
lainnya yang ada di Papua adalah Katolik, Hindu, Buddha dan
Khong Hu Chu.
c. Komposisi Menurut Bidang Usaha
Aktivitas perekonomian negara akan tergambar dari bidang
usaha yang digeluti oleh penduduknya. Negara-negara miskin dan
berkembang biasanya lebih banyak dari penduduknya yang bekerja
dalam bidang usaha pertanian, sebaliknya negara maju lebih banyak
penduduknya yang bekerja dalam bidang perdagangan, jasa, dan
industri.
Penduduk Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan lapangan
pekerjaannya menjadi pertanian, industri, konstruksi, perdagangan,
transportasi, keuangan, jasa kemasyarakatan, dan lainnya.
Gambaran tentang jumlah bidang usaha yang digeluti oleh penduduk
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
|
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2004 dan 2012 |
Berdasarkan data dari BPS
tahun 2012, tampak bahwa
sebagian besar penduduk
Indonesia masih bekerja
pada sektor pertanian yang
mencapai angka 38.882.134
orang atau 35,1 % dari total
penduduk usia 15 tahun ke atas
yang bekerja.
Jumlah tertinggi
berikutnya secara berturutturut adalah perdagangan
22,21 juta orang (20,68 %),
jasa kemasyarakatan 15,62
juta orang (14,54 %) dan
seterusnya. Adapun gambaran
komposisi penduduk
berdasarkan bidang usaha
sebagai di Indonesia pada
sejumlah pulau utamanya
adalah sebagai berikut.
1) Sumatra
Sebagian besar penduduk Sumatra bekerja dalam sektor
pertanian. Lahan pertanian yang luas dan belum berkembangnya
aktivitas perekonomian di luar sektor pertanian, membuat sebagian
penduduk masih memilih bekerja di sektor pertanian.
Disamping
itu, sebagian besar penduduk memiliki pendidikan yang rendah.
Walaupun demikian, Propinsi Riau merupakan pengecualian karena
sebagian besar penduduknya justru memperoleh pendapatan dari
sektor non pertanian.
2) Jawa dan Bali
Sebagian besar penduduk Jawa dan Bali bekerja di sektor
pertanian dan perdagangan. Walaupun demikian, keadaannya
agak berbeda dengan pulau Sumatra. Penduduk Jawa dan Bali
yang bekerja di sektor pertanian lebih rendah persentasenya
dibandingkan dengan Penduduk Pulau Sumatra. Mengapa
demikian?
Tentu saja karena sektor perdagangan dan industri di Pulau
Jawa dan Bali jauh lebih berkembang dibandingkan Pulau
Sumatra. Sektor perdagangan berkembang hampir di setiap
provinsi terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta
dan Bali.
3) Nusa Tenggara
Seperti halnya Sumatra dan Jawa, penduduk Nusa
Tenggara sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Bahkan,
persentasenya mencapai 57 % yang berarti lebih besar dari
Sumatra apalagi Jawa. Keadaan ini terjadi karena sektor lainnya
belum berkembang seperti halnya di Pulau Jawa dan Bali.
Sektor
lainnya yang cukup berkembang adalah perdagangan dan jasa
kemasyarakatan. Jika dibandingkan, penduduk yang bekerja
di luar sektor pertanian lebih berkembang di Nusa Tenggara
Barat daripada Nusa Tenggara Timur.
Di Nusa Tenggara
Barat telah berkembang sektor pariwisata yang menawarkan
keindahan alam dan budaya. Posisinya yang dekat dengan
Bali juga sangat mendukung berkembangnya sektor tersebut,
sehingga banyak wisatawan dari Bali yang sengaja berkunjung
ke Nusa Tengara Barat.
4) Kalimantan
Hampir separuh penduduk Kalimantan bekerja di sektor
pertanian. Bahkan, lebih separuh penduduk Kalimantan Barat
dan Tengah bekerja pada sektor pertanian. Walaupun demikian,
sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa masyarakat
juga mulai berkembang. Hal tersebut terutama terjadi di
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
5) Sulawesi
Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2012 di Sulawesi
mencapai 7,79 juta orang. Sebagian besar wilayah Sulawesi
merupakan wilayah agraris, sehingga sektor pertanian masih
menjadi pilihan sebagian besar penduduknya.
Kesempatan
kerja di perdesaan masih lebih banyak tersedia dibandingkan
di perkotaan. Sektor lainnya yang mulai berkembang adalah
perdagangan, rumah makan, hotel, dan jasa masyarakat.
Sebagian besar dari penduduk yang bekerja di Sulawesi memiliki pendidikan yang rendah karena merupakan tamatan
pendidikan dasar dan menengah.
6) Maluku
Sektor pertanian merupakan sektor paling dominan di
Maluku. Sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa
juga telah berkembang, terutama di provinsi Maluku. Sama
dengan provinsi lainnya, sebagian dari penduduk yang bekerja,
memiliki pendidikan yang rendah yaitu tamatan Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah.
7) Papua
Penduduk yang bekerja di Papua mencapai 1,9 juta orang.
Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor pertanian.
Lahan yang sangat luas di Papua masih memungkinkan
untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Karena itu,
lapangan kerja masih terbuka di perdesaan dibandingkan di
perkotaan. Sektor lainnya yang mulai berkembang adalah
sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa.
d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Wilayah Geografis Desa
dan Kota
Secara geografis, penduduk dapat dibagi berdasarkan lokasi
tempat tinggalnya di desa atau kota. Lokasi tempat tinggal penduduk
tersebut dapat menjadi ciri dari perkembangan ekonomi suatu
negara. Biasanya, sebagian besar penduduk negara-negara maju
tinggal di perkotaan, sebaliknya dengan negara-negara miskin dan
berkembang.
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan terjadi karena
pertambahan alami (selisih antara kelahiran dan kematian) serta
berpindahnya penduduk desa ke kota dengan alasan utama untuk
memperoleh pekerjaan di kota.
Kota memberikan peluang lapangan kerja yang lebih banyak dan
lebih menjanjikan dari sisi pendapatannya dibandingkan dengan
desa sehingga makin banyak orang berpindah ke kota. Oleh karena
itu, motif ekonomi cenderung dominan dalam peristiwa perpindahan
penduduk dari desa ke kota.
Bahkan, sejumlah negara memiliki
penduduk yang semuanya tinggal di kota. Negara-negara berikut
memiliki persentase penduduk kota mencapai 100% yaitu China
Hongkong, China Macao, Singapura, Puerto Rico, Nauru, Malta,
Bahrain, dan Qatar.
Masyarakat kota tentu berbeda ciri-cirinya jika dibandingkan
dengan masyarakat desa. Secara umum, perbandingan ciriciri masyarakat desa dan kota dikemukakan oleh Soerjono
Soekanto (2002) dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
|
Perbandngan Ciri Masyarakat Desa dan Kota |
Perbandingan atau komposisi penduduk desa-kota di Indonesia
menunjukkan hampir berimbang dari sisi jumlah. Berdasarkan data
Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk pedesaan mencapai
119.321.070 jiwa (50,21%) dan penduduk perkotaan mencapai
118.320.256 jiwa (49,79%). Ini berarti banyak penduduk tertarik
tinggal di kota atau karena banyak desa sudah berubah menjadi kota
(perubahan status desa secara administratif).
Posting Komentar untuk "Komposisi Penduduk Indonesia"