Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia
Aktivitas manusia, seperti berjalan, melihat dengan mata, mencium bau dengan hidung, mendengarkan musik dengan telinga, merasakan nikmatnya makanan dengan lidah dan segala aktivitas lainnya dapat dilakukan dan berjalan dengan baik karena adanya koordinasi dari sistem saraf.
Pengelolaannya biasa dilakukan bersama sistem hormon. Selain itu, sistem saraf bertanggung jawab atas daya pikir, tingkah laku, dan perasaan. Sistem saraf menjaga tubuh agar dapat berhubungan dengan lingkungan. Lingkungan beserta perubahannya menjadi rangsangan terhadap kerja otak beserta sistem saraf.
Rangsangan bisa berasal dari luar, misalnya, cahaya, gelombang suara, panas, dingin, rasa asin, manis, pahit, dan zat kimia (rangsang bau). Semua itu disebut rangsang luar. Rangsang dalam, yaitu rangsangan yang datang dari dalam tubuh, misalnya rasa lapar, haus, dan lelah.
Rangsang diterima oleh alat tubuh yang disebut reseptor. Rangsang luar diterima oleh reseptor luar, seperti alat-alat indra.
A. Susunan Sistem Saraf Manusia
Sistem saraf pada manusia dibentuk oleh otak, sumsum tulang belakang, dan serabut-serabut (urat) saraf yang menjulur dari otak dan sumsum tulang belakang. Perhatikan Gambar
Sistem saraf manusia |
1. Otak
Bagian-bagian otak manusia |
2. Sumsum tulang belakang
3. Serabut saraf
Struktur sel saraf |
Dendrit adalah juluran-juluran sitoplasma yang berasal dari badan sel. Jumlah juluran ini banyak, pendek, dan bercabang-cabang. Dendrit berfungsi menerima dan membawa rangsangan (impuls) ke badan sel. Neurit atau akson adalah juluran sitoplasma yang berasal dari badan sel. Jumlahnya hanya satu dan sangat panjang.
macam-macam sel saraf (neuron) berdasarkan fungsinya |
Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang menghubungkan reseptor dengan pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf motorik berfungsi menghantarkan respons dari pusat saraf ke organ. Adapun sel saraf konektor berfungsi menghubungkan sel saraf motorik dan sensorik.
B. Sistem Saraf dan Gerak Manusia
Gerak biasa |
C. Alat Indra Manusia
Manusia dapat menanggapi berbagai jenis rangsang yang ada di lingkungan dengan adanya alat indra. Hidung dan lidah menangapi rangsang terhadap bau dan rasa zat kimia. Kulit dan telinga menangapi rangsang berupa tekanan, tegangan suara, dan gaya berat. Adapun rangsang cahaya ditanggapi oleh mata.
1. Hidung (Indra Pembau)
Alat penerima rangsang bau terletak jauh di dalam rongga hidung. Terdiri atas sel-sel saraf pembau yang tersusun berjajar. Pada bagian ujung saraf pembau terdapat rambut-rambut halus (silia) sebagai badan sel sarafnya, sedangkan aksonnya membentuk bundelan saraf menuju ke otak. Perhatikan Gambar.
(a) hidung dan bagiannya (b) organ olfaktori |
2. Lidah (Indra Pengecap)
Pada lidah terdapat indra pengecap yang terdiri atas puting-puting pengecap. Manusia dapat membedakan empat rasa dasar, yaitu rasa manis, asam, pahit, dan asin. Keempat macam rasa ini diterima oleh puting-puting pengecap yang berbeda penyebaran dan bentuknya.
Puting pengecap untuk rasa manis terdapat di ujung lidah, pahit pada pangkal lidah, asin dan asam di pinggir (di bagian tepi) lidah. Pengecap untuk rasa pahit merupakan pengecap yang paling sensitif. Hal ini sehubungan dengan daya penjagaan tubuh terhadap makanan beracun atau yang berbahaya, yang kebanyakan berasa pahit.
Bagian lidah yang peka terhadap rasa tertentu |
3. Kulit (Indra Peraba)
Penyebaran jenis-jenis reseptor pada kulit tidak sama. Ada kulit atau daerah yang peka terhadap sentuhan, dipastikan daerah tersebut banyak mengandung saraf yang peka terhadap rangsang sentuhan (saraf peraba). Contohnya, pada ujung jari. Reseptor yang peka terhadap nyeri, hampir merata berada di seluruh permukaan kulit.
4. Telinga (Indera Pendengaran)
Telinga yang merupakan indra pendengaran terdiri atas tiga bagian utama, yaitu telinga bagian luar, tengah, dan dalam. Telinga bagian luar, terdiri atas daun telinga, lubang telinga, saluran telinga luar, dan selaput gendang telinga (selaput Timpani).
Telinga bagian tengah, terdiri atas rongga telinga tengah, dan lubang yang menuju saluran Eustachius. Pada rongga telinga tengah terdapat tulang-tulang kecil sebanyak tiga buah yang berfungsi meneruskan getaran bunyi dari selaput gendang telinga ke bagian lebih dalam.
Susunan tiga tulang tersebut adalah tulang martil yang berhubungan dengan selaput gendang telinga, tulang landasan yang terletak di tengah dan tulang sanggurdi yang berhubungan dengan jendela oval.
Saluran Eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan rongga mulut. Saluran ini berfungsi agar tekanan di bagian dalam telinga sama dengan tekanan di luar.
Telinga bagian dalam terdiri atas koklea dan alat keseimbangan. Koklea atau rumah siput bentuknya spiral dan berfungsi sebagai organ pendengaran. Adapun alat keseimbangan berupa saluran setengah lingkaran (saluran semisirkular) sebanyak tiga buah.
5. Mata (Indra Penglihat)
Mata merupakan alat penglihatan yang sangat berharga. Dengan mata, kamu dapat melihat dunia yang sangat indah ini. Terdapat apa saja di dalam mata? Bagaimana caranya sehingga kamu dapat melihat benda?
Mata berbentuk bola dan terdapat sepasang. Kedua bola mata terdapat di dalam rongga mata. Pada bagian luar bola mata terdapat alis, bulu mata, dan kelopak. Adapun bagian dalam bola mata terdiri atas kornea, cairan aqueous humor, pupil, iris, lensa, cairan vitreous humor, retina, dan saraf penglihatan.
mata manusia |
Perhatikan gambar bagian bola mata berikut ini. Mata dapat melihat saat ada cahaya. Cahaya yang mengenai benda akan dipantulkan ke mata. Cahaya akan membentuk bayangan benda. Bayangan benda pertamatama akan mengenai kornea, cairan aqueous humor, pupil, lensa, cairan vitreous humor, dan retina.
Bayangan yang terbentuk pada retina adalah terbalik. Dari retina, bayangan benda akan diteruskan ke otak oleh saraf penglihatan. Setelah diolah di otak, kita dapat mengetahui apa yang sedang dilihat. Kita dapat melihat suatu benda apabila benda tersebut memantulkan cahaya.
Cahayanya dipantulkan ke mata. Cahaya masuk ke pupil. Apabila cahayanya terlalu kuat, pupil akan menyempit. Sebaliknya, apabila cahaya kurang kuat, pupil akan melebar. Agar bayangan jatuh pada alat penerima rangsang cahaya, maka bayangan tersebut harus tepat jatuh pada retina mata.
Retina mengandung sel-sel saraf penerima. Bayangan dapat jatuh ke retina karena adanya pengaturan kecembungan lensa mata.
Lensa mata dapat menjadi lebih cembung atau lebih pipih. Bagian mata yang berperan mencembung dan memipihkan lensa mata ialah otot-otot penggantung lensa mata Perubahan cembung dan pipihnya lensa mata disebut akomodasi.
Semakin jauh benda yang dilihat, semakin pipih lensa mata. Sebaliknya, semakin dekat benda yang dilihat, makin cembung lensanya.
Apabila bayangan benda sudah mengenai retina, maka impuls cahaya tadi akan diteruskan oleh serabut saraf penglihatan menuju ke otak. Di otak, impuls ini akan diterjemahkan. Dengan demikian, kita akan mengetahui benda apa yang kita lihat.
D. Kelainan pada Sistem Saraf dan Alat Indra Manusia
Gangguan pada sistem saraf dapat terjadi akibat adanya kerusakan otak ataupun bagian saraf lainnya. Kerusakan pada otak dapat terjadi karena adanya benturan keras atau karena pengaruh makanan dan obat-obatan. Benturan pada kepala yang mengenai bagian ingatan akan menyebabkan amnesia.
Benturan yang mengenai bagian lain seperti bagian penglihatan maka yang terganggu adalah penglihatan seperti mengalami kebutaan, begitu pula jika mengenai bagian otak lainnya. Pengaruh penggunaan obat-obatan terutama obat terlarang seperti narkoba akan menghancurkan fungsi otak.
Selain itu, jumlah sel otak pun akan menurun dan otak akan menciut. Seiring dengan kehancuran otak, maka koordinasi, daya ingat, penglihatan, pendengaran dan seluruh tubuh kita akan terganggu fungsinya. Mengonsumsi obat terlarang adalah awal kehancuran dari seluruh bagian tubuh kita tanpa bisa kita perbaiki lagi.
Gangguan pada alat indra dapat terjadi karena adanya gangguan pada sistem saraf terutama otak atau akibat kerusakan pada alat indra itu sendiri.
1. Gangguan pembau
Gangguan pembau umumnya terjadi akibat kita mengalami pilek akibat terserang virus influenza. Lendir pada hidung yang diproduksi dalam jumlah banyak saat pilek membuat hidung tersumbat dan bau dari zat kimia tidak sampai pada organ olfaktori.
Virus influenza yang tidak juga sembuh dapat menyebabkan peradangan pada hidung atau sinusitis. Saat flu biasanya nafsu makan kita hilang karena bau dari makanan yang membangkitkan selara makan kita tidak tercium hidung. Bau makanan akan merangsang otak yang akan mempengaruhi pengeluaran enzim pencernaan.
2. Gangguan pengecapan
Gangguan pengecapan dapat terjadi jika lidah sebagai indra pengecap mengalami gangguan. Gangguan dapat berupa timbulnya bercak-bercak putih yang menutupi puting pengecap pada lidah, sehingga rasa dari makanan tidak masuk dengan sempurna dalam puting pengecap.
Bercak putih biasanya berupa kumpulan bakteri yang dapat timbul akibat panas dalam, akibat suka mengkonsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas atau kurang rutin dibersihkan.
3. Gangguan pada kulit
Gangguan kulit akan mempengaruhi kerja ujung saraf yang terdapat pada kulit. Gangguan kulit biasanya kita rasakan sebagai rasa gatal. Gangguan tersebut dapat berupa panu, kudis, kurap atau borok. Penyakit ini biasanya ditimbulkan oleh bakteri atau jamur yang bersifat parasit pada kulit kita.
Jamur atau bakteri menjadikan jaringan kulit sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai sumber makanannya. Untuk menghilangkan penyakit kulit dapat digunakan antibiotik atau fungisida, namun alangkah lebih baik jika kita mencegahnya dengan pola hidup yang bersih.
4. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran selain terjadi akibat gangguan pada sistem saraf, dapat juga terjadi akibat adanya pengerasan. Manusia umumnya hanya dapat mendengar bunyi dengan frekuensi dari 20 - 20.000 Hertz (Hertz = ukuran satuan getaran).
Gangguan alat pendengaran bisa merupakan kerusakan yang permanen karena tidak dapat dibantu oleh alat bantu pendengaran.
Kerusakan permanen dapat disebabkan oleh gendang telinga (selaput Timpani) pecah, saraf pendengaran putus atau sudah tidak sensitif, pusat saraf di otak rusak, dan rusaknya tulang martil, tulang landasan, atau tulang sanggurdi.
Sementara itu, gangguan yang lebih ringan pada alat pendengaran dapat terjadi karena infeksi pada bagian telinga, kotoran menumpuk, dan cairan limfa di saluran rumah siput tidak normal (misalnya terlalu pekat).
5. Gangguan penglihatan
Gangguan mata terjadi jika penglihatan seseorang terganggu. Ada beberapa hal yang dapat mengganggu proses melihat, antara lain apabila terjadi kerusakan pada saraf mata yang menuju ke otak, misalnya sarafnya di suatu tempat terjepit oleh sejenis tumor.
Gangguan pada pusat saraf penglihatan yang ada di otak menyebabkan orang buta, walaupun alat-alat lainnya normal. Pada usia lanjut, kornea mata yang bening dapat menjadi kabur. Hal ini dapat diatasi dengan transplantasi kornea dari donor mata yang sudah meninggal.
Lensa mata dapat menjadi kabur karena penyakit katarak yang umumnya diderita oleh orang tua. Penyakit tersebut dapat disembuhkan melalui operasi.
Pada Mata yang normal bayangan jatuh tepat di bintik kuning pada retina. Gangguan mata juga karena jatuhnya bayangan tidak tepat pada retina, disebabkan lensa mata tidak dapat berakomodasi, atau bola mata terlalu pipih atau terlalu cembung.
Berdasarkan jatuhnya bayangan pada retina, keadaan mata dibedakan menjadi miopi, hipermetropi, presbiopi dan astigmatisma.
Presbiopi umumnya terdapat pada orang lanjut usia. Penyebabnya daya akomodasi mata sudah berkurang. Lensa tetap pipih karena otot penggantung lensa tak dapat bekerja dengan baik. Keadaan ini dapat ditolong dengan kacamata lensa cembung (positif).
Astigmatisma terjadi karena bentuk lingkaran pemukaan bola mata tidak merata. Cacat mata ini dapat ditolong dengan kacamata silindris. Namun, bila astigmatisma tidak teratur, lensa silindris pun tidak dapat menolong.
Rabun senja atau hemeralopi terjadi apabila seseorang kekurangan vitamin A. Bila hal tersebut terjadi secara berkelanjutan akan diikuti oleh gejala terbentuknya bintik putih (bitot spot), dan mengeringnya kornea (xeroftalmia) yang pada akhirnya akan terjadi kerusakan kornea (keratomalasi).
Posting Komentar untuk "Sistem Koordinasi dan Alat Indra pada Manusia"