Proses Terjadinya Perubahan Sosial
Menurut Alvin L. Bertrand (sebagaimana dikutip Arif Rohman,
2002), proses awal perubahan sosial adalah adanya komunikasi.
Melalui kontak dan komunikasi, unsur-unsur kebudayaan baru dapat
menyebar baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan.
Proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada
masyarakat lainnya disebut proses difusi. Proses berlangsungnya
difusi akan mendorong terjadinya akulturasi dan asimilasi. Kesemua
proses ini akan kita kaji bersama materi berikut ini.
1. Difusi
Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari orang perorangan kepada orang perorangan yang lain,
dan dari masyarakat ke masyarakat lain.
Misalnya, terdapat penemuan
baru dalam suatu masyarakat, maka penemuan itu dapat diteruskan
dan disebarkan kepada masyarakat yang lain dengan cara difusi
sehingga mereka pun dapat menikmati manfaat dari penemuan baru
itu.
Oleh karena itu, difusi dapat menjadi pendorong bagi tumbuhnya
suatu kebudayaan dan menambah kebudayaan-kebudayaan manusia
yang telah ada.
Masuknya unsur-unsur kebudayaan baru secara difusi dapat
terjadi dengan cara-cara sebagai berikut.
a. Hubungan Simbiotik
Hubungan simbiotik adalah suatu hubungan di mana bentuk dari
masing-masing kebudayaan hampir tidak berubah. Contoh:
pertukaran pelajar antarnegara
b. Secara Damai (Penetration Pacifique)
Dengan cara ini, unsur-unsur kebudayaan baru masuk ke suatu
kebudayaan secara damai. Contohnya yaitu perubahan model baju.
Banyak tren-tren baju saat ini yang dipengaruhi oleh budaya luar.
Unsur-unsur asing ini diterima dengan tidak sengaja dan tanpa
paksaan.
c. Peperangan (Kekerasan)
Unsur kebudayaan baru yang dapat dimasukkan secara paksa ke
dalam kebudayaan penerimanya. Cara seperti ini dapat dilakukan dengan peperangan.
2. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan
baru dari luar secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas
kepribadian kebudayaan sendiri. Contoh, budaya selamatan merupakan bentuk akulturasi antara budaya lokal dalam budaya Jawa dengan
budaya Islam.
3. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur
kebudayaan dari luar yang bercampur dengan unsur-unsur
kebudayaan lokal menjadi unsur-unsur kebudayaan baru
yang berbeda. Contoh, membaurnya etnis Tionghoa dengan
masyarakat pribumi.
Proses asimilasi akan berlangsung
lancar dan cepat dipengaruhi oleh beberapa faktor
pendorong, yaitu:
- Adanya toleransi antarkebudayaan yang berbeda.
- Adanya kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
- Adanya sikap menghargai terhadap hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa.
- Adanya sikap terbuka dari golongan berkuasa.
- Adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama.
- Terjadinya perkawinan campuran.
- Adanya musuh bersama dari luar.
Selain faktor-faktor pendorong terdapat juga faktor-faktor yang
dapat menghambat proses asimilasi antara lain:
- Letak geografis yang terisolasi.
- Rendahnya pengetahuan tentang kebudayaan lain.
- Adanya ketakutan terhadap budaya lain.
- Adanya sikap superior yang menilai tinggi kebudayaannya sendiri.
- Perasaan in-group yang kuat.
- Adanya perbedaan kepentingan.
4. Akomodasi
Akomodasi adalah proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan lokal.
Contoh, penerimaan ide demokrasi dan ide tentang HAM dari
kebudayaan Barat. Proses penerimaan ini tentunya membawa
perubahan pada masyarakat yang bersangkutan.
Karenanya melalui
proses akomodasi perubahan sosial dapat terjadi. Namun, dalam halhal tertentu proses akomodasi merupakan proses penerimaan unsurunsur kebudayaan luar dalam rangka menghindari konflik.
Posting Komentar untuk "Proses Terjadinya Perubahan Sosial"