Kromosom, Meiosis, dan Pewarisan Sifat
Pada 1902, seorang sarjana Amerika, alter Sutton dan seorang ahli biologi Jerman, Theodor Boveri secara terpisah menemukan hubungan antara pembelahan meiosis dan pola pewarisan sifat Mendel.
Mereka mengamati bahwa kromosom pada pembelahan meiosis memiliki perilaku yang mirip dengan perilaku gen-gen yang dijelaskan Mendel. Sutton meneliti sel testis belalang dan menemukan bahwa kromosom berpisah selama meiosis.
Gen-gen tersusun kembali dan mengelompok secara acak. Melalui pengamatan yang hati-hati, Sutton dan Boveri mengajukan teori kromosom pewarisan sifat. Berdasarkan teori ini, kromosom membawa unit hereditas (gen) Mendel. Unit hereditas ini memisah dan tersusun kembali dalam meiosis dan fertilisasi. Perhatikan gambar berikut.
Segresi dan pengelompokan |
Gambar tersebut memperlihatkan pergerakan kromosom selama
meiosis dan bagaimana gen dibagikan selama pembentukan gamet. Induk
jantan dari generasi P1
memberikan alel Y dan R, sedangkan induk betina
memberikan alel y dan r kepada sel tubuh F1 (Gambar a). Individu
F1
akan dewasa dan menghasilkan gamet (Gambar b).
Saat pembentukan gamet, dua pasang kromosom homolog dapat
tersusun dalam dua cara yang berbeda saat metafase(Gambar c).
Cara pertama menghasilkan gamet dengan susunan kromosom mirip induk
P1. Menghasilkan gamet dengan kombinasi gen YR dan yr.
Cara kedua
menghasilkan gamet rekombinasi (kombinasi baru) dengan kombinsi gen
yR dan Yr (Gambar d). Hasil kerja Sutton dan Boveri ini memperlihatkan hubungan antara gen, kromosom, meiosis, dan pewarisan sifat
yang dikemukakan Mendel.
Posting Komentar untuk "Kromosom, Meiosis, dan Pewarisan Sifat"