Faktor Pendorong, Penghambat, dan Penyebab Perubahan Sosial
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat umumnya dikarenakan anggota masyarakat merasa tidak puas dengan kehidupan yang lama. Norma-norma dan lembaga-lembaga yang ada dianggap tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup yang baru.
Oleh karenanya, masyarakat menuntut adanya perubahan. Pada dasarnya, perubahan tidak terjadi begitu saja tanpa ada faktor-faktor yang memengaruhinya. Dalam sosiologi dijelaskan bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya faktor-faktor pendorong, penghambat, dan penyebab perubahan sosial. Apa saja faktor-faktor tersebut akan dipelajari bersama pada materi ini.
1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai
perubahan sosial, bahkan kamu mampu menemukan bentuk-bentuk
perubahan yang terjadi di masyarakat. Nah, sekarang
carilah faktor-faktor apa saja yang mampu mendorong
perubahan sosial, sebagai langkah awal memahami materi
ini.
Secara umum terjadinya perubahan sosial dalam
masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Kontak dengan Budaya Lain
Berhubungan dengan budaya lain dapat pula mendorong munculnya perubahan sosial. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya bahwa bila dua kebudayaan
saling bertemu maka kedua kebudayaan tersebut akan
saling memengaruhi yang akhirnya membawa perubahan.
Hubungan atau kontak dengan kebudayaan lain
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu difusi,
akulturasi, asimilasi, dan akomodasi.
b. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan formal dalam hal ini berarti pendidikan yang
ditempuh melalui jenjang-jenjang pendidikan seperti SD, SMP,
SMA, dan perguruan tinggi.
Dengan pendidikan, kamu dapat
membuka pikiran serta menerima hal-hal baru. Selain itu, kamu
dapat membandingkan kebudayaan mana yang mampu memenuhi
kebutuhanmu serta kebudayaan mana yang tidak sesuai. Melalui
pengetahuan itu, mendorong individu mengadakan perubahan
untuk mencapai tujuan hidupnya.
c. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan-Keinginan untuk Maju
Sikap tersebut merupakan salah satu sikap yang
mendorong munculnya penemuan-penemuan sosial
yang membawa perubahan sosial. Hal ini dikarenakan
jika hasil karya seseorang dihargai, maka seseorang
akan terpacu untuk menemukan sesuatu yang baru.
d. Sistem Terbuka dalam Lapisan-Lapisan Masyarakat
Sistem terbuka ini memungkinkan adanya gerak sosial
vertikal sehingga memberi kesempatan seseorang
untuk maju. Adanya kesempatan untuk menaiki
stratifikasi tinggi yang disediakan oleh sistem ini
mendorong seseorang melakukan perubahan menuju
ke arah yang lebih baik.
e. Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang heterogen akan lebih mudah melakukan
perubahan. Contoh, masyarakat Indonesia yang memiliki
kebudayaan, ras, dan ideologi yang berbeda-beda. Masyarakat
tersebut akan sangat mudah mengalami pertentangan.
Pertentangan-pertentangan yang terjadi tentunya dapat menimbulkan
keguncangan yang pada akhirnya mendorong terjadinya
perubahan dalam masyarakat.
f. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
Adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu bidang tertentu,
mendorong masyarakat melakukan perubahan. Hal ini dapat
dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia.
Perubahan-perubahan ini timbul karena adanya ketidakpuasan
masyarakat terhadap cara kerja pemerintah.
2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Dalam perubahan sosial selain faktor pendorong terdapat
juga faktor penghambat terjadinya perubahan sosial. Faktorfaktor penghambat perubahan sosial antara lain:
a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Kehidupan terasing menyebabkan sebuah masyarakat
tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang
terjadi di masyarakat lain. Mereka terkungkung dalam
tradisinya sendiri dan tidak mengalami perubahan.
Padahal kebudayaan lain dapat memperkaya kebudayaannya sendiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa komunikasi merupakan kunci terjadinya
perubahan sosial budaya.
b. Sikap Masyarakat yang Sangat Tradisional
Masyarakat tradisional biasanya bersikap mengagungagungkan tradisi dan masa lampau. Mereka beranggapan bahwa tradisi tersebut secara mutlak tidak dapat
diubah. Anggapan inilah yang menghambat adanya
proses perubahan sosial. Keadaan tersebut akan
menjadi lebih buruk apabila yang berkuasa dalam
masyarakat yang bersangkutan adalah golongan
konservatif.
c. Rasa Takut akan Terjadinya Kegoyahan pada Integrasi Kebudayaan
Pada dasarnya semua unsur kebudayaan tidak mungkin
berintegrasi dengan sempurna. Namun demikian,
terdapat beberapa unsur tertentu memiliki derajat
integrasi yang tinggi.
Keadaan inilah yang membuat
suatu masyarakat merasa khawatir dengan datangnya
unsur-unsur dari luar. Hal ini dikarenakan unsur-unsur tersebut
mampu menggoyahkan integrasi dan menyebabkan perubahanperubahan pada aspek-aspek tertentu di masyarakat.
d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan suatu masyarakat
dimungkinkan karena kehidupan masyarakat yang terasing dan
tertutup. Namun, dapat pula dikarenakan sebagai akibat dijajah
oleh masyarakat lain.
Biasanya masyarakat yang dijajah dengan
sengaja dibiarkan terbelakang oleh masyarakat yang menjajah. Hal
ini dimaksudkan menjaga kemurnian masyarakat guna mencegah
terjadinya pemberontakan atau revolusi.
e. Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola perilaku bagi anggota
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
Adat dan kebiasaan ini dapat berupa kepercayaan, sistem mata
pencaharian, pembuatan rumah, dan cara berpakaian tertentu.
Adat dan kebiasaan tersebut sudah menjadi bagian kehidupan
masyarakat sehingga sukar untuk diubah.
f. Prasangka terhadap Hal-Hal yang Baru atau Sikap yang Tertutup
Sikap demikian dapat dijumpai pada masyarakat yang pernah
dijajah. Mereka selalu mencurigai sesuatu yang berasal dari negaranegara Barat. Secara kebetulan unsur-unsur baru kebanyakan
berasal dari negara-negara Barat. Sehingga segala sesuatu yang
berasal dari negara-negara Barat mendapat prasangka buruk oleh
masyarakat setempat.
g. Hambatan-Hambatan yang Bersifat Ideologis
Setiap usaha mengadakan perubahan pada unsur-unsur
kebudayaan rohaniah biasanya diartikan sebagai usaha yang
berlawanan dengan ideologi. Di mana ideologi masyarakat
merupakan dasar integrasi masyarakat tersebut. Oleh karenanya,
perubahan sosial tidak terjadi.
3. Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Secara umum dapat dikatakan bahwa timbulnya perubahan sosial
dapat disebabkan dari dalam masyarakat itu sendiri (faktor intern)
dan dari pengaruh masyarakat lain atau dari alam sekitarnya (faktor
ekstern).
a. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri. Yang dimaksud dengan masyarakat di sini
dapat kolektif dan dapat pula individual. Faktor-faktor internal
tersebut antara lain:
1) Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
Bertambahnya penduduk yang sangat cepat
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama yang menyangkut
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Contoh, dengan
adanya urbanisasi, mencetak pengangguranpengangguran baru yang menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan.
Situasi ini mengakibatkan
tingginya angka kriminalitas di kota-kota besar.
Sedangkan berkurangnya penduduk karena
urbanisasi mengakibatkan kekosongan yang
berakibat berubahnya bidang pembagian kerja,
stratifikasi sosial, dan lain-lain.
2) Penemuan-Penemuan Baru (Inovasi)
Penemuan-penemuan baru sebagai akibat terjadinya
perubahan dapat dibedakan menjadi discovery dan invention.
discovery merupakan penemuan baru dari suatu
unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa alat
baru ataupun berupa suatu ide yang baru.
Contoh,
penemuan mobil diawali dengan pembuatan motor
gas oleh S. Marcus.
Selanjutnya, discovery menjadi invention jika
masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan
menerapkan penemuan tersebut.
Adanya mobil
yang telah disempurnakan menjadi sebuah alat
pengangkutan manusia merupakan salah satu
wujud invention.
Invention menunjuk pada upaya
menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru
dengan mengombinasikan atau menyusun kembali
unsur-unsur kebudayaan lama yang telah ada
dalam masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat, faktor-faktor pendorong
individu mencari penemuan baru sebagai berikut.
- Kesadaran dari orang per orang akan kekurangan dalam kebudayaannya.
- Kualitas dari ahli-ahli dalam suatu keadaan.
- Perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
3) Konflik dalam Masyarakat
Pertentangan atau konflik dalam masyarakat
mampu pula menyebabkan terjadinya perubahan
sosial. Secara umum pertentangan tersebut dapat
berupa pertentangan antarindividu, antara
individu dengan kelompok, antarkelompok serta
konflik antargenerasi.
Pada umumnya akibat
konflik dapat merenggangkan kekeluargaan atau
golongan. Hal inilah yang menyebabkan perubahan
sosial dalam masyarakat.
4) Pemberontakan dan Revolusi
Pada umumnya pemberontakan terjadi karena adanya
ketidakpuasan anggota masyarakat terhadap suatu sistem
pemerintahan yang ada. Oleh karena situasi dan kondisi ini
mendorong munculnya revolusi sebagai wujud dari
pemberontakan.
Adanya revolusi akan membawa perubahanperubahan yang besar dan berlangsung cepat. Misalnya,
revolusi Mei yang terjadi di Indonesia, perubahan-perubahan
besar terjadi di Indonesia baik perubahan kepala negara, wakil
kepala negara, struktur kabinet sampai pada perilaku warga
masyarakat. Masyarakat menjadi lebih berani mengkritisi cara
kerja pemerintah.
b. Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar
masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan sosial.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Lingkungan Alam/Fisik di Sekitar Manusia
Lingkungan alam dapat mengakibatkan perubahan
sosial. Terjadinya gempa bumi, banjir bandang,
tsunami, topan, gunung meletus, dan lain-lain
mengakibatkan sebagian warga yang tinggal di
daerah tersebut terpaksa mengungsi ke daerah lain.
Di tempat pengungsian, mereka harus beradaptasi
dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik
maupun sosialnya, kondisi ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Contoh, masyarakat di Desa Siring,
Porong, Sidoarjo. Akibat luapan lumpur panas
mereka terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya
dan untuk sementara mereka tidak bekerja.
2) Peperangan
Peperangan, terutama yang melibatkan dua negara
dengan segala kekuatannya, berarti peperangan
terjadi antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat lain di luar batas-batas negara. Sebagai
akibatnya, rakyat mengalami kehidupan yang
penuh ketakutan, harta benda menjadi hancur,
menimbulkan kemiskinan dan tidak menutup
kemungkinan menelan banyak korban jiwa.
Akibatnya struktur masyarakat pun mengalami
perubahan, sebagaimana perubahan yang terjadi
pada negara Jepang setelah kalah dalam Perang
Dunia II. Jepang berubah dari negara agraris militer
menjadi suatu negara industri.
3) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat
mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh
timbal balik. Yang pada akhirnya, memunculkan perubahan
sosial. Hal ini dikarenakan masing-masing masyarakat
memengaruhi masyarakat lain, tetapi juga menerima pengaruh
dari yang lain sehingga terjadi penyebaran kebudayaan yang
menghasilkan kebudayaan baru.
Posting Komentar untuk "Faktor Pendorong, Penghambat, dan Penyebab Perubahan Sosial"