Lingkungan sebagai area atau tempat hidupnya semua makhluk hidup memiliki
variabel-variabel yang saling terkait, seperti air tanah, sirkulasi udara, dan kesuburan
tanah. Misalnya air tanah akan selalu ada dan bisa dimanfaatkan oleh manusia selama
prasyarat-prasyaratnya terpenuhi, yaitu daerah yang tinggi seperti gunung, yang berfungsi sebagai daerah tangkapan hujan, serta masih berfungsi sebagaimana mestinya.
Lingkungan
berkualitas ditandai dengan masih utuhnya semua vegetasi dan tingkat perubahan tanahnya
mengalami tingkat erosi yang sangat kecil. Sehingga jika keduanya berinteraksi, maka
semua jenis tumbuhan di gunung itu akan tumbuh dengan subur karena semua jenis hara
tersedia dalam tanah.
Jika prasyarat awal seperti itu sudah tidak terpenuhi, maka mata air tanah akan
terganggu keberadaannya. Sehingga tentu akibatnya masyarakat akan kesulitan
mendapatkan air tanah, karena hampir semua mata air kering.
Proses sirkulasi udara pun
akan terganggu manakala proses fotosintesis tumbuhan terganggu. Ini terjadi jika habitat
tumbuhan itu terganggu atau mungkin hilang sama sekali.
Kualitas lingkungan saat ini ternyata sudah sangat mengkhawatirkan, karena hampir
di mana-mana terjadi perubahan dalam penggunaan lahan.
Hutan yang tadinya lebat
berubah menjadi kawasan pertanian, lahan terbuka hijau berubah menjadi kawasan
permukiman, dan sebagainya. Akibat penurunan kualitas lingkungan yang sudah tidak
serasi lagi, maka tidak heran sekarang ini banyak kita temukan bencana banjir, longsor,
krisis air bersih, dan udara kotor.
Upaya Penanggulangan Keterbatasan Kualitas Lingkungan Hidup
Supaya kualitas lingkungan tetap utuh atau serasi dan penuh keseimbangan, maka
perlu diambil langkah-langkah khusus oleh manusia sebagai pelaku utama dalam penentu
kualitas lingkungan.
Indikasi kualitas lingkungan yang masih utuh adalah ditandai dengan masih serasinya
manusia dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Serasi itu sendiri ditandai dengan masih
kerasannya manusia tetap tinggal di lingkungannya. Sebab jika manusia sudah melakukan
migrasi ke tempat lain, berarti ada hal yang kurang serasi antara dirinya dengan lingkungan
tempat tinggalnya.
Orang berpindah tempat seperti itu karena berbagai alasan, seperti
pendidikan, mata pencaharian, atau sulit mendapatkan air bersih.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu dilakukan manusia dalam upaya
menanggulangi keterbatasan lingkungan di antaranya sebagai berikut.
a. Upaya yang berhubungan dengan biofisik
Di antaranya adalah menata kembali semua elemen kehidupan di permukaan bumi
ini, dimana semua bentuk yang mengarah kepada rusaknya tatanan lingkungan biofisik
harus segera ditangani.
1) Hutan jangan dibiarkan rusak, sebab jika sudah mengalami kerusakan yang berat,
proses pemulihannya memerlukan waktu yang lama. Sehingga sebelum terjadi
kerusakan yang lebih parah, maka akan lebih baik hutan-hutan atau gunung-gunung
dikondisikan untuk selalu tetap hijau. Jadi langkah-langkah reboisasi harus dilakukan
setiap saat, jangan menunggu hutan rusak parah, jangan menunggu masyarakat
kekurangan air bersih, jangan menunggu erosi terjadi.
2) Kelestarian pantai harus senantiasa terjaga dengan ketat, kerusakan sedikit saja harus
segera ditangani. Setiap orang yang melakukan perusakan di pantai harus segera
diselesaikan secara hukum, supaya ia jera. Penebangan pohon mangrove dan
penambangan pasir laut secara liar harus segera dihentikan.
3) Jangan menggunakan pestisida berlebihan, karena akan merusak tatanan kehidupan
di dalam tanah, jasad renik pengurai, seperti cacing dan hewan-hewan lainnya yang
berfungsi sebagai makhluk hidup penggembur tanah. Sebab tanpa makhluk itu
kegemburan tanah akan terhambat.
b. Upaya yang berhubungan dengan sosial budaya
Manusia adalah pelaku utama dalam menentukan keutuhan kualitas lingkungan. Sikap
bijaksana manusia sendirilah yang akan menciptakan keserasian lingkungan tempat
tinggalnya. Sikap manusia yang ramah dan bijaksana terhadap lingkungannya akan
menjadi indikasi awal keserasian lingkungan ini.
Sikap ramah dan bijaksana manusia itu
ditampilkan lewat aksi nyata, seperti pertama, membatasi jumlah kelahiran anak supaya
tidak menjadi beban besar bagi lingkungan. Kedua, diadakan pendidikan lingkungan hidup,
yang teknisnya bisa dimasukkan ke dalam pelajaran di sekolah, artinya ada jenis mata
pelajaran mengenai lingkungan hidup, baik itu di SD, SMP, atau SMA.
Ketiga, jangan
berlaku semena-mena terhadap lingkungan.
Sikap semena-mena manusia inilah yang kemudian menjadi penyebab terbesar
kerusakan lingkungan di muka bumi ini. Beraneka ragam perilaku manusia dalam
melakukan perusakan.
Akan tetapi hampir semua alasan dalam melakukan kerusakan
tersebut hanya untuk ”urusan perut” saja. Mereka tidak sadar akan perilaku yang
diperbuatnya, apakah akan menimbulkan kerusakan atau tidak. Maka tidak ada jalan lain,
kecuali menyadarkan kembali manusia bahwa segala perbuatannya itu akan menimbulkan
banyak kerusakan bagi lingkungan alam dan keselamatan kehidupan manusia itu sendiri
untuk masa kini dan masa yang akan datang. Tidak sayangkah mereka terhadap anak
cucunya yang diwarisi lingkungan yang rusak?
c. Upaya yang berhubungan dengan tingkat ekonomi penduduk
Kelompok penduduk yang tingkat perekonomiannya tinggi maupun kelompok
penduduk yang tingkat perekonomiannya rendah sama-sama memiliki potensi untuk
berperilaku merusak keutuhan lingkungan hidup. Kelompok orang yang perekonomiannya
tinggi memiliki banyak kemungkinan untuk mengubah lingkungannya.
Dalam rangka
memenuhi kebutuhannya itu, mereka akan membuat semua fasilitas dan kebutuhan
dasarnya senyaman mungkin, karena mereka memiliki banyak keleluasaan dalam bidang
ekonomi.
Akan tetapi dalam memenuhi ambisi supaya semuanya menjadi nyaman, secara tidak
langsung mereka telah mengubah kualitas lingkungan menjadi turun.
Seperti untuk
mendapatkan air tanah mereka menyedotnya dari tanah yang paling dalam dengan tujuan
jika musim kemarau tiba, air tidak menjadi persoalan. Kemudian supaya sirkulasi udara
dalam rumah lancar, maka digunakan kayu kelas satu yang tentunya diambil dari hutanhutan lindung. Ini semua dilakukan demi kenyamanan hidup.
Ternyata usaha-usaha menciptakan kenyamanan bagi orang yang memiliki banyak
uang, tidak selamanya benar, sebab ada pihak-pihak lain yang merasa dirugikan. Menyedot
air tanah yang paling dalam dapat mengganggu tetangga sebelah yang menyedot air hanya
sampai air tanah dangkal saja, karena jelas debit airnya akan berkurang.
Kelompok orang berstrata ekonomi rendah juga ikut andil dalam mempengaruhi
kerusakan lingkungan, walaupun intensitasnya berbeda dengan kelompok orang berstrata
ekonomi tinggi. Supaya masyarakat dalam setiap lapisan ekonomi tidak melakukan
perusakan terhadap kualitas lingkungan, maka mereka semua harus disadarkan terlebih
dahulu bahwa kerusakan lingkungan itu sangat merugikan.
Sebab baik kecil ataupun
besar, yang namanya merusak tetap merusak, tidak ada alasan lain kecuali dengan
menghentikan pengrusakan lingkungan sekarang juga.
Proses menyadarkan perilaku masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, baik dari
kalangan atas maupun kalangan bawah, tentu tidak mudah, sebab bersinggungan dengan
sikap mental.
Paling tidak ada tiga langkah yang mungkin dapat dilakukan untuk
menyadarkan mereka. Pertama, kita maupun pemerintah harus terus dengan gencar menginformasikan kondisi kualitas lingkungan yang sebenarnya, dari mulai kerusakan
hutan sampai kondisi limbah industri, bagi kehidupan masyarakat luas.
Kedua, pihak
terkait harus menginformasikan dengan jelas kepada masyarakat akan akibat kerusakan
hutan dan limbah industri yang belum diolah terlebih dahulu terhadap lingkungan. Ketiga,
penegak hukum harus konsisten terhadap setiap pelanggaran hukum yang berkenaan
dengan pengrusakan lingkungan, siapa pun orangnya.
Posting Komentar untuk "Upaya Penanggulangan Keterbatasan Kualitas Lingkungan Hidup"