Sifat-Sifat Lapisan Sosial
Sistem lapisan yang ada pada masyarakat bersifat tertutup (closed
social stratification) dan bersifat terbuka (open social stratification).
Lapisan sosial yang bersifat tertutup, membatasi kemungkinan
pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain secara
vertikal (ke atas atau ke bawah).
Di dalam sistem tertutup ini, satusatunya jalan untuk menjadi anggota yaitu melalui kelahiran atau
keturunan. Masyarakat yang menganut sistem lapisan sosial tertutup,
yaitu masyarakat yang masih menganut paham feodalisme, atau status
masyarakat yang ditentukan atas dasar ukuran perbedaan ras dan
suku bangsa. Di India, lapisan sosial masyarakat tertutup terwujud
dalam kasta berdasarkan agama Hindu.
Lapisan masyarakat di India yang menganut sistem kasta, yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Keanggotaan pada kasta diperoleh karena kelahiran (anak yang lahir memperoleh kedudukan orangtuanya).
- Keanggotaan yang diwariskan berlaku seumur hidup karena se seorang tidak mungkin mengubah kedudukannya, kecuali jika dikeluarkan dari kastanya.
- Perkawinan bersifat endogami, artinya dari orang yang sekasta.
- Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
- Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta tertentu, terutama nyata dari nama kasta, identifikasi anggota kastanya, dan penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta.
- Kasta diikat oleh kedudukan yang secara tradisional ditetapkan.
- Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
Sistem kasta di India telah ada sejak berabad-abad yang lalu,
yang disebut Yati, sedangkan sistemnya disebut Varna. Kasta pada
masyarakat tersusun dari atas ke bawah, yaitu sebagai berikut.
- Brahmana, yaitu kasta para pendeta agama Hindu, yang merupakan lapisan tertinggi pada masyarakat.
- Ksatria, yaitu kasta para bangsawan dan tentara.
- Waisya, yaitu kasta para pedagang. Kasta ini dianggap sebagai kelompok lapisan menengah pada masyarakat.
- Sudra, yaitu kasta yang dimiliki oleh orang kebanyakan atau rakyat jelata.
- Di dalam sistem kasta ini terdapat kelompok masyarakat yang tidak memiliki kasta, yaitu mereka yang termasuk para penjahat atau budak. Adapun mereka yang tidak berkasta disebut kaum Paria.
Susunan kasta tersebut kedudukannya sangat kompleks dan
sampai sekarang masih tetap dipertahankan walaupun masyarakat
India sendiri terkadang tidak mengakuinya.
Sistem kasta seperti di India, terdapat pula di belahan bumi yang
lain, tetapi pemisahannya tidak berdasarkan kedudukan seseorang
pada masyarakat, tetapi berdasarkan warna kulit.
Salah satu kelompok
masyarakat yang memiliki warna kulit tertentu mendapat kedudukan
yang istimewa dibandingkan dengan kelompok masyarakat yang
memiliki warna kulit lainnya. Lapisan sosial bersifat tertutup ini lebih bersifat statis, terutama
mereka yang berada pada lapisan bawah jarang memiliki cita-cita
tinggi karena masyarakat akan melecehkannya atau terkadang
keberhasilan yang ditempuh seseorang tidak diakui.
Dengan
demikian, kedudukan yang dimiliki setiap individu sebagai anggota
masyarakat relatif bersifat permanen. Begitu pula hubungan yang
dilakukan dengan sesama anggota masyarakat yang berlainan lapisan harus dibatasi sesuai dengan kedudukan sosial yang dimiliki.
Sistem lapisan sosial tertutup ini sering disebut sebagai sistem yang
kaku atau ekstrim.
Akibatnya, kemampuan pribadi tidak diperhitungkan dalam menentukan tinggi rendah kedudukan seseorang
di masyarakat.
Sistem pelapisan sosial tertutup dalam masyarakat memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
- Kedudukan ditentukan atas dasar keturunan.
- Kedudukan yang diperoleh atas dasar keturunan tidak dapat diubah dan berlaku seumur hidup, kecuali karena suatu pelanggaran sehingga seorang pewaris kedudukan dikeluarkan dari kelompoknya.
- Hubungan antarsesama ditentukan atas dasar kesamaan kedudukan dengan mengikuti pola perilaku dan tata krama adat yang berlaku.
- Harga diri yang dimiliki individu merupakan pandangan hidupnya.
Sistem sosial lapisan tertutup ini dalam batas-batas tertentu
dijumpai pula pada masyarakat Bali, tetapi tidak ketat seperti halnya
di India. Di Bali pun masyarakat terbagi menjadi empat lapisan yang
terdiri atas brahmana, ksatria, veicya (waisya), dan sudra.
Ketiga
lapisan pertama disebut Triwangsa, dan lapisan terakhir yang terdiri
atas orang kebanyakan disebut Jaba. Lapisan sosial tersebut dapat
diketahui dari nama-nama depan yang dipakai orang Bali, seperti:
- nama bagi lapisan Brahmana, yaitu Ida Bagus untuk laki-laki dan Ida Ayu untuk wanita;
- laki-laki lapisan Ksatria memiliki nama Cokorda;
- lapisan Veicya dengan nama Gusti;
- nama depan yang dipakai oleh lapisan Sudra yaitu Putu atau Gede, Made, Nyoman, Wayan.
Kedudukan atau lapisan sosial berdasarkan kasta saat ini
sudah tidak berlaku lagi karena adanya kemajuan di bidang
pendidikan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya perubahanperubahan status seseorang sehingga kedudukan mereka akan
tampak pada latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang
dimiliki dan lapisan sosial tidak dapat diukur dari keturunan
seseorang.
Demikian juga halnya dengan perkawinan yang
dilakukan, dapat terjadi antara seseorang yang berasal dari
keturunan Brahmana atau bangsawan dapat menikah dengan orang
yang berasal dari keturunan rakyat biasa.
Sebaliknya di dalam sistem terbuka, setiap anggota masyarakat
memiliki kesempatan berusaha dengan kecakapan sendiri untuk
naik ke lapisan yang lebih atas. Namun, bagi mereka yang kurang
beruntung dapat turun ke lapisan yang lebih bawah daripada lapisan
semula.
Pada sistem sosial lapisan terbuka ini, akan memberi peluang
yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan
landasan membangun dirinya dan masyarakat ke arah kehidupan
yang lebih baik, dibandingkan dengan sistem tertutup. Pada sistem
lapisan terbuka ini kemungkinan terjadinya mobilitas sosial lebih
besar.
Posting Komentar untuk "Sifat-Sifat Lapisan Sosial"