Kerusakan Alam Flora dan Fauna di Indonesia
1. Kerusakan Alam Flora
Indikasi adanya kerusakan pada alam flora adalah dengan semakin gundulnya hutanhutan atau gunung yang tadinya hijau dan lebat. Selain adanya kerusakan pada lahanlahan tersebut, juga telah banyak jenis tumbuhan langka menjadi semakin berkurang dan bahkan musnah sama sekali.
Kerusakan alam flora sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia yang serakah. Dengan semakin banyaknya hutan yang ditebangi, maka penghasil oksigen di bumi akan semakin berkurang. Selain itu vegetasi hutan merupakan tempat tinggal berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Kerusakan hutan akan menyebabkan kekayaan flora semakin berkurang. Contohnya, habitat hutan bakau di pantai-pantai atau pinggir sungai memiliki fungsi sebagai buffer zone (penghadang alam). Andaikata, ombak di pantai langsung menyentuh bibir pantai tanpa penghalang seperti batu karang atau tumbuhan bakau, niscaya tingkat abrasi pantai akan sangat cepat.
Persoalan berikutnya, andaikata pohon bakau yang berfungsi sebagai penahan gelombang dan sebagai habitat berbagai jenis ikan itu rusak, maka di antara akibatnya sebagai berikut.
- Gelombang laut akan langsung menerpa bibir pantai tanpa hambatan, karena tidak ada lagi penghalangnya. Lambat laun bibir pantai akan rusak (abrasi), sehingga batas pantai dari hari ke hari terus maju ke arah daratan. Lahan-lahan milik penduduk yang berada di sekitar pantai menjadi rusak. Rumah dan lahan pertanian pun terancam ikut rusak.
- Habitat ikan, udang, dan ikan lainnya menjadi hilang. Para nelayan secara langsung akan merasakan akibatnya, yaitu penghasilan mereka akan menurun. Bahkan bagi nelayan yang biasa mencari ikan di sekitar hutan bakau, praktis mereka kehilangan mata pencahariannya.
Karena itu, antisipasi kerusakan alam flora perlu dilakukan sejak dini untuk mencegah kerusakan yang lebih parah. Upaya antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan penghijauan di lereng pegunungan sebagai areal tangkapan hujan (Buffer Zone I) serta melindungi dan membudidayakan hutan mangrove sebagai pelindung berbagai kehidupan (Buffer Zone II).
2. Kerusakan Alam Fauna
Dalam melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seringkali aktivitas manusia tersebut menimbulkan kerusakan pada alam. Bahkan aktivitas manusia yang merusak alam ini dilakukan hanya untuk kesenangan semata.
Kerusakan hutan yang terjadi mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem. Semakin banyak pohon yang ditebangi untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka kekayaan vegetasi akan semakin berkurang.
Jika penebangan hutan terus berlangsung, maka kerusakan fauna merupakan hal yang wajar terjadi. Dengan berkurangnya produsen di sutau wilayah, maka hewan sebagai konsumen suatu wilayah akan memilih pindah atau pergi.
Contohnya dengan semakin berkurangnya vegetasi mangrove di sepanjang tepi pantai, maka ikan kecil, udang, ketam, dan berbagai jenis burung yang hidup di vegetasi hutan mangrove tersebut tentu tidak lagi memiliki lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka hingga akhirnya mereka pun punah.
Misalnya, burung kuntul yang biasa memakan udang, ikan kecil, ketam di antara hutan mangrove tidak bisa memperoleh makanannya lagi karena lingkungannya semakin sempit, akhirnya sulit bertahan hidup.
Perburuan yang dilakukan oleh manusia semakin mempercepat kepunahan berbagai jenis fauna yang merupakan kekayaan dunia. Seringkali berbagai jenis hewan langka diburu hanya untuk diambil sebagian kecil dari tubuhnya, seperti cula, gading, kulit, dan sebagainya.
Posting Komentar untuk "Kerusakan Alam Flora dan Fauna di Indonesia"