Faktor Kualitas Penduduk
Jika pada kuantitas penduduk kita berbicara mengenai angka-angka yang berhubungan dengan jumlah penduduk, maka pada kualitas penduduk kita akan berbicara mengenai nilai atau mutu yang dimiliki penduduk.
Nilai atau mutu penduduk itu tidak bisa dengan serta merta kita simpulkan, tetapi diperlukan parameter untuk mengetahuinya. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa parameter yang digunakan dalam menentukan kuantitas penduduk adalah angka-angka akurat yang diperoleh di lapangan.
Sedangkan kualitas penduduk itu diukur dari tingkat kesehatan dan pendidikan serta pendapatan per kapita yang dimiliki oleh penduduk yang bersangkutan. Kesehatan, pendidikan, dan pendapatan per kapita memang bukan standar mati dari kualitas penduduk, masih banyak standar lain yang bisa digunakan.
Akan tetapi tiga prasyarat ini merupakan hal yang sangat penting dalam mengarungi hidup bersahaja dan penuh makna.
1. Pendidikan
Seperti yang telah dijelaskan di muka, bahwa tingkat pendidikan penduduk dapat diukur dari tingkat kelulusan yang dilalui. Semakin tinggi tingkatan sekolah yang dilalui, maka semakin berkualitas penduduk suatu negara. Paling tidak ada beberapa tingkatan kelompok lulusan sekolah yang bisa dianalisis, yaitu sebagai berikut.
- Tidak sekolah sama sekali
- Tidak tamat SD
- Tamat SD
- Tidak tamat SMP
- Tamat SMP
- Tidak tamat SMA
- Tamat SMA
- Tidak tamat PT (Perguruan Tinggi)
- Tamat PT
Data di atas dapat menentukan nasib suatu bangsa di mata internasional, sebab betapapun besarnya sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara, selama sumber daya manusianya masih rendah, tetap saja kemakmuran tidak akan terwujud.
Sebab kebodohan akan menyebabkan semua kemakmuran alam yang dimiliki oleh suatu negara akan dieksploitasi oleh pihak-pihak asing. Sebagai contoh dari kurangnya SDM kita adalah dengan dikelolanya blok Cepu di Jawa Tengah yang mengandung jutaan barel minyak bumi oleh perusahaan asing.
Walaupun dikatakan bahwa sistem yang digunakan antara Pertamina dan Exxon Mobile itu adalah usaha bersama, namun tetap saja kendalinya ada di tangan asing.
2. Kesehatan
Sesudah pendidikan, parameter yang bisa digunakan dalam menentukan kualitas penduduk adalah tingkat kesehatan. Berbicara mengenai kesehatan, ada dua hal yang menjadi dasar. Pertama, semakin tinggi tingkat kesehatan penduduk, maka semakin tinggi kualitasnya.
Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat kesehatan penduduk, maka semakin rendah kualitas penduduk itu. Kedua, dilihat dari tingkat kematian bayi yang dilahirkan dan usianya dibatasi sampai di bawah satu tahun dari setiap seribu orang penduduk.
Angka ini akan didapat dengan cara membagi jumlah bayi yang dilahirkan dari setiap seribu orang penduduk dikalikan seratus persen.
3. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita adalah salah satu indikator kemakmuran suatu negara. pendapatan per kapita mencerminkan penghasilan yang diperoleh setiap penduduk melalui aktivitas produktif. Angka ini dihitung dari jumlah GNP (Gross National Product) dibagi jumlah penduduk suatu negara.
GNP merupakan pendapatan yang dihasilkan negara dalam setiap tahunnya. Jadi, semakin besar jumlah GNP suatu negara, maka pendapatan per kapitanya pun ikut naik, dengan catatan jumlah penduduk tidak bertambah dengan cepat.
Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai parameter kekayaan suatu negara, khususnya untuk membandingkannya dengan negara lain. pendapatan per kapita biasanya dinyatakan dalam bentuk mata uang internasional yang biasa digunakan, seperti Euro atau Dolar Amerika.
Dengan mengetahui pendapatan per kapita diharapkan dapat memacu semangat daya saing bangsa dengan terus berusaha meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Namun sasaran perbaikan kesejahteraan rakyat mustahil dapat dicapai bila penduduk yang jumlahnya besar ini terus menjadi kendala.
Karena itu harus segera dilakukan terobosan-terbosan baru untuk mengendalikan manajemen kependudukan. Berdasarkan ketiga parameter yang diajukan di atas, sekarang kita dapat mengukur diri, berada pada posisi apakah negara kita ini, apakah berada pada posisi berkualitas tinggi atau rendah.
Semakin tinggi kualitas penduduk suatu negara, maka semakin maju negara itu dalam segala bidang. Sebab semua kekayaan negara yang ada bisa dimanfaatkan secara maksimal, mulai dari pengolahan awal sampai pemasarannya.
Eksploitasi sampai eksplorasi di bidang bahan tambang akan kita tangani sendiri, sehingga tidak akan ada lagi kekayaan negara yang digadaikan ke pihak asing. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah kita dalam menangani masalah-masalah kependudukan.
Di antara masalah-masalah kependudukan yang dihadapi negara kita dewasa ini adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Penduduk dan Tingkat Pertumbuhannya yang Tinggi
Besarnya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka 206.264.595 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tidak terlepas dari tingkat pertumbuhan penduduknya yang tinggi, yakni 1,61% (lihat Tabel 2.8). Dengan demikian, pertambahan penduduk Indonesia adalah sebanyak 3.320.860 jiwa per tahunnya.
Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang lebih besar lagi, pemerintah hendaknya kembali menggalakkan program Keluarga Berencana (KB) seperti yang telah sukses digelar selama periode pemerintahan Orde Baru.
Melalui program ini masyarakat dan para pemimpinnya, formal dan informal, diajak untuk bangkit dan menggerakkan masyarakat dan seluruh warganya meningkatkan kesadaran dan harkat martabatnya menjadi manusia yang utuh, merencanakan kehamilan dan kelahiran anak-anaknya secara rasional dan mengambil tanggung jawab yang tinggi terhadap masa depan keturunannya.
2. Kepadatan Penduduk dan Penyebarannya yang Tidak Merata
Kepadatan penduduk di beberapa daerah di Indonesia terjadi karena tidak meratanya penyebaran penduduk, dimana terdapat provinsi-provinsi yang jumlah penduduknya jauh melampaui batas kemampuan lahannya, seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah, sementara ada beberapa provinsi yang masih rendah tingkat kepadatan penduduknya, seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Papua.
Masalah kepadatan dan tidak meratanya penyebaran penduduk ini bisa ditanggulangi dengan menggalakkan program transmigrasi.
3. Kondisi Sosial Ekonomi yang Masih Rendah
Mengutip data BPS, digambarkan bahwa pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin mencapai 36,1 juta atau sekitar 16,6% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Angka ini sudah mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun perhitungan sebelumnya.
Artinya, angka kemiskinan di Indonesia sedikit demi sedikit bisa ditekan. Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka kemiskinan di Indonesia, di antaranya adalah angka pengangguran yang tinggi. Penyediaan lapangan pekerjaanlapangan pekerjaan padat karya diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
4. Tingkat Pendidikan Penduduk yang Masih Rendah
Peningkatan kualitas penduduk hanya mungkin terjadi jika akses terhadap pendidikan yang berkualitas dapat ditingkatkan. Namun kenyataan membuktikan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih mengkhawatirkan.
Hal ini diketahui dari masih rendahnya persentasi kelulusan perguruan tinggi dibandingkan tingkat kelulusan SD dan SMP. Di antara upaya yang dapat dilakukan pemerintah dalam menanggulangi rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia adalah dengan melanjutkan ”Wajar” atau Wajib Belajar 6 tahun menjadi 9 tahun, yaitu untuk anak-anak usia 6 sampai 15 tahun.
Program Wajar 9 tahun ini diharapkan dapat meningkatkan kelulusan siswa sampai tingkat SMP. Disamping itu akses pendidikan khususnya bagi penduduk miskin harus ditingkatkan. Bantuan Operasional Sekolah serta Program Keluarga Harapan (BLT Bersyarat) harus benar-benar didorong untuk meningkatkan akses pendidikan penduduk miskin.
5. Tingkat Kesehatan Penduduk yang Masih Rendah
Rendahnya tingkat kesehatan penduduk Indonesia diindikasikan dari masih tingginya angka kematian ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan. Untuk itu penyuluhan akan pentingnya hidup bersih perlu disampaikan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran hidup sehat yang sangat mendasar.
Upaya peningkatan kesehatan yang merupakan upaya dasar ini telah dilakukan dengan membuka Puskesmas dan Pos-pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di seluruh pelosok Tanah Air. Dalam upaya menghadapi dan mengatasi masalah kependudukan tersebut, maka setiap pemerintah daerah dengan dukungan pemerintah pusat harus secara jelas mempunyai perencanaan kependudukan serta berbagai peraturan-peraturan daerah sebagai pendukungnya.
Posting Komentar untuk "Faktor Kualitas Penduduk"