Sesuai dengan pengertiannya, yaitu pengelompokan ke dalam
kelas-kelas secara horizontal, masyarakat memiliki bentuk-bentuk
sebagai berikut.
a. Perbedaan Ras dan Etnis
Konsep ras memiliki banyak pengertian, bergantung pada tujuan
dan kondisi yang diperlukan. Dalam pemahaman masyarakat secara
umum, ras dapat berarti golongan tertentu umat manusia berdasarkan
ciri-ciri biologis.
Beberapa ahli sosial mengartikan ras sebagai suatu
kelompok manusia yang dapat dibedakan dari kelompok lainnya
karena ada beberapa karakteristik fisik atau lahiriah, seperti warna
kulit, bentuk muka (mata, hidung, bibir, dagu), warna dan bentuk
rambut.
Misalnya, penggolongan ras mongoloid, negroid, ataupun
kaukasoid.
Tanah air Indonesia adalah negeri kepulauan yang terdiri atas
kurang lebih 13.667 pulau besar dan kecil yang satu sama lain terpisah
oleh lautan.
Bangsa Indonesia yang majemuk terbagi-bagi atas kelompokkelompok etnis, agama, status sosial dalam bentuk diferensiasi sosial
yang merupakan pembagian sosial secara horizontal. Keanekaragaman
bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungan
tempat mereka berada. Keanekaragaman tersebut berdasarkan
penggolongan sosial budaya, yang disebut perbedaan etnis.
Umat manusia yang menempati permukaan bumi telah digolongkan menurut ciri lahiriahnya (ras) ke dalam dua golongan, yaitu
sebagai berikut.
1) Ciri-ciri kualitatif
meliputi warna kulit, warna dan bentuk
rambut, bentuk bibir, bentuk hidung, dan lain-lain.
- Warna kulit, merupakan ciri yang paling tampak pada setiap
ras manusia. Warna kulit terdiri atas hitam (malanoderma)
dan putih (leucoderma), serta variasi hitam dan putih,
misalnya kuning (xanthoderma). Sebagai contoh, putih
(Nordik), kuning (Tionghoa), cokelat (Dravia), kuningcokelat (Polinesia), cokelat-hitam (ras Negro).
- Warna rambut terdiri atas hitam, cokelat, dan keemasan.
- Warna mata terdiri atas hitam, cokelat, biru, hijau, dan abuabu.
- Bentuk rambut terdiri atas bentuk lurus (leiotris), bergelombang (cymotris), dan seperti wol (ulotris).
- Bentuk muka atau wajah, dapat dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu:
- indeks muka, misalnya panjang, lebar, dan sedang;
- bentuk tulang pipi;
- prognatisme, yaitu derajat proyeksi muka di banding kan
posisi kepala secara vertikal atau tegak;
- bentuk dagu;
- bentuk hidung, misalnya sempit (leptorrhine), sedang
(mesorrhine), dan lebar (playhyrrhine).
2) Ciri-ciri kuantitatif
meliputi berat badan, tinggi badan, ukuran
badan, bentuk dan ukuran kepala. Untuk mengetahui ukuran
kepala (index chephalis), dilakukan dengan cara membagi lebar
kepala dengan panjangnya, kemudian dikalikan seratus. Kepala
manusia terdiri atas tujuh bentuk, yaitu ultradolichocephalis,
hyperdolichocephalis, dolichocephalis, mesocephalis, brachycephalis,
hyperbracycephalis, dan ultra bracycephalis.
Untuk memudahkan Anda dalam mengenal ras, A.L. Kroeber
membuat klasifikasi serta hubungan-hubungan antarras di dunia,
sebagai berikut.
1) Ras Kaukasoid
Ras ini meliputi orang-orang kulit putih dengan
beberapa variasinya yang diklasifikasikan ke dalam empat
rumpun, yaitu sebagai berikut.
- Kaukasoid Nordik (Nordic Caucasoid): ukuran tubuh tinggi,
rambut keemasan, mata biru, bentuk muka lonjong atau
oval. Ras tersebut terdapat di daerah Eropa Utara sekitar
Laut Baltik.
- Kaukasoid Mediterania (Mediteran Caucasoid): ukuran tubuh
lebih pendek daripada Nordik, rambut cokelat dan hitam, mata
coklat, bentuk muka bulat. Ras tersebut terdapat di sekitar Laut
Tengah, Afrika Utara, Armenia, Saudi Arabia, dan Iran.
- Kaukasoid Alpin (Alpin Caucasoid): ciri-ciri tubuh antara tipe
Nordik dan Mediterania. Mereka terdapat di daerah Eropa
Timur dan Eropa Tengah.
- Kaukasoid Indik atau Hindu (Indic Caucasoid): ukuran
tubuh lebih pendek daripada Mediterania, warna kulit
ras Mong o loid (kuning dan coklat), tetapi bentuk muka
ras Kaukasoid, mata hitam, rambut hitam, bentuk muka
lonjong atau oval dan bulat. Mereka terdapat di Pakistan,
India, Banglades, dan Srilanka.
2) Ras Mongoloid
Ras ini diklasifikasikan ke dalam tiga rumpun,
yaitu sebagai berikut.
- Mongoloid Asia (Asiatic Mongoloid): warna kulit kuning
pucat atau putih lobak, ukuran tubuh sedang, rambut hitam
kejur, bentuk muka lonjong atau oval dan bulat, mata sipit.
Ras tersebut terdapat di daerah Asia Utara, Asia Tengah,
dan Asia Timur.
- Mongoloid Malaya atau Oceania (Malayan Mongoloid):
warna kulit kuning kecokelatan, ukuran tubuh agak tinggi,
bentuk muka lonjong atau oval dan bulat, mata biasa, rambut
hitam lurus, dan bergelombang (ikal). Mereka terdapat di
daerah Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan penduduk asli Taiwan.
- Mongoloid Amerika atau Indian (American Mongoloid):
warna kulit merah, ukuran tubuh tinggi, rambut hitam lurus,
bentuk muka lonjong atau oval, mata sipit. Mereka terdapat
di daerah Amerika Selatan (penduduk Terra del Fuego) dan
di Amerika Utara (penduduk asli Eskimo).
3) Ras Negroid
memiliki ciri khusus terutama warna dan bentuk
rambut (hitam dan keriting). Ras ini diklasifikasikan atas tiga
rumpun, yaitu sebagai berikut.
- Negroid Afrika (African Negroid): badan kekar dan tinggi,
kulit hitam pekat, rambut hitam keriting, bentuk muka bulat
atau tebal. Jenis ras ini terdapat di Benua Afrika.
- Negrito: ukuran tubuh pendek dan kekar, ukuran kaki
dan tangan pendek. Mereka terdapat di Afrika Tengah,
semenanjung Melayu, dan Filipina.
- Negroid Melanesia (Papua Melanosoid): ciri-ciri tubuh antara
Negroid Afrika dan Negrito. Mereka terdapat di Pulau
Papua dan Kepulauan Melanesia.
- Austroloid: ciri-ciri tubuh hampir sama dengan Negroid
Afrika. Kelompok ini merupakan ras penduduk asli
Australia: bertempat tinggal di daerah pedalaman, hidup
secara bergerombol dan berpindah-pindah. Saat ini
jumlahnya relatif sedikit dan semakin berkurang.
4) Ras-ras Khusus
adalah ras yang tidak termasuk ras induk
(Kaukasoid, Mongoloid, Negroid). Ras ini diklasifikasikan ke
dalam empat rumpun, yaitu sebagai berikut.
- Bushman, memiliki ukuran tubuh sedang, warna kulit
coklat, rambut hitam keriting, mata lebar. Mereka terdapat
di daerah gurun Kalahari (Afrika Selatan).
- Veddoid, ciri-cirinya hampir sama dengan Negrito, ukuran
tubuh lebih pendek mendekati kerdil. Mereka terdapat di
daerah pedalaman Srilanka dan Sulawesi Utara.
- Polinesoid, ukuran tubuh sedang, warna kulit cokelat,
mata lebar, rambut hitam berombak. Mereka terdapat di
Kepulauan Mikronesia dan Polinesia.
- Ainu, memiliki warna kulit dan rambut ras Kaukasoid, tetapi
bentuk muka ras Mongoloid. Mereka terdapat di Pulau
Hokaido dan Karafuko (Jepang Utara).
R. Soekmono menyatakan bahwa di India Belakang atau Indo
Cina bagian utara sejak zaman Mesolitikum sudah terdapat berbagai
ras, di antaranya golongan Papua, Melanosoid, Europoid, Wedoid,
dan Mongoloid. Mereka kemudian bercampur dan menyebar ke
berbagai daerah termasuk Indonesia.
Dengan demikian, sebenarnya penduduk kepulauan Indonesia terdiri atas ras-ras manusia
yang berbeda (Mongoloid, Negroid, Kaukasoid). Masing-masing
memiliki ciri fisik tertentu yang berbeda, sebagai akibat pewarisan
biologi. Beberapa kalangan beranggapan bahwa orang-orang dan
ras tertentu, ciri-ciri kepribadian tertentu, watak tertentu, bahkan
kebudayaan tertentu pula, tetapi pada kenyataannya tidak demikian.
Terdapat kecenderungan pada banyak orang untuk mempertahankan
kemurnian ras dengan melakukan perkawinan di antara mereka
atau beranggapan bahwa dirinya merupakan perwujudan ras
murni asli. Bangsa Indonesia tidak mengenal adanya ras murni dari
suatu ras utama di dunia melainkan campuran dari ras-ras yang
lain.
Ras manusia yang menjadi penduduk Indonesia merupakan
sebagian dari keseluruhan ras manusia yang ada di dunia sehingga
kebanggaan yang menjadikan dirinya ras yang unggul merupakan
kebanggaan semu yang hanya akan memecah belah bangsa. Oleh
karena itu, perbedaan ras merupakan perbedaan lahiriah saja, sebagai
bukti bahwa bangsa Indonesia beraneka ragam, tetapi kita adalah
sebuah bangsa yang utuh.
b. Perbedaan Agama
Agama merupakan institusi penting yang mengatur kehidupan
manusia. Istilah agama yang dikenal masyarakat merupakan
terjemahan dari kata religion yang berarti mengikat. Menurut
Emanuel Kant, agama adalah perasaan berkewajiban melaksanakan
perintah-perintah Tuhan. Agama tidak terbatas perasaan, tetapi juga
ibadah atau amaliah. Menurut Emile Burnaof, agama merupakan
amaliah akal manusia yang mengakui adanya kekuatan Yang
Maha tinggi dan amaliah hati manusia yang memohon rahmat dari
kekuatan tersebut.
Ada pula yang mengartikan bahwa agama adalah suatu
sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal-hal suci. Kepercayaan tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam suatu komunitas
moral yang dinamakan umat. Seseorang memeluk suatu agama
sifatnya tidak rasional.
Manusia pada prinsipnya adalah makhluk
yang mempunyai rasa kagum terhadap sesuatu yang gaib. Sikap
tersebut mampu menggetarkan jiwa jika manusia mengingatnya.
Hal ini terwujud dalam pikiran dan gagasan yang diterapkan dalam
bentuk peribadatan.
Di dunia ini terdapat banyak agama, antara lain Islam, Nasrani
(terbagi menjadi Katholik dan Protestan), Buddha, dan Hindu.
Selain itu, terdapat juga agama-agama khusus dan kepercayaankepercayaan yang diyakini oleh kelompok masyarakat atau bangsa
tertentu, seperti konfusianisme (agama-agama Kong Hu Cu),
Taoisme (agama Tao), Judaisme (agama Yahudi), Shintoisme (agama
Shinto), dan lain-lain. Perbedaan dalam agama dapat dilihat dari
cara beribadat dan kitab suci yang dimilikinya sebagai pokok-pokok
ajaran yang bersumber pada Tuhannya.
Colhoun, Light, dan Keller memberikan rambu-rambu tentang
agama sehingga berbeda dengan kepercayaan, yaitu sebagai
berikut.
1) Kepercayaan agama dilandasi oleh getaran jiwa (emosi
keagamaan) yang menyebabkan manusia mempercayai atau
meng anut suatu agama atau kepercayaan. Dalam hal ini, manusia
mulai memercayai hal-hal gaib, seperti Tuhan, Dewa, makhluk
halus, dan kekuatan sakti. Misalnya, umat Islam percaya kepada
Allah Yang Maha Esa dan malaikat-malaikatnya. Umat Nasrani
percaya kepada Tuhan Yesus, Bapa di Surga, Bunda Maria, dan
Roh Kudus.
2) Simbol agama yaitu lambang-lambang dalam keagamaan
sehingga menunjukkan identitas suatu agama. Simbol tersebut
biasanya berwujud tempat peribadatan, pakaian, benda-benda
lain yang berhubungan dengan agamanya. Misalnya, wanita
muslim mengenakan jilbab dalam berpakaian.
3) Praktik keagamaan yang dilakukan menurut tata kelakuan baku
disebut beribadat atau upacara keagamaan atau ritual. Setiap
praktik keagamaan ditunjang oleh empat komponen, yaitu
sebagai berikut.
- Sesuai dengan agama dan kepercayaan nya, tempat beribadat
keagamaan terdiri atas berbagai bentuk, seperti bangunan,
pohon, batu, tempat-tempat keramat, dan sebagainya.
Lokasinya bisa di dalam rumah atau bagian tertentu dari
rumah, di sekitar rumah atau jauh dari pemukiman, seperti
di gunung, pantai, goa, dan sebagainya. Contohnya, umat
Islam melakukan ibadah salat di Masjid, umat Nasrani di
gereja, umat Hindu di pura, umat Buddha di vihara, dan
sebagainya.
- Waktu praktik terdiri atas ibadah rutin (waktunya ditentukan
atau dilaksanakan secara berkala, seperti harian, mingguan,
tahunan). Contohnya, umat Islam melaksanakan salat wajib
lima kali dalam sehari, umat Nasrani beribadat di gereja
setiap hari Minggu, umat Buddha sembahyang waktu
pagi dan sore hari. Ibadah insidental (dilaksanakan apabila
dianggap perlu), contohnya umat Islam melakukan salat
Istisqo pada waktu kemarau panjang.
- Sarana atau prasarana keagamaan ialah segala bentuk
peralatan yang digunakan dalam praktik keagamaan dengan
tujuan demi lancarnya pelaksanaan ibadah.
- Umat beragama atau komunitas beragama merupakan
penge lom po kan pada komunitas agama yang pada
umumnya didasari oleh ideologi atau paham keagamaan
setiap penganutnya.
4) Kitab suci merupakan doktrin agama yang berisi ajaran-ajaran
pokok yang bersumber dari Tuhan yang disampaikan kepada
umat manusia melalui utusannya. Misalnya, kitab suci Al-Quran
dan hadist bagi umat Islam, umat Kristiani dalam Alkitab atau
Injil bagi umat Kristiani, Tripitaka bagi umat Buddha, Weda bagi
umat Hindu, dan sebagainya.
Setiap manusia dalam memeluk agama dan kepercayaannya
masing-masing didasarkan pada beberapa alasan, seperti:
- sarana meditasi agar mendapatkan ketenangan hidup;
- mengakui adanya sesuatu yang lebih tinggi dari dirinya;
- doktrin orangtua, yang menginginkan agar agama yang
dianut nya dapat pula oleh anak dan keturunannya;
- pengaruh lingkungan, baik di keluarga maupun masyarakat.
5) Kebutuhan batin, Primordial dapat berarti mula-mula, pokok, pertama,
kesetiaan terhadap unsur-unsur yang diperoleh dalam sosialisasi
sejak dilahirkan. Primordialisme merupakan pengelompok an
manusia yang dilandasi dengan kesetiaan terhadap unsur-unsur
yang diperoleh dalam sosialisasi sejak lahir, berupa unsurunsur pokok dalam kehidupan manusia.
Dalam masyarakat
yang menunjukkan primordialisme agama, misalnya adanya
sejumlah orang yang saling berhubungan secara teratur dalam
kehidupan keagamaan. Primordialisme dalam masyarakat
umumnya dilandasi oleh beberapa faktor, seperti keyakinan
ideologi, adanya kepentingan pribadi atau golongan, keturunan
darah, dan kesamaan daerah.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama dan
mereka sepenuhnya percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah hak azasi manusia yang paling pokok sehingga satu sama
lain mengakui dan menghormati agama-agama yang dianut.
Pengakuan terhadap agama menunjukkan tindakan yang adil
terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain sebagai pemeluk
agama yang berbeda dengan yang kita anut.
Adanya kerukunan beragama akan menumbuhkan sikap
toleransi di antara warga negara. Sikap ini telah ada semenjak dahulu yang tertulis dalam buku Sutasoma karya Mpu Tantular.
Dalam buku tersebut tertulis kata-kata Bhineka Tunggal Ika Tan
Hana Dharma Mangra, yang artinya walaupun berbeda satu jua
adanya sebab tidak ada tujuan agama yang berbeda. Oleh karena
itu, membina dan mengembangkan sikap hormat-menghormati
pemeluk agama merupakan kewajiban kita sebagai warga negara
Indonesia.
c. Perbedaan Suku Bangsa
Menurut Heckmann, suku bangsa adalah sekelompok manusia
yang memiliki kolektivitas serta identitas kultural tertentu dan
hidup dalam sebuah negara, bersama-sama kelompok etnis lainnya.
Adapun Koentjaraningrat mengartikan suku bangsa sebagai suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut
sering dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
Suku bangsa lahir atau diawali dari suatu kelompok kekerabatan.
Kelompok kekerabatan adalah suatu kesatuan individu yang terikat
oleh ciri-ciri sebagai berikut.
- Memiliki perangkat norma yang mengatur perilaku anggota
kelompok.
- Memiliki suatu rasa kepribadian kelompok yang disadari oleh
semua anggotanya.
- Memiliki suatu aktivitas berkumpul anggotanya yang dilakukan
secara berulang-ulang.
- Memiliki suatu sistem hak dan kewajiban yang mengatur
interaksi antaranggota kelompok.
- Memiliki pemimpin atau pengurus yang mengorganisasi
aktivitas-aktivitas kelompok.
- Memiliki suatu sistem hak dan kewajiban bagi anggotanya
terhadap sejumlah harta produktif, harta konsumtif, atau harta
pusaka tertentu.
Suku bangsa di dunia jumlahnya sangat banyak, mulai dari
suku bangsa yang hanya memiliki anggota ratusan orang sampai
dengan yang jumlah anggotanya jutaan orang. Para ahli sosiologi dan
antropologi berusaha menentukan batas-batas suku bangsa secara
konkret.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam menentukan batasbatas suatu masyarakat atau suku bangsa adalah sebagai berikut.
- Kesatuan manusia yang dibatasi oleh kesamaan ras atau ciri-ciri
jasmaniah.
- Kesatuan masyarakat yang bertempat tinggal pada suatu desa
atau lebih.
- Kesatuan masyarakat yang mengucapkan suatu bahasa atau satu
logat bahasa.
- Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh suatu
daerah politik administrasi.
- Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa
identitas penduduknya sendiri.
- Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh suatu
wilayah geografis.
- Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh kesatuan
ekologis.
- Kesatuan masyarakat yang memiliki pengalaman sejarah yang
sama.
- Kesatuan masyarakat yang anggota-anggotanya melakukan
interaksi dengan frekuensi tinggi dan merata.
- Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial seragam.
Antara prinsip yang satu dan lainnya biasanya saling terkait.
Contohnya suku bangsa Aborigin merupakan kesatuan manusia
yang memiliki warna kulit cokelat-hitam, rambut hitam keriting,
bertempat tinggal di daerah pedalaman Australia.
Mereka adalah
penduduk asli Australia dengan pengalaman sejarah yang sama.
Setiap anggotanya mengidentifikasikan diri dengan pola perilaku
yang berlaku dalam masyarakatnya sehingga sulit berbaur dengan
masyarakat pendatang (orang kulit putih), yang jumlah anggotanya
relatif sedikit. Oleh karena itu, komunikasi antarsesamanya tinggi
dan merata yang didasari oleh suatu susunan sosial.
Bangsa Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa. Antara satu
sama lain memiliki ciri tersendiri yang menjadi kekayaan budaya
bangsa yang merupakan sifat dari Bhinneka Tunggal Ika. Setiap suku
bangsa berkembang sesuai dengan lingkungan alam, sosial, dan
budaya sehingga akan menjadikan keanekaragaman bahasa daerah,
adat istiadat, kebiasaan, dan hukum adat. Suku bangsa di Indonesia
memiliki banyak kesamaan, yaitu:
- persamaan kehidupan sosial atas dasar kekeluargaan;
- asas-asas yang sama atas hak milik tanah;
- asas-asas yang sama dalam bentuk persekutuan masyarakat,
seperti bentuk kekerabatan, adat perkawinan;
- asas-asas yang sama dalam hukum adat.
Keanekaragaman budaya daerah secara keseluruhan berpadu
dalam suatu kesamaan dan keseragaman, yaitu lingkungan, hukum
adat, dan asal budaya. Kebudayaan daerah, sebagai tonggak
kebudayaan nasional memiliki potensi yang besar, yaitu sebagai
berikut.
- Memiliki, mengandung, dan menyimpan kemampuan atau
kekuatan untuk bersatu sebagai satu bangsa sehingga menjadi
daya tarik dan keindahan dari keanekaragaman budaya.
- Memancarkan potensi ekonomis, yaitu menarik wisatawan, dari
dalam ataupun luar negeri.
- Merupakan kebanggaan daerah masing-masing, di samping
sebagai unsur penggerak kesadaran bangsa.
Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa
dengan kebudayaannya yang berbeda-beda, antara satu suku bangsa
dan suku bangsa yang lain. Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap suku
bangsa sebagai ciri dari suku bangsa yang bersangkutan, terutama ciri
sosialnya seperti bahasa, struktur masyarakat, sistem politik, dan lain lain.
Warga masyarakat dari salah satu suku bangsa apabila berada
di luar daerahnya, dalam keadaan tertentu cenderung mewujudkan
rasa setia kawan atau solidaritas dengan sesamanya. Contohnya, di
Jakarta atau di kota-kota besar lainnya, identitas setiap suku bangsa
cenderung tidak tampak.
Akan tetapi, pada saat mereka sedang
berkumpul atau berbicara, akan terlihat jelas karena biasanya setiap
suku bangsa memiliki logat bicara, atau pakaian adat yang khas,
berbeda dengan suku bangsa yang lain.
Bagi orang-orang yang tinggal di luar wilayah suku bangsanya,
akan menganggap daerah asal sebagai kampung halaman yang
diwarisi turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Begitu pula
bagi orang dari salah satu suku bangsa yang berada di suatu daerah
(pribumi), apabila kedatangan orang lain dari suku bangsa yang
berbeda, akan mengatakan pendatang sebagai “orang luar” atau
“bukan orang kita”.
Perbedaan suku bangsa dan budaya jangan menjadikan setiap orang
merasa dari satu suku bangsa yang unggul sehingga meremehkan orang
lain dari suku bangsa yang berbeda. Perasaan kesukuan yang tinggi
pun bisa mengakibatkan terjadinya konflik di antara mereka. Perasaan
semacam ini harus dihilangkan karena kita sebagai bangsa Indonesia
wajib menghargai perbedaan suku bangsa sebab kebudayaan
merupakan kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Keanekaragaman
budaya bangsa merupakan warisan masa lampau yang sekarang masih
dapat dinikmati. Oleh karena itu, keberadaan keanekaragaman budaya
tersebut perlu untuk dilindungi, diper tahan kan, dan dipelihara. Hal
ini karena mengandung nilai-nilai kehidupan yang luhur sebagai
kekayaan budaya bangsa yang tidak ternilai.
d. Perbedaan Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu kategori yang diperoleh
manusia sejak lahir. Jenis kelamin juga merupakan salah satu unsur
pembeda dalam diferensiasi sosial. Secara hakiki, perbedaan lakilaki dengan perempuan bersifat horizontal atau tidak menunjuk kan
perbedaan derajat yang tinggi atau rendah sebab perbedaan tersebut
hanya menyangkut bentuk dan sifat dasar.
Di berbagai bidang kehidupan, perbedaan jenis kelamin bukanlah
halangan untuk melakukan suatu pekerjaan. Saat ini, banyak wanita
yang menggeluti bidang pekerjaan yang dahulu hanya dilakukan
oleh kaum laki-laki, meskipun ada beberapa pekerjaan yang tidak
mungkin dilakukan oleh wanita. Contohnya, seperti bekerja menjadi
tukang becak atau bekerja di pengeboran minyak lepas pantai.
e. Perbedaan Profesi
Kehidupan manusia, terutama yang telah memiliki pekerjaan
dan menjalankan tugasnya sehari-hari, tidak lepas dari profesi atau
kedudukan. Kedudukan yang dimiliki seseorang dilatarbelakangi
peran yang berfungsi melaksanakan hak dan kewajiban dalam
kegiatan sehari-hari. Profesi akan berdampingan dengan kedudukan.
Walaupun setiap orang dapat saja memiliki kedudukan yang sama
dengan orang lain, profesi dapat berbeda.
Misalnya, dua orang memiliki kedudukan yang berada pada
lapisan menengah, tetapi mereka memiliki profesi yang berbeda.
Bapak R profesinya sebagai dokter, sedangkan bapak T seorang
psikiater, dan keduanya memiliki kedudukan terhormat dalam
masyarakat walaupun berbeda profesi.
Setiap orang memiliki profesi yang umumnya didapat dan
disesuaikan dengan latar belakang pendidikan, keterampilan, dan
keahlian. Perbedaan profesi akan berhubungan dengan perbedaan
sumber dan besarnya pendapatan, sebagai hak yang harus diterima
seseorang. Misalnya sebagai berikut.
- Seorang penarik becak menjalankan kewajibannya dengan
cara mengantarkan keinginan penumpang ke tempat tujuan,
kemudian memperoleh hak berupa pembayaran jasa yang
disepakati.
- Seorang pengemudi angkutan kota menjalankan kewajibannya
membawa penumpang pada jalur (rute) yang telah ditentukan,
begitu pula halnya dengan pembayaran jasa penumpang. Jalur
dan besarnya pembayaran jasa angkutan kota ditentukan oleh
Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dan Dinas Angkutan Lalu
Lintas Jalan Raya (DLLAJR).
Kewajiban yang dijalankan oleh orang yang memiliki profesi
dapat berbeda-beda, begitu pula cara dan sumber imbalan sebagai
hak yang diterima. Perbedaan antara suatu profesi dan profesi lain
bersifat horizontal sebab tidak ada sesuatu jenis pekerjaan yang
lebih baik daripada pekerjaan lain.
Dalam hubungannya dengan
diferensiasi sosial, setiap profesi jangan dinilai atau diukur secara
ekonomis dan normatif sebab jika dinilai secara ekonomi hanya akan
menggambarkan tinggi-rendah atau baik-buruknya.
Contohnya,
penghasilan seorang dokter lebih besar dibandingkan penarik
becak, tetapi bukan karena penghasilan dokter lebih besar kemudian
bersikap merendahkan tukang becak. Semua pekerjaan mungkin
berbeda jenisnya, namun kita harus melihat manusianya, yakni
sama-sama makhluk Tuhan.
f. Perbedaan Klan
Klan berhubungan dengan latar belakang keturunan yang
tergabung dalam keluarga luas, baik berdasarkan garis keturunan
wanita (matrilineal) maupun laki-laki (patrileneal) atau keduanya.
Klan merupakan suatu organisasi sosial yang khusus menghimpun
anggotanya berasal dari satu keturunan yang sama sehingga klan
akan memiliki struktur sosial tersendiri yang secara khusus untuk
memperkokoh ikatan kekerabatan di antara mereka.
Orang-orang yang terhimpun dalam suatu klan dapat diketahui
dari nama belakang (nama keluarga) yang mereka pakai seperti yang
dimiliki oleh masyarakat Batak, tetapi terdapat juga anggota sebuah
klan yang dapat dikenali dari lambang-lambang yang dipasang di
rumah atau perilaku khusus yang hanya berlaku bagi suatu klan.
Klan di Indonesia merupakan warisan budaya yang diturunkan oleh
pendahulu mereka.
Tidak semua orang Indonesia memiliki klan karena di antara
mereka banyak yang tidak memperhitungkan latar belakang atau
asal keturunan. Adanya perkawinan antarsuku bangsa dapat
memperlemah kedudukan seseorang dalam keanggotaan suatu klan,
dan yang bersangkutan dapat saja membentuk suatu struktur sosial
baru yang berbeda dari klan.
Posting Komentar untuk "Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial"