Pengertian Uang dan Fungsi Uang
Dari sudut pandang ekonomi, uang adalah sesuatu yang diterima
atau dipercaya masyarakat sebagai alat pembayaran atau transaksi. Oleh
karena itu uang dapat berbentuk apa saja, tetapi tidak berarti segala sesuatu
merupakan uang.
Misalnya, ada uang kertas yang digunakan sebagai alat
pembayaran transaksi, tetapi tidak semua kertas merupakan uang. Bukan
karena harga kertasnya yang murah, tetapi karena tidak diterima atau
dipercaya oleh masyarakat umum sebagai alat pembayaran.
Uang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau transaksi, jika
memenuhi syarat-syarat, berikut:
- diterima oleh umum (acceptibility);
- mudah disimpan dan dipindahtangankan (portibility);
- tahan lama dan tidak cepat rusak (durability);
- dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilai (divisibility);
- nilainya stabil atau tetap (stability of value);
- jumlahnya memenuhi kebutuhan.
1. Fungsi Uang
Uang memiliki empat fungsi penting yang dikelompokkan menjadi
dua fungsi, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
a. Fungsi Asli Uang atau Fungsi Primer Uang
Fungsi asli atau fungsi primer uang dibagi menjadi dua bagian, yaitu
uang sebagai alat tukar (medium of exchange) dan uang sebagai satuan
hitung (unit of account).
1) Uang sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange)
Fungsi uang sebagai alat tukar atau transaksi, artinya uang harus diterima
atau mendapat jaminan kepercayaan. Jaminan kepercayaaan tersebut diberikan
pemerintah berdasarkan undang-undang atau keputusan yang berkekuatan
hukum. Dengan fungsinya tersebut, uang dapat mempermudah dan
mempercepat kegiatan pertukaran dalam per ekonomian.
2) Uang sebagai Alat Satuan Hitung (Unit of Account)
Uang sebagai alat satuan hitung, artinya uang dapat mem berikan
harga suatu komoditas berdasarkan satu ukuran yang umum digunakan.
Misalnya, di Indonesia rupiah menjadi dasar pengukuran nilai barang
dan jasa yang diperdagangkan di pasar. Seseorang dapat mengukur nilai sebuah mobil atau rumah dengan rupiah, bahkan dengan diketahuinya
nilai rupiah dari mobil dan rumah dapat diketahui pula perbandingan
nilai antara mobil dan rumah.
b. Fungsi Turunan atau Fungsi Sekunder
Fungsi turunan uang terdiri atas uang sebagai penyimpan nilai (store
of value) dan uang sebagai standar pembayaran di masa yang akan datang
(standard of deferred payment).
1) Uang sebagai Penyimpan Nilai (Store of Value)
Fungsi uang sebagai penyimpan nilai dihubungkan dengan
kemampuan uang menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang
meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan
saat itu juga.
Misalnya, Maya seorang peternak ayam. Bulan lalu Maya
menjual 1.000 ekor ayamnya seharga Rp20.000.000,00. Maya dapat
menyimpan uang hasil penjualan ayamnya untuk digunakan pada masa
yang akan datang.
2) Uang sebagai Standar Pembayaran pada Masa Mendatang
(Standard of Deferred Payment)
Banyak kegiatan ekonomi yang balas jasanya tidak diberikan pada saat
itu juga, misalnya pegawai baru mendapat gaji setelah bekerja selama satu
bulan penuh. Contoh lain, yaitu transaksi utang piutang yang mungkin
baru dapat diselesaikan dalam tempo beberapa tahun.
Pembayaran untuk
masa mendatang tersebut dimungkinkan karena uang memiliki fungsi
standar pembayaran pada masa yang akan datang (standard of deferred
payment). Dengan fungsi tersebut berapa balas jasa atau pembayaran pada
masa yang akan datang akan lebih mudah dihitung karena dapat diukur
dengan daya beli (purchasing power).
2. Nilai dan Jenis Uang
a. Nilai Uang
Berdasarkan nilainya, uang dibagi menjadi dua, yaitu uang dilihat
dari asalnya dan uang dilihat dari ukurannnya.
Dilihat dari asalnya, nilai uang terdiri atas nilai nominal dan nilai
intrinsik.
- Nilai nominal, yaitu nilai uang berdasarkan tulisan yang tertera pada uang.
- Nilai intrinsik, yaitu nilai uang berdasarkan pada bahan yang digunakan untuk membuat uang tersebut.
Adapun berdasarkan dari ukurannya, nilai uang terdiri atas nilai
internal dan nilai eksternal.
- Nilai internal, yaitu nilai uang yang diukur berdasarkan kemampuan uang untuk mendapatkan sejumlah barang dan jasa.
- Nilai eksternal, yaitu nilai uang yang diukur dengan sejumlah mata uang luar negeri (kurs), misalnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
b. Jenis Uang
Berdasarkan jenisnya uang dapat dibagi menjadi dua, yaitu uang kartal
dan uang giral.
1) Uang kartal, merupakan alat pembayaran yang sah dan diterima umum.
Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang kertas terdiri
atas uang kertas bank dan uang kertas negara.
- Uang kertas bank adalah surat utang tidak berbunga yang bisa digunakan sebagai alat pembayaran.
- Uang kertas negara adalah uang yang dikeluarkan oleh negara bukan merupakan surat utang tetapi digunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pemerintah.
Adapun uang logam terdiri atas uang standar, uang tanda, dan uang pas.
- Uang standar atau uang baku adalah uang yang menjadi standar keuangan suatu negara.
- Uang tanda adalah uang yang nilainya bergantung pada nilai nominalnya.
- Uang pas adalah alat pembayaran yang sah dalam jumlah terbatas dan diatur oleh pemerintah.
2) Uang giral adalah saldo yang tersedia di bank yang dapat diambil sewaktuwaktu dengan giro, cek, dan telegrafic transfer. Uang giral dapat terjadi,
jika terjadi transaksi berikut:
- penyerahan uang kartal di bank;
- penjualan saham perusahaan melalui bank; dan
- penerimaan atau pinjaman (kredit) dari bank (loan deposit).
3. Teori Nilai Uang
Secara garis besar, teori tentang nilai uang dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu teori nilai barang dan teori nilai internal.
a. Teori Nilai Barang
Teori nilai barang dibagi lagi menjadi dua, yaitu teori logam atau
katalistik dan teori nilai batas.
1) Teori Logam atau Katalistik
Teori logam atau katalistik dikemukakan oleh Adam Smith. Menurut
teori ini, masyarakat menerima benda sebagai uang karena bahannya terbuat
dari logam bernilai tinggi.
2) Teori Nilai Batas
Teori nilai batas dikemukakan oleh Carl Menger. Menurut teori ini,
masyarakat menerima benda sebagai uang karena masyarakat memerlukan
barang tersebut.
b. Teori Nilai Internal
Teori nilai internal dibagi menjadi tiga, yaitu teori kuantitas uang,
teori persediaan kas, dan teori pendapatan.
1) Teori Kuantitas Uang
Teori kuantitas uang menurut David Ricardo, menjelaskan bahwa
harga barang dan jumlah uang yang beredar berbanding lurus, artinya
bertambahnya jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan kenaikan
harga, sedangkan jumlah output yang dihasilkan tidak berubah.
2) Teori Persediaan Kas atau Teori Sisa Tunai
Teori persediaan kas atau teori sisa tunai dikemukakan oleh Alfred
Marshall. Teori Marshal tidak menekankan pada perputaran uang (velocity)
dalam suatu periode, tetapi menekankan pada bagian pendapatan (GNP)
yang diwujudkan dalam bentuk uang kas.
3) Teori Pendapatan
Teori pendapatan dikemukakan oleh J. M. Keynes. Teori ini disebut
juga dengan teori Liquidity Preference. Menurut teori ini, seseorang senang
memegang uang tunai karena didorong oleh tiga motif, yaitu motif untuk
bertransaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi.
Posting Komentar untuk "Pengertian Uang dan Fungsi Uang"