Pengertian dan Perkembangan TIK
Teknologi informasi dan
komunikasi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan
teknologi yang dapat mengelola informasi dan dapat
membantu komunikasi.
Teknologi informasi dan komunikasi tidak hanya
membahas benda-benda seperti telepon dan komputer yang
termasuk ke dalam perangkat keras (hardware). Teknologi
informasi dan komunikasi juga membahas perangkat
lunak (software), teknik penggunaan, layanan, dan sistem
jaringan.
Perangkat keras atau hardware hanyalah salah satu
faktor dalam teknologi informasi dan komunikasi. Faktor
lain yang mendukung adalah perangkat lunak atau software
dan perangkat akal atau brainware. Penjelasan tentang
hardware dan software dapat kamu pelajari pada bab
selanjutnya.
Perkembangan TIK
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
tidak terlepas dari pengaruh perkembangan baca tulis, alat
cetak, alat komunikasi, serta bilangan dan alat hitung.
Bagaimana pengaruh hal-hal tersebut dalam
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi?
Pelajarilah uraian berikut dengan baik dan saksama.
1. Sejarah Baca Tulis
Menurut para ahli sejarah, manusia purba saling
berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Bahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi hanya berupa gerakan
tangan dan dengusan. Manusia purba belum bisa membaca
dan menulis. Pada waktu itu, belum ditemukan alat tulis dan
cara menulis. Apa pun yang didengar, dilihat, dan dialami
belum bisa dicatat.
Apakah kamu dapat mengingat semua hal yang terjadi
tujuh tahun yang lalu? Ternyata, daya ingat manusia sangat
terbatas. Tidak semua hal yang didengar, diucapkan, dan
dialami dapat diingat kembali. Keadaan inilah yang mendorong manusia mencari cara
menyimpan informasi yang pernah didengar, dilihat, atau
dialaminya.
Manusia purba menyimpan informasi dalam
bentuk gambar, lukisan, simpul tali, ukiran, dan prasasti.
Berbagai media telah digunakan oleh manusia purba.
Misalnya, dinding gua, batu, tulang, pohon, dan tanah liat.
Salah satu bukti manusia purba menyimpan informasi
adalah penemuan lukisan binatang pada dinding gua di
benua Afrika. Hal tersebut merupakan bukti bahwa manusia
purba sudah dapat menyimpan informasi dalam bentuk
lukisan atau gambar. Masa ketika manusia belum mengenal
baca tulis disebut zaman prasejarah atau prehistoric.
Bangsa Sumeria diyakini sebagai bangsa yang pertama
kali dapat membaca dan menulis. Hal ini dibuktikan oleh
penemuan tulisan pada lempeng tanah liat yang dibuat
sekitar tahun 4100 SM (Sebelum Masehi) sampai tahun
3800 SM.
Pada masa yang hampir bersamaan, bangsa Mesir
kuno juga telah dapat membaca dan menulis. Bangsa Mesir
menggunakan huruf berupa gambar-gambar atau piktograf.
Setiap simbol mempunyai bentuk bunyi atau lafal yang
berbeda sehingga simbol tersebut dapat membentuk kata,
kalimat, dan bahasa.
Bangsa Mesir telah menulis pada lembaran papirus
sejak tahun 3000 SM. Papirus adalah sejenis tanaman
yang banyak dijumpai di sepanjang sungai Nil. Papirus
dapat diolah menjadi lembaran-lembaran yang dapat ditulis.
Menulis informasi pada lembaran papirus jauh lebih mudah
daripada menulis di batu atau tanah liat.
Pada tahun 150 SM, raja Mesir bernama Pharaoh
Ptolemy V, melarang ekspor papirus untuk Raja Eumenes
dari kerajaan Pergamon. Hal inilah yang kemudian
mendorong penemuan parchment. Parchment dibuat
dari sejenis kulit hewan, seperti kulit domba, kambing, dan
sapi. Menulis pada selembar parchment jauh lebih mudah
dibanding dengan menulis pada papirus.
Pada tahun 1600 SM, bangsa Cina telah mulai
menggunakan huruf kanji. Tiga ribu tahun setelah
penemuan papirus, bangsa Cina menemukan kertas. Kertas
lebih mudah ditulis dibanding dengan menulis pada papirus
atau parchment.
Kertas dibuat pada masa dinasti Han, yaitu sekitar
tahun 100 SM. Orang yang pertama kali memproduksi
kertas adalah Ts’ai Lun. Ribuan tahun setelah bangsa
Cina menemukan kertas, barulah bangsa India, Arab, dan
bangsa-bangsa lain menggunakan kertas untuk keperluan
baca tulis.
Bagaimana perkembangan baca tulis di Indonesia?
Perkembangan baca tulis di Indonesia ditandai dengan
ditemukannya prasasti Kawali di Pasir Muara Bogor.
2. Penemuan Alat Cetak
Sebelum ditemukan alat cetak, naskah atau buku yang
akan diperbanyak harus ditulis berulang-ulang. Proses
tersebut memerlukan waktu yang lama untuk menggandakan
sebuah buku tebal. Wong Jei, seorang berkebangsaan Cina
diyakini sebagai penemu alat cetak yang pertama. Naskah
pertama dicetak pada tahun 856. Wong Jei mengukir
tulisan pada kayu. Kemudian, kayu diberi tinta dan kertas
ditekan di atasnya sehingga terbentuklah cetakan pada
kertas.
Pada tahun 1000, Pi Sheng menemukan cara mencetak
yang lebih praktis. Pi Sheng membuat balok-balok huruf
dari tanah liat seperti dadu. Kemudian, balok-balok tersebut
diberi tinta dan ditempelkan pada kertas. Setiap balok dapat dipindahkan dan dapat digunakan kembali.
Proses
pencetakan buku-buku menjadi lebih cepat dibandingkan
cara sebelumnya. Pada tahun 1452 Johannes Gutenberg seorang
berkebangsan Jerman, membuat alat cetak modern.
Gutenberg menggunakan balok-balok huruf yang terbuat
dari logam dan dapat dipindahkan.
3. Sejarah Alat Komunikasi
Sejak ribuan tahun yang lalu, manusia sudah mampu
berkomunikasi secara langsung dengan manusia yang ada
di sekitarnya. Namun, proses komunikasi tersebut akan
terhambat jika jaraknya jauh. Menurut sejarah, suku Indian sudah sejak lama
menggunakan isyarat asap untuk berkomunikasi jarak jauh.
Mereka menggunakan ranting dan daun untuk membuat api
dan menggunakan sejenis kain untuk menghasilkan isyarat
asap dengan pola tertentu.
Sejarah juga mencatat adanya pemanfaatan hewan
yang sudah dilatih, seperti burung merpati dan elang. Pesan
yang akan dikirim diikat pada burung, kemudian dibawa
terbang. Setelah sampai di tempat tujuan, pesan tersebut
diterima dan dibaca.
Perkembangan teknologi telekomunikasi diawali
oleh penemuan telegraf pada tahun 1837. Telegraf
dikembangkan oleh Samuel Morse bersama William Cook
dan Charles Wheatstone. Telegraf dapat menghasilkan
informasi berupa kode morse yang diangkut melalui sinyal listrik. Informasi dikirim melalui kabel penghubung dengan
cepat. Jadi, baik pengirim (transmitter) dan penerima
(receiver) dapat berkomunikasi pada waktu hampir
bersamaan.
Walaupun telegraf cukup bermanfaat, tetapi alat ini
tidak dapat digunakan oleh setiap orang. Hal inilah yang
kemudian mendorong orang untuk menemukan alat
telekomunikasi yang lebih praktis. Pada tahun 1878, Alexander Graham Bell menemukan
alat yang dapat mengirim suara jarak jauh. Pada waktu itu,
wilayah yang dipisahkan oleh laut belum dapat dijangkau
oleh kabel telepon. Hal ini mendorong para ahli melakukan
penelitian gelombang radio dan menemukan pesawat
radio.
Cukup banyak orang yang berjasa dalam pengembangan
gelombang radio dan penemuan pesawat radio. Beberapa di
antaranya James Clerk Maxwell, Nikola Tesla, Guglielmo
Marconi, dan Alexander Popov.
Guglielmo Marconi mendapat hak paten atas
penemuan radio pada tahun 1896.
Namun, sebelum Marconi
mendapat hak paten atas penemuan radio, ada ahli fisika
Rusia bernama Alexander Popov yang juga menemukan
radio. Popov melakukan percobaan siaran radio pada tahun
1895. Sayangnya, Popov tidak mengajukan hak paten.
Pada tahun 1884, Paul Nipkow seorang insinyur
berkebangsaan Jerman, menemukan prinsip dasar televisi.
Jika pesawat telepon dan radio hanya dapat menerima
informasi suara maka televisi dapat menerima informasi
suara dan gambar bergerak atau video.
Kini dengan bantuan
satelit yang ditempatkan di ruang angkasa, kamu dapat
menerima dan mengirim informasi ke berbagai belahan
dunia. Saat ini orang dapat mengirim dan menerima
informasi berupa gambar, suara, video, teks, dan informasi
lainnya menggunakan komputer pribadi. Hal ini dapat
diwujudkan karena telah tersedia teknologi canggih berupa
jaringan komputer yang disebut Internet.
Dengan munculnya Internet, proses komunikasi tidak
lagi dibatasi oleh ruang. Kamu dapat berkomunikasi dengan
orang yang berada di luar negeri. Jika kamu tidak memiliki
Internet, kamu dapat memanfaatkan warung internet.
4. Sejarah Bilangan dan Alat Hitung
Manusia purba belum mengenal lambang bilangan.
Namun, manusia purba sudah dapat menghitung benda,
buah-buahan, dan hewan dengan menggunakan anggota
tubuh seperti tangan dan jari. Sebagai contoh, mereka
menggunakan kelingking untuk menyatakan satu, jari manis
untuk menyatakan dua, dan siku tangan untuk menyatakan
delapan.
Alat hitung sesungguhnya baru muncul sekitar tahun
3000 SM. Alat hitung yang yang berasal dari Babilonia
ini disebut Abacus. Abacus di negeri Cina disebut Shipoa,
sedangkan di Jepang bernama Soroban.
Beberapa masyarakat primitif menggunakan simpul
tali untuk mencatat hasil perhitungan. Contohnya, suku
Inka dari Amerika Selatan. Suku Inka menggunakan
simpul-simpul tali untuk mencatat bilangan atau kejadian
tertentu. Keseluruhan sistem simpul ini disebut Quipu atau
Khipu. Sistem simpul ini dianggap sebagai sistem lambang
bilangan pertama.
Selanjutnya, lambang bilangan berkembang. Lambang
bilangan yang berasal dari India, kemudian dikembangkan
oleh bangsa Arab. Lambang bilangan ini disebut lambang
bilangan Arab. Lambang bilangan Arab inilah yang telah
dikenal dan diterima di seluruh dunia.
Keperluan manusia menghitung secara cepat dan akurat
telah melahirkan ide pembuatan mesin hitung mekanik.
Beberapa ahli sejarah mempercayai bahwa Leonardo Da
Vinci adalah orang yang kali pertama menemukan ide
mesin hitung. Keyakinan ini berdasarkan sketsa yang dibuat
oleh Da Vinci pada tahun 1500-an. Namun, Da Vinci belum
pernah mewujudkan idenya.
Antara tahun 1641 hingga 1647, Blaise Pascal,
seorang ahli matematika dan fisika berkebangsaan
Prancis, membuat mesin hitung menggunakan roda-roda
mekanis serta cakra yang bernomor. Mesin hitung ini
disebut Pascaline. Pascaline hanya dapat menjumlahkan
dua bilangan dan melakukan simulasi pengurangan dua
bilangan.
Di beberapa buku sejarah komputer, Pascal dikenal
sebagai penemu kalkulator pertama di dunia. Namun,
Franz Hammer ahli sejarah Jerman memiliki bukti lain. Ia
mengatakan bahwa Wilhelm Schickard telah menemukan
kalkulator mekanik sebelum Pascal. Kalkulator mekanik
tersebut diberi nama Calculating Clock atau Schickard’s
Calculator yang dibuat pada tahun 1623. Jadi, Calculating
Clock dibuat pada tahun yang sama ketika Pascal
dilahirkan.
Pada tahun 1673, Gottfried Wilhelm Leibniz ahli
matematika Jerman berhasil menciptakan mesin kalkulator
mekanik. Kalkulator tersebut dapat melakukan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan.
Kalkulator mekanik menggunakan roda-roda yang disebut
roda Leibniz.
Posting Komentar untuk "Pengertian dan Perkembangan TIK"