Teknik Menyusun Naskah Lakon
Menyusun naskah lakon pada dasarnya adalah menulis lakon tentang kehidupan yang bersumber naskah lakon secara tertulis atau tidak ditulis secara hukum sastra drama. Naskah lakon dibangun dan berkembang melalui lakon yang memiliki konflik. Kehadiran konflik di dalam lakon teater bersifat mutlak. Jika di dalam lakon tidak mengandung konflik berarti telah mengaburkan esensi dari lakon teater (drama) itu sendiri. Dimana inti dari drama adalah konflik.
Di dalam praktiknya, menyusun naskah lakon diperlukan suatu cara atau teknik untuk penuangan gagasan dalam bentuk tulisan. Adapun cara yang dapat digunakan dalam kreativitas menyusun naskah lakon dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti menerjemahkan, mengadaptasi, menyadur dan menyanggit.
1. Teknik Menterjemahkan
Menterjemahkan merupakan salah satu teknik menyusun naskah lakon
yang dapat dilakukan guna memenuhi pengadaan lakon teater. Dalam
kenyataannya lakon hasil terjemahan atau kisah sangat sulit didapat, lebihlebih lakon kisah berbahasa asing. Oleh karena itu bentuk pementasan atau
kisah satu-satu hanya ada di Indonesia, dan salah satu bentuk yang mendekati
bentuk atau kisah milik asing adalah Opera.
Terjemah atau menterjemahkan dapat diartikan sebagai mengalih
bahasakan atau dalam bahasa Inggris translate dari bahasa asing (Inggris,
German, Arab) ke dalam bahasa Indonesia atau kebalikannya, bahasa daerah
ke dalam bahasa Indonesia (Sunda, Jawa) atau sebaliknya. Syarat pertama
bagi seorang penulis dalam menterjemah sebuah lakon harus memahami dan
menguasai bahasa serta utamanya menguasai teknik menyusun naskah lakon
yang dijadikan alat atau pisau bedahnya.
Kegiatan yang memungkinkan dalam menterjemahkan lakon, dengan
cara mengalihbahasakan lakon berbahasa Sunda atau Jawa atau bahasa daerah
lain ke dalam bahasa Indonesia atau dengan melakukan kebalikannya.
Misalnya dari lakon teater berbahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah
setempat.
2. Teknik Adaptasi
Adaptasi secara harfiah dapat diartikan menyesuaikan atau penyesuaian
diri sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan yang dihadapi. Adaptasi
dalam hubungan naskah lakon merupakan salah satu teknik menyusun naskah
lakon yang dapat dimanfaatkan untuk melengkapi perbendaharaan naskah
lakon seni teater bersumber cerita, kisah atau lakon yang ada dan pernah
tumbuh dan berkembang di daerah.
Mengadaptasi naskah sastra drama atau lakon teater dalam proses
kreatifnya dapat dilakukan dengan cara; meminjam kandungan isi tematik
dan struktur lakon dari naskah aslinya. Akan tetapi bentuk lakonnya dapat
disesuaikan dengan setting yang dikehendaki kreator. Misalnya, Suyatna
Anirun melakukan adaptasi naskah Drama Komedi karya Molire berjudul “
Lingkaran Kapur Putih “ diadaptasi atau di bawa pada situasi, kondisi alam
dan nuansa etnik Jawa Barat (Sunda).
Dengan demikian teknik mengadaptasi
lakon atau menyusun naskah lakon teater pun dapat dilakukan dengan cara
memimjam bentuk atau warna dengan sumber cerita dari naskah lakon karya
bangsa lain atau karya sastra etnik lain di Indonesia.
3. Teknik Sadur
Sadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara menggubah atau
merubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita, tetapi dengan
tidak menghilangkan, merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya.
Lakon saduran dengan tidak mencantumkan sumber cerita dan pengarang
aslinya dapat disebut plagiat (mencaplok, mengaku karya orang lain menjadi
karya sendiri).
Contoh yang dapat dikemukakan, antara lain mengubah lagu, artinya lagu
diaransemen dengan warna musik yang tidak sama dengan musik aslinya
tetapi syair lagu tetap sama. Misalnya; warna pop diubah ke dalam musik
dangdut atau mengkawinkannya menjadi popdut (pop dangdut).
Menyadur dalam konteks cerita ke dalam bentuk lakon dapat kamu
lakukan dengan mengubah sumber cerita yang ada, yakni apakah itu dari
cerita dongeng, puisi, cerpen, prosa, hikayat, legenda, sejarah dan sumber
cerita lainnya yang diangkat dan dituangkan kedalam bentuk naskah lakon
teater.
4. Sanggit
Istilah Sanggit atau menyanggit dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(Poerwadarminta, 1984) mengandung pengertian bergeser atau menggeser
sesuatu tetapi dalam satu hal yang sama. Seperti bambu berderik apabila
terjadi gesekan dengan bambu yang lain atau gigi kita menderik apabila terjadi
gesekan dengan gigi yang lain.
Sanggit atau menyanggit dalam hubungan dengan menyusun naskah
lakon tidak sama dengan menggubah atau teknik sadur. Sanggit lebih
mengandung pengertian membuat atau menyusun cerita atau lakon bersifat
baru, tetapi tidak melepaskan dari lakon atau cerita aslinya.
Dapat pula
dikatakan bahwa Sanggit adalah proses pengembangan cerita dari tematik
yang ada atau pengembangan lakon dari sebuah adegan atau babak di dalam
lakon sehingga lakon yang disusun benar-benar baru dan tidak sama dengan
lakon asli yang kita jadikan sumber gagasan lakon baru. Dengan demikian
teknik menyusun naskah lakon dengan cara nyanggit diilhami oleh tematik
– tematik lakon yang telah ada dan ditulis orang sebelumnya.
Menyusun naskah dengan teknik sanggit dapat dilakukan kapan saja,
artinya dapat diproses sebentar atau dilakukan dengan lama. Hal ini sangat
ditentukan dengan kesiapan kamu untuk memulai menyusun naskah lakon. Setiap orang memiliki daya khayal dan ketertarikan terhadap tematik
cerita atau lakon. Hal ini, sangat bergantung pada kepekaan atau sensitivitas
masing-masing orang, termasuk kamu.
Sifatnya sangat pribadi, tidak bisa
dipaksakan atau berlarut-larut mengalir begitu saja menjadi sampah. Itu
sebabnya untuk membangun daya khayal dan kepekaan menyusun naskah
lakon, kamu harus banyak mengapresiasi pementasan teater atau membaca
karya sastra (lakon) orang lain. Teks bacaan dengan cara mengamati kejadian,
peristiwa yang nampak di sekitar kamu maupun konteks pementasan teater
dapat menjadi rangsangan gagasan dalam menyusun atau menulis lakon teater.
Tema cerita yang akan diangkat tidak harus yang rumit atau yang susah untuk
dituangkan, apalagi dalam bentuk lakon yang panjang hingga beberapa babak.
Cukup tema yang sederhana saja, tetapi dituangkan dalam teknik menyusun
yang tepat, menarik, dan komunikatif.
Posting Komentar untuk "Teknik Menyusun Naskah Lakon"