Teknik adalah cara, metode dan strategi
dalam melakukan atau menyelesaikan sesuatu
kegiatan dengan baik dan benar atau aman.
Teknik seni peran dapat kamu pahami
sebagai suatu cara, metode atau cara untuk
mengoptimalkan keterampilan potensi
pikir, perasaan, vokal dan tubuhnya dalam
membawakan peran atau tokoh dengan totalitas
dan penuh kesadaran, sehingga diperoleh
manfaat dalam meningkatkan akting atau
seni peran dari suatu tokoh atau peran yang
diekspresikan.
Belajar seni peran tidak dapat lepas dari
beberapa unsur di dalamnya. Unsur-unsur seni
peran dapat kamu ketahui melalui pembelajaran
teori dan praktik dengan materi berupa
penguasaan teknik seni peran: olah tubuh, olah
suara, olah rasa dan tentang Ruang dengan
beberapa unsur pendalam dengan bimbingan
guru.
Pembelajaran teknik dasar seni peran dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan
yang dilakukan oleh beberapa pakar seni teater
(Boleslavsky, 1975; Stanislavsky,1980; Arayana,
2005: Rendra, 1913) aplikasinya dilakukan
melalui tahapan-tahapan teknik seni peran
sebagai berikut.
Hal ini dilakukan agar kamu memiliki;
ketahanan tubuh, suara yang memadai
dan kepekaan rasa dalam mencapai tujuan
pembelajaran agar berpengalaman dalam seni
peran atau akting.
1. Olah Tubuh
Olah tubuh merupakan pembelajaran
praktik melalui pengolahan atau pelatihan
agar tubuh kamu memiliki; stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks tubuh. Dalam
hal ini jelas, kamu harus memakai pakaian
(pakaian olah raga).
a. Stamina / Kekuatan Tubuh
Kekuatan tubuh adalah cara bagaimana
melatih terhadap tubuh agar kamu memiliki
ketahanan fisik dan pernapasan yang sehat. Latihannya, kamu dengan bimbingan guru
berlari beberapa keliling sesuai dengan luas
lapangan atau sesuai dengan luas ruangan (kalau
di dalam gedung). Latihan pernapasan, dengan
menarik dan membuang udara pernapasan
melalui hidung dengan dada, diagfrahma
dan perut kembung kempis. Setelah kamu
melakukan pengolahan daya tubuh dilanjutkan
dengan aktivitas peregangan bagian otot tubuh
b. Streching / Peregangan
Peregangan adalah pengolahan atau latihan pada bagian otot-otot tubuh
agar lentur dan memiliki daya gerak refleks.
Latihannya, kamu dengan bimbingan guru, mulai dari; mata, mulut, muka,
leher, bahu, dada, pinggul, pantat, lengan, pergelangan tangan, jari tangan,
paha, kaki, dengkul kaki, betis, engkel kaki, tumit, dengan cara digerakangerakan atas-bawah, kanan-kiri, putaran, ke luar-ke dalam atau dengan cara
penguncian dengan 2 x 8 hitungan. Setelah melakukan peregangan latihan
dilanjutkan dengan menjaga keseimbangan tubuh.
c. Keseimbangan tubuh
Pelatihan keseimbangan tubuh membekali kamu agar dilatih kemampuan
otak dalam menguasai tubuhnya.Tumpuan keseimbangan ini penekanan pada
kekuatan kaki.
Latihannya, kamu bersama guru melakukan gerakan berdiri dengan dua
kaki, satu kaki, dengan posisi tangan bisa di pinggang atau lepas seperti terbang.
Cara latihannya dengan diam beberapa hitungan, berdiri atas bawah atau
dengan penguncian atau dengan staccato (patah-patah). Setelah melakukan
latihan keseimbangan tubuh dilanjutkan pada olah suara.
2. Olah Suara
Olah suara merupakan praktik pengolahan
atau pelatihan elemen-elemen yang berhubungan
dengan suara melalui teknik pernapasan dan
pengucapan agar kamu memiliki; artikulasi
yang jelas, intonasi suara, dinamika suara, dan
kekuatan suara.
a. Artikulasi
Artikulasi dapat diartikan kejelasan dalam
pengucapan kata-kata agar apa yang dikatakan
menjadi jelas dengan apa yang diterima
pendengarnya.
Latihannya, kamu dengan bimbingan guru melakukan pengucapan katakata bersuara atau tidak bersuara dengan tempo yang berbeda-beda untuk
membantu pengolahan suara melalui mulut dan bibir secara diulang dengan
pernapasan yang teratur. Berikutnya latihan kamu terfokus pada materi
intonasi.
b. Intonasi
Intonasi suara adalah irama suara dengan penekanan mengucapkan katakata sehingga dihasilkan pengucapannya yang tidak monoton atau kesan datar.
Latihannya, kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapkan sebuah
kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan tekanan
pada salah satu kata yang dianggap penting.
Contohnya :
- Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata pagi ini)
- Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata hujan)
- Pagi ini hujan tidak turun. (penekanan pada kata tidak turun)
Setelah kamu berlatih intonasi dilanjutkan pada penguasaan materi dinamika.
c. Dinamika
Dinamika suara adalah tempo pengucapan suara; cepat-lambat-sedang
(wajar) dari suatu kata dan atau kalimat.
Latihannya, kamu dengan bimbingan guru dengan mengucapkan
sebuah kalimat atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan
perubahan tempo pengucapan pada salah satu kata yang dianggap penting. Contohnya:
- Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan cepat)
- Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan lambat)
- Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan sedang)
Latihan tempo pengucapan telah kamu lakukan, selanjutnya latihlah kekuatan
suara kamu.
d. Power / Kekuatan
Kekuatan suara adalah keras lemahnya suara yang dihasilkan dari
pengucapan suatu kata atau kalimat.
Latihannya, kamu dengan bimbingan guru mengucapkan sebuah kalimat
atau dialog yang pendek dengan cara diulang dan melakukan pengucapan
terdengar tidaknya apa yang kamu katakan, tetapi tidak berteriak.
Contohnya:
- Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara keras)
- Pagi ini hujan tidak turun. (ucapkan dengan suara lemah)
3. Olah Rasa
Olah rasa adalah suatu proses latihan yang
menempatkan perasaan sebagai objek utama
dari pengolahan / latihan.
Latihan dilakukan untuk menggali “Potensi
dalam” agar dapat diatur dan dikendalikan
sesuai dengan kebutuhan emosi peran.
Fungsi latihan Olah Rasa disisi lain akan
mampu membangun kejujuran rohani dan
pembebasan rohani dari hal-hal yang mengikat
dan membatasi.
Selanjutnya pembebasan
tersebut diharapkan membantu sikap perasaan
untuk melahirkan ide-ide/ilham dan kreativitas
seni peran. Adapun materi latihan yang kamu harus lakukan antara lain:
a. Teknik Konsentrasi
Konsentrasi merupakan “Gerbang“ yang sangat menentukan kelangsungan
mengatur dan mengendalikan fenomena psikologis seorang aktor dalam
menguasai peran. Pada bagian ini (konsentrasi) seorang aktor akan berupaya
meng-Alienansi (mengasingkan) dirinya dari kehidupan nyata yang dijalaninya
sehari-hari untuk selanjutnya dia akan menimbulkan segala cipta, rasa, dan
karsanya pada satu pusat perhatian.
Pada dasarnya ajaran konsentrasi merupakan ajaran tentang penguasaan /
pengendalian diri atau pemusatan pikiran serta rohani kita terhadap apa yang
akan dan sedang kita lakukan dalam waktu yang kita perlukan.
Unsur-unsur penting fenomena psikologis dalam sentuhan konsentrasi
antara lain: Pembebasan dari pengendalian diri, kejujuran dan kepasrahan
hati, kepekaan rasa, kesiapan dan kekuatan mental, pemusatan pikiran dan
perhatian.
Latihan dapat kamu lakukan dengan cara:
- Latihan mengosongkan pikiran,
- Pemusatan pikiran pada suatu objek, misalnya, lilin yang menyala,
bunga, kursi, warna, bunyi, suara, kucing, harimau, dan seterusnya,
- Pemusatan pikiran pada peristiwa tertentu secara khayal.
b. Pengindraan
Kemampuan peralatan tubuh dalam merespon atau bereaksi terhadap
berbagai hal terutama yang berhubungan dengan sifat-sifat, yaitu berikut.
- Mata, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap
objek-objek penglihatan (visual).
- Hidung, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap
objek-objek aroma (penciuman).
- Telinga, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi “ terhadap
objek-objek suara / bunyi (pendengaran).
- Lidah, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap rasa
(taste) manis, asin, pahit, masam (pengecapan).
- Tubuh, berfungsi untuk “menangkap“ dan “Bereaksi“ terhadap
sentuhan / rabaan.
Seluruh kemampuan panca indra yang berkaitan dengan olah rasa
senantiasa ditujukan untuk membangun kepekaan rasa yang nantinya hadir
sebagai rangsangan emosi dalam teknik seni peran.
c. Kepekaan Rasa
Tahapan pembelajaran/ latihan pada bagian ini merupakan tujuan utama
dari latihan Olah Rasa, dimana sejak diawali tahapan : Konsentrasi, meditasi
dan pengindraan maka diharapkan kamu memiliki suatu kepekaan sukma
/ rasa atau penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan
mengatur/ mengendalikan permainan emosi kapan saja bila diperlukan.
Rasa/ sukma adalah kekuatan “ Dalam “ dari pada aktor yang kemudian
ditampilkan kepada penonton melalui media-media : mime/ mimik (air
muka), gesture (gerak-gerik tubuh), emosi suara (dialog), laku dramatik dan
karakter atau perwatakan.
Media-media di atas secara langsung atau tidak langsung mutlak dapat
dihadirkan karena ada dorongan perasaan yang melatarbelakanginya.
Dorongan perasaan tersebut diantaranya melalui latihan kepekaan emosi: rasa
sedih, rasa takut, rasa marah, rasa gembira, rasa benci.
d. Imajinasi
Imajinasi adalah kemampuan dalam menciptakan daya khayal sebagai
hasil kepekaan ingatan emosi dari kehidupan sehari-hari, perumpamaan
(metaforik) terhadap binatang, tumbuhan, unsur alam atau hasil sebuah
perenungan mendalam yang mampu menghadirkan khayalan positif.
Latihan dapat kamu lakukan dengan bimbingan guru:
- Berimajinasi melakukan kegiatan keseharian, seperti : orang bertemu
(jabat tangan – memeluk), orang berpisah jauh (melambaikan tangan),
orang berpapasan (senyum–membungkuknya badan), dan seterusnya
- Berimajinasi dengan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau
jalan manusia, binatang: orang lumpuh, orang pincang, orang tua,
anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru, bangau, kera, dan seterusnya
- Berimajinasi dengan andai aku menjadi (metaforik): angin, air, suara,
benda tertentu, matahari, bulan, bintang, pohon, burung, dan seterusnya
4. Ruang
Pengertian ruang dalam seni teater adalah
tempat bermain peran (acting) dengan lingkup
peralatan dan sett dekorasi yang dihadirkan
di atas pentas. Tempat bermain peran dapat
dilakukan di lapang, di dalam kelas atau khusus
diciptakan di atas panggung pementasan.
Ruangan ini oleh pemain harus diisi dan
dihidupkan menjadi satu kesatuan yang utuh,
sehingga mendukung peran yang dibawakan.
Teknik di dalam mengisi dan menghidupkan
ruang bagi seorang pemain adalah kemampuan
merespons kepekaan; blocking, moving, businees,
leveling terhadap ruang dan lawan main.
a. Blocking
Blocking berhubungan dengan latihanlatihan untuk mendukung elemen artistik,
dimana para pemain harus memiliki kepekaan
ruang. Artinya para calon aktor harus dilatih
bagaimana memposisikan dirinya pada wilayah
pentas, apabila pentas di isi lebih dari 1 (satu)
orang pemain.
Untuk pembagian wilayah pentas atau tempat yang perlu diketahui oleh
kamu, pada dasarnya dapat dibagi dalam tiga wilayah, sembilan wilayah dan
atau 16 wilayah, dengan perhitungan semakin ke belakang panggung atau
pentas harus dilakukan dengan peninggian panggung atau dilakukan leveling.
b. Movement
Movement artinya bergerak, pergerakan atau berpindahan tempat.
Kata Moving dikenal juga dengan Movement yakni pergerakan atau
pindah tempat yang dilakukan oleh pemain di atas pentas. Pergerakan atau perpindahan tempat bagi seorang pemain dapat dilakukan ke depan,
ke samping, ke belakang, mendekat atau menjauh asalkan perpindahan
yang dilakukan pemain tidak menutup atau menghalangi pemain lain.
c. Businees
Businees atau bisnis adalah usaha yang
dilakukan pemain dalam membunuh dari rasa
membosankan atau kejenuhan atau kebingungan
atau kekakuan dalam berbuat sesuatu dalam
mengisi luang atau kekosongan waktu yang ada.
Dengan kata lain bahwa Businees adalah suatu
tindakan atau upaya menanggapi terhadap peran
yang dibawakan dengan bantuan handprop atau
peralatan tangan (benda yang digunakan),
seperti; mengambil pisang ------ dialog ---- dikupas -------dialog -------
dimakan ------ buang kulit pisang ----- dialog dan seterusnya. Contoh-contoh
Businees dalam bermain peran sangat bergantung pada peran yang dibawakan
dengan daya dukung handprop apa yang memungkinkan, seperti; memainkan
topi, memainkan tongkat, memainkan dasi, memainkan alat musik, memakai
dan membuka sepatu, baju, dan kaos kaki.
d. Leveling
Istilah leveling dari asal kata tingkatan
atau undak-undak. Oleh karena itu dalam
konteks seni peran (teater) leveling merupakan
pengaturan tinggi rendah pemain dalam ruang
pentas. Pengaturan tinggi rendah pemain, baik
personal maupun grouping selalu dilakukan
bahwa pemain yang berada di belakang pemain
lain hendaknya memiliki kesadaran harus lebih
tinggi dan pemain yang berada di depannya
memberikan level lebih rendah agar keduanya
tampak menguntungkan untuk terlihat oleh
penonton.
Sesungguhnya bagi pementasan apapun termasuk seni teater, audience
(penonton) akan mendapat kesan mendalam apabila menonton sebuah
pementasan yang baik, manakala pementasan tersebut dimainkan oleh para
pemain yang berkarakter. Pelaksanaan latihan teknik lakon dramatik atau
karakter pada bagian akhir digunakan naskah atau skenario, dan tema lakon
atau tema cerita yang dibawakan sebagai sumber acuan.
Posting Komentar untuk "Teknik Dasar Seni Peran"