Relasi Bermakna Antara Keluarga, Gereja, dan Sekolah
Alkitab memberi kesaksian bahwa tugas orang tua untuk mendidik anak-anak sejak kecil sehingga tumbuh menjadi pribadi yang kuat baik secara intelektual maupun kepribadian, terlebih dalam nilai ketaatan terhadap Tuhan.
Anak-anak juga membutuhkan sekolah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan segala potensi yang ada dalam diri anak-anak, yang mendukung proses pembentukan dan pertumbuhan anak dalam segala aspek kehidupan.
a. Pendidikan dalam konteks keluarga
Dalam konteks ini kamu berinteraksi dengan orang tua dan anggota keluarga
yang lain, sehingga memperoleh pendidikan informal terutama melalui proses
sosialisasi dan edukasi berupa pembiasaan atau habit formations.
b. Pendidikan dalam konteks gereja
Di sini kamu berinteraksi dengan seluruh anggota gereja yang berbeda
secara umur, tingkat sosial, maupun budaya. Kamu memperoleh pendidikan
nonformal atau pendidikan di luar sekolah yang berupa berbagai pengalaman
hidup.
Agar gereja dapat melakukan eksistensinya, maka seharusnya generasi
muda (anak, remaja, dan pemuda) perlu mendapat warisan atau penerusan
baik nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk kelakuan lainnya
sesuai dengan dasar-dasar kristiani. Oleh karena itu, kamu perlu terlibat dan
menjadi aktifs gereja agar dapat mengembangkan kepribadian kamu dengan
sehat secara kristiani.
c. Pendidikan dalam konteks sekolah
Dalam konteks sekolah, kamu
memperoleh pendidikan formal. Artinya terprogram dan
ter jabarkan dengan tetap yang
berupa pengetahuan, nilainilai, keterampilan, maupun
sikap terhadap mata pelajaran.
Disini kamu dapat berinteraksi
dengan ling kungan yang lebih
luas ber sama teman sebayanya.
Aspek-aspek penting yang
memengaruhi perkembangan
kamu di sekolah dapat berupa bahan-bahan pengajaran, teman dan sahabat
peserta didik, guru, serta para pegawai.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pembelajaran peserta
didik di bawah pengawasan guru. Sekolah berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban anak bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sekolah
juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang bertanggung jawab.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta
didik di dalam kehidupannya harus tetap berakar dan berpusat pada pribadi
Tuhan Yesus, yang digerakkan oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus di dalam PAK
dikenal sebagai Tuhan, Juru Selamat, dan Guru Agung yang tidak hanya
memperkenalkan siapa Allah yang sesungguhnya, tetapi juga memberikan
teladan kehidupan bagi para murid-murid-Nya, termasuk kita pada saat ini.
Relasi antara Sekolah dan Keluarga
Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak dan remaja, sebab
pihak primer tetap berada di tangan orang tua, terutama ayah dan ibu yang telah
dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan. Pendidikan anak merupakan tantangan yang
berat bagi orang tua, namun hal tersebut merupakan tugas mulia karena orang tua
adalah pendidik utama dan pertama.
Kehadiran sekolah membantu meringankan
tantangan tersebut. Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan
orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi
Tuhan secara turun-temurun.
Sebagai pihak penopang, sekolah perlu menjalin komunikasi dengan keluarga.
Sebaliknya, keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi
kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah.
Keluarga dipanggil untuk
memberi waktu lebih banyak berdiskusi, baik dengan guru di sekolah maupun
dengan anak mereka yang mengikuti pendidikan. Sekolah dan orang tua juga
perlu terbuka dan mengusahakan agar lebih mengenal satu sama lain, sehingga
dapat memahami dalam segi apa dorongan atau motivasi dapat diberikan dalam
perkembangan anak secara utuh. Pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika
tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak.
Surat Paulus dalam Efesus 4:11-15 memberikan kesaksian tentang karunia yang
diberikan Tuhan berbeda satu terhadap yang lain. Meskipun demikian, perbedaan
karunia dalam jabatan ini memiliki tujuan mulia yaitu untuk melengkapi umat
Allah dalam pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus (gereja), sampai semua
umat Allah mencapai kedewasaan yang penuh dalam iman dan takut akan Allah.
Kamu adalah umat Allah yang diperlengkapi oleh orang tua di rumah dan guru di
sekolah agar kamu bertumbuh secara utuh dalam segala aspek kehidupan. Gereja
sebagai persekutuan orang percaya, mendukung kamu dalam aspek spiritual.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam konteks negara dan
berbangsa pendidikan memegang peranan penting, termasuk pendidikan
agama Kristen. Hal itu bertujuan untuk mengembangkan cita-cita pendidikan
nasional, yakni terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan
yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong.
Meskipun demikian,
dalam memainkan perannya selaku pribadi maupun komunitas Kristen, kita
harus tetap melihat identitas kita dari segi iman Kristen. Dalam pembelajaran
PAK kita harus tetap berdiri di atas keyakinan iman bahwa Allah adalah sumber
pengetahuan, hikmat, realitas, dan nilai kehidupan.
Panggilan kita pada saat ini
adalah bagaimana mewujudkan keyakinan kita dalam mengemban tugas kita
masing-masing. Dengan demikian, kita juga dapat memberikan sumbangan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya di Indonesia. Pendidikan dalam konteks
keluarga, sekolah, dan gereja seharusnya dapat memimpin peserta didik (remaja)
untuk mengenal dan memuliakan Tuhan dalam segala aspek kehidupan.
Masalah Sosial dalam Kehidupan Remaja
Pernahkan kamu bersyukur
kepada Tuhan karena kamu
dapat bersekolah? Pernahkah
kamu bersyukur karena kamu
tidak terjerumus dalam dunia
narkoba, seks bebas, maupun
tindakan kriminal remaja?
Lihatlah di sekeliling kamu,
banyak masalah remaja yang
terjadi. Misalnya, meningkatnya
tawuran antarsekolah, kenakalan remaja, kriminalitas remaja,
hamil di luar nikah dan pernikahan dini, pemakaian obat
terlarang, serta masih banyak lagi.
Meskipun demikian sesungguhnya banyak
kesempatan yang dapat dilakukan remaja untuk mengembangkan nilai-nilai
kristiani yang bertujuan untuk pengembangan diri, untuk sekolah dan untuk
gerejanya.
Berkaitan dengan masalah tersebut, rupanya perlu ada kerja sama
untuk mencapai tujuan bersama antara keluarga, sekolah, dan gereja untuk
mengembangkan nilai-nilai kristiani yang dampaknya dapat secara langsung
dirasakan oleh lingkungan. Misalnya, menciptakan lingkungan yang lebih adil,
lebih manusiawi, dan mengembangkan kesetaraan dalam perspektif kristiani.
- Sekolah merupakan pihak sekunder dalam pendidikan anak, sebab pihak primer tetap berada di tangan orang tua yang telah dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan.
- Sekolah hadir sebagai mitra yang berkolaborasi dengan orang tua dalam mendidik generasi berikutnya sebagai penerus pelaksana misi Tuhan secara turun-temurun.
- Komunikasi antara sekolah dan keluarga perlu terjalin. Keluarga dituntut untuk bersedia memberikan dukungan bagi kelangsungan dan pekerjaan Tuhan melalui sekolah, karena pendidikan di sekolah tidak akan optimal jika tidak ada dukungan dari orang tua secara holistik dalam pertumbuhan anak-anak.
Posting Komentar untuk "Relasi Bermakna Antara Keluarga, Gereja, dan Sekolah"