Menurut Alkitab, keluarga adalah tempat anak-anak diajarkan takut kepada
Tuhan dan belajar tentang karya-karya Tuhan (Ul. 6:4-10).
Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya
menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya.
Sebagai seorang Kristen, gaya hidupnya harus menjadi mengikuti teladan Kristus.
Sebagian orang berpandangan bahwa jika seorang laki-laki dan seorang perempuan
menikah di dalam gereja, maka per nikahan mereka adalah pernikahan Kristen. Bagi
mereka, menikah di dalam gereja adalah suatu jaminan bahwa mereka sedang
membangun keluarga
Kristen. Cara berpikir
demikian tidak dapat dibenarkan. Keluarga dapat
disebut keluarga Kristen
apabila suami-istri percaya kepada Kristus dan
menampilkan gaya hidup
seperti Kristus. Jadi yang
dimaksud keluarga Kristen
adalah keluarga yang dibentuk oleh Allah dan
dalam hidupnya selalu
bersandar pada Kristus,
serta hidup menurut
kehendak-Nya.
Di bawah ini merupakan hakikat keluarga Kristen:
- Persekutuan hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
dalam perjanjian, kasih setia membentuk suatu keluarga yang diberkati
dan dikuduskan Allah, serta sebuah persekutuan yang menjadi lambang
persekutuan hidup antara Allah dengan umat-Nya. Orang yang hidup dalam
pernikahan dipanggil untuk memelihara kekudusan hidup pernikahan yang
dikaruniakan Allah kepadanya (1 Tes. 4:3-8; Ibr. 13:4).
- Persekutuan hidup yang bersifat eksklusif, artinya hanya terdiri dari dua orang
saja, yaitu seorang laki-laki tertentu dengan seorang perempuan tertentu.
Dengan demikian pernikahan dalam keluarga Kristen berpola monogami (Kej.
2:22, 24-25; 1 Kor. 7:2; 1 Tim. 3:2, 12). Oleh karena itu menolak praktek poligami
maupun poliandri.
- Persekutuan hidup yang bersifat total, artinya menyangkut seluruh segi
kehidupan suami-istri baik yang jasmani maupun yang rohani, ”…keduanya
menjadi satu daging” (Kej. 2:24). Kesatuan ini adalah suatu proses yang
berlangsung seumur hidup. Aspek inilah yang membedakan secara hakiki
hubungan antara suami-istri dengan orang lain.
Keluarga Kristen mempunyai peran yang sangat penting, karena hubungan di
rumah tangga juga menggambarkan hubungan dalam keluarga jemaat. Dalam
rumah tangga itulah beberapa segi dari kehidupan Allah harus diperlihatkan.
Membesarkan anak-anak adalah tugas bagi rumah tangga. Mengajarkan anakanak akan iman Kristen adalah tugas orang tua sebelum anak-anak mendapatkan
pengajaran dari gereja.
Kita hidup di tengah masyarakat. Sebagai keluarga Kristen kita diberi mandat
oleh Tuhan agar menjadi berkat di tengah masyarakat. Menjadi berkat dimulai
dari masing-masing anggota keluarga, kemudian menjadi berkat bagi jemaat di
gereja, serta menjadi berkat di lingkungan RT, RW, dan masyarakat luas. Contoh
sederhana yang bisa dilakukan oleh keluarga Kristen dalam rangka menjadi berkat
seperti ikut gotong royong dalam membersihkan lingkungan tempat tinggal, dan
aktif dalam kegiatan masyarakat lainnya. Bagaimana Alkitab mengajarkan agar
keluarga Kristen bisa menjadi berkat di tengah masyarakat?
Berikut beberapa hal yang diajarkan Firman Tuhan
a. Hidup dengan Penuh Hikmat
Agar menjadi berkat di tengah masyarakat, maka orang Kristen harus hidup
dengan bijaksana. Dalam Titus 2:1-6 ada keterangan tentang bagaimana hidup
orang Kristen yang berhikmat atau bijaksana di tengah masyarakat. Kaum
laki-laki dianjurkan untuk hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam
iman, kasih, dan ketekunan. Kaum perempuan dianjurkan untuk hidup sebagai
orang-orang beribadah, tidak memftnah, tidak menjadi hamba anggur, cakap
mengajarkan hal-hal yang baik, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur
rumah tangganya, serta baik hati. Sedangkan kaum muda dianjurkan untuk
menguasai diri dalam segala hal. Laki-laki dan perempuan dalam keluarga
mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat.
b. Pergunakan Waktu yang Ada
Apa arti pergunakan waktu yang ada? Kata “waktu” dalam bahasa aslinya
(Yunani) adalah kairos. Dalam bahasa Inggris berarti “make the most of
every opportunity” (pergunakan sebaik-baiknya setiap kesempatan). Setiap
kesempatan datang hanya satu kali dalam hidup kita dan tidak akan datang
untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, kesempatan yang datang dalam hidup
kita (baik berkaitan dengan belajar, bergaul, bermain, pekerjaan maupun
pelayanan) harus kita pakai dengan sebaik-baiknya. Sehingga setiap orang
dapat melihat bahwa kita adalah orang-orang Kristen yang selalu menghargai
waktu yang Tuhan berikan.
c. Mengucapkan Kata-Kata yang Membangun
Dalam Efesus 4:29 dikatakan: Janganlah ada perkataan kotor keluar dari
mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana
perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Kata-kata
kita mempunyai kekuatan yang luar biasa, yang bisa mempunyai efek besar
dalam hidup orang lain, baik bersifat negatif maupun positif. Dengan kata-kata
kita, kita bisa membangun, menguatkan dan memberi semangat kepada orang
lain. Sebaliknya dengan kata-kata pula, kita bisa menimbulkan kepahitan,
kepedihan dan meruntuhkan semangat hidup orang lain. Karena itu pakailah
kata-kata kita untuk memberkati orang lain.
Sebagai pengikut Kristus, sudah seharusnya kita memberkati kehidupan orang
lain. Lewat perkataan dan perbuatan yang sederhana, kita dapat menyentuh hati
dan membawa mereka mengenal Tuhan. Lewat perkataan, kita dapat membuat
kehidupan satu hari seseorang menjadi tidak baik, namun lewat perkataan juga
kita dapat membuat kehidupan satu hari seseorang menjadi indah.
Marilah kita hidup dengan bijaksana, mempergunakan setiap kesempatan
dengan baik, dan mengucapkan kata-kata yang membangun dan menebarkan
berkat kepada orang-orang di sekitar kita.
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari bapak, ibu, dan anak-anak. Mereka
disebut keluarga inti atau dikenal dengan istilah keluarga batih.
Keluarga-keluarga yang digambarkan dalam Perjanjian Lama adalah rumah
tangga yang terdiri atas semua orang, baik ayah, ibu, anak-anak, kerabat lain,
pelayan-pelayan, dan orang lain yang tinggal di rumah. Demikian pula dalam
Perjanjian Baru, keluarga tersusun seperti rumah tangga dalam Perjanjian Lama.
Keluarga Kristen adalah suami-istri yang kedua-duanya telah menerima Tuhan
Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Ini juga berarti bahwa keduanya
menaati Dia, mereka hidup dengan kuasa Tuhan Yesus dalam kehidupannya.
Sebagai keluarga Kristen kita diberi mandat oleh Tuhan agar menjadi berkat
di tengah masyarakat. Menjadi berkat dimulai dari masing-masing anggota
keluarga, kemudian menjadi berkat bagi jemaat di gereja, serta menjadi berkat di
lingkungan RT, RW, dan masyarakat luas.
Posting Komentar untuk "Keluarga Kristen yang Menjadi Berkat"