Keadilan Menurut Alkitab
Menurut Baker, dalam Perjanjian Lama ada dua kata yang menggambarkan pengertian mengenai “adil” yaitu: “tsedeq” dan “mishpat”, keadilan yang dimaksudkan itu tidak berdiri sendiri namun berkaitan dengan kebenaran dan hukum.
Artinya, keadilan itu tidak terlepas dari kebenaran dan penerapan hukum yang benar, yang sesuai. Dalam bahasa Yunani keadilan disebut dengan kata: dikaiosyne. Kata-kata tersebut dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru dipakai untuk melukiskan suatu penerapan hukum yang benar, memakai timbangan yang benar, perilaku yang adil, jujur, dan benar.
Keadilan artinya, apa yang benar dan sesuai (dengan kenyataan), misalnya, hukuman terhadap seseorang ditetapkan berdasarkan kebenaran yang ada. Terutama dalam kaitannya dengan mereka yang miskin, tertindas dan tersingkir dari kehidupan masyarakat. Allah menyatakan diri sebagai Allah yang adil, Allah yang berada di pihak mereka yang benar, mereka yang tertindas dan hak-haknya dirampas, mereka yang miskin, janda anak yatim piatu.
Dalam pengertian ini, Allah yang adil itu adalah Allah yang “membebaskan”. Jadi, pengertian adil tidak hanya ditujukan pada perwujudan hukum yang benar namun pada “pembebasan” atau kemerdekaan. Allah yang adil itu adalah Allah yang membebaskan. Melalui tindakan yang adil, maka shalom Allah dinyatakan dan diwujudkan.
Dengan demikian, keadilan juga mengandung makna memperbaiki atau merestorasi apa yang telah rusak menjadi normal kembali. Keadilan memiliki makna yang luas dan dalam, keadilan merupakan ibadah yang berkenan kepada Allah (Kitab Amos 5:7-13; 21-27, dan Yeremia 9:24).
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah itu adil. Ayat-ayat berikut ini menunjukkan kebenaran tersebut: Mazmur 145:17: “Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Zefanya 3:5: “Tetapi Tuhan adil di tengah-tengahnya, tidak berbuat kelaliman. Pagi demi pagi Ia memberi hukum-Nya; itu tidak pernah ketinggalan pada waktu fajar. Tetapi orang lalim tidak kenal malu!”.
Dari berbagai pemaparan tersebut di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa adil berarti bertindak dengan benar sesuai dengan standar kebenaran atau ketetapan hukum yang berlaku. Allah itu adil, artinya, Allah akan selalu berlaku benar sesuai dengan prinsip kebenaran-Nya. Dia tidak akan pernah melanggar ketetapan-ketetapan hukum yang telah dibuat-Nya. Keadilan Allah dapat kita rasakan dalam berbagai cara, antara lain :
- Allah mencintai kebenaran dan menolak kejahatan, Allah mencintai mereka yang taat dan setia pada jalan-Nya.
- Allah menghukum orang-orang yang tidak hidup dalam jalan-Nya, mereka yang tidak taat pada perintah-Nya. Menghukum tidak berarti Allah adalah Allah penghukum, Ia menghukum karena keadilan-Nya. keadilan Allah dinyatakan dengan menjatuhkan hukuman atas setiap pelanggaran dan dosa. Dia tidak akan membiarkan pelanggaran dan dosa berlalu begitu saja dari hadapan-Nya. Dia akan mengganjarnya dengan hukuman.
- Allah memberikan tempat bagi mereka yang taat dan setia pada perintahNya. Semua yang dilakukan oleh manusia tidak luput dari penilaian Allah. Jika setiap kejahatan memperoleh ganjaran atau hukuman, maka setiap kebaikan dan pekerjaan baik yang kita lakukan dihargai oleh-Nya.
Posting Komentar untuk "Keadilan Menurut Alkitab"