Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial Terhadap Bangsa Indonesia - Apa saja yang dialami bangsa Indonesia pada masa penjajahan? Pemerintah
kolonial menerapkan kebijakan yang merugikan bangsa Indonesia. Akibatnya bangsa
Indonesia melakukan perlawanan untuk mengusir penjajah. Untuk mengetahui
bagaimana kebijakan pemerintah kolonial terhadap bangsa Indonesia, mari telusuri
kajian berikut ini !
A. Monopoli dalam Perdagangan
|
Pertanian dan perkebunan berkembang di berbagai wilayah Indonesia |
Kamu perhatikan gambar tanaman hasil pertanian perkebunan di atas! Apakah
masyarakat di sekitar tempat tinggalmu menanam tanaman tersebut? Tanaman di atas
merupakan salah satu produksi yang dimonopoli bangsa Barat. Monopoli perdagangan seperti kasus di atas jelas
merugikan rakyat. Kamu dapat membayangkan bagaimana perasaan para petani yang
ingin menjual hasil pertanian, tetapi dipaksa hanya menjual kepada VOC? Tentu daya
tawar harga yang mereka dapatkan sangat rendah.
Selain VOC dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal, VOC mempunyai beberapa
hak octrooi antara lain :
- hak melakukan monopoli perdagangan
- membentuk tentara sendiri, mengangkat pegawai, dan membentuk pengadilan.
- melakukan perjanjian politik dan ekonomi dengan kerajaan-kerajaan, serta
melakukan perang-damai dengan bangsa/suatu kerajaan lain.
- hak mencetak mata uang sendiri
Pada awal kedatangan bangsa-bangsa Barat, rakyat Indonesia menerima dengan
baik. Rakyat di berbagai daerah memandang perdagangan merupakan hubungan
baik kepada siapapun. Hubungan perdagangan tersebut kemudian berubah menjadi
hubungan penguasaan atau penjajahan. VOC terus berusaha memperoleh kekuasaan.
Awalnya VOC meminta keistimewaan hak-hak dagang. Lama-lama berkembang
menjadi penguasaan pasar (monopoli). VOC menekan para raja untuk memberikan
kebijakan perdagangan hanya dengan VOC. Akhirnya VOC bukan hanya menguasai
daerah perdagangan, tetapi juga menguasai politik atau pemerintahan.
Kamu tentu sering mendengar istilah monopoli. Apakah yang disebut monopoli?
Monopoli adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan.
Bagaimana dampak yang terjadi akibat monopoli? Bagi pelaku perusahaan monopoli
sangat menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga beli dan harga jual.
Sebagai contoh pada saat VOC melakukan monopoli rempah-rempah di Indonesia,
VOC membuat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Setiap kerajaan
hanya mengizinkan rakyat menjual hasil bumi kepada VOC. Nah, karena produsen
sudah dikuasai VOC, maka pada saat rempah-rempah dijual harganya sangat
melambung.
Tentu kamu bertanya, mengapa kerajaan-kerajaan di Indonesia mengizinkan
perdagangan monopoli VOC? Semua itu terjadi karena keterpaksaan. Belanda
memaksa kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk mengizinkan terjadinya monopoli
dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah politik adu domba atau dikenal
devide et impera. Siapa yang diadu domba? Adu domba yang dilakukan Belanda
dapat terjadi terhadap kerajaan dengan kerajaan, atau antar pejabat kerajaan. Apa
tujuan Belanda melakukan adu domba?
Belanda berharap akan terjadi permusuhan antar bangsa Indonesia, sehingga
terjadi perang antar kerajaan. Belanda juga terlibat dalam konflik yang terjadi di
dalam kerajaan. Pada saat terjadi perang antar kerajaan, Belanda mendukung salah
satu kerajaan yang berperang. Demikian halnya saat terjadi konflik di dalam kerajaan,
Belanda akan mendukung salah satu pihak. Setelah pihak yang didukung Belanda
menang, Belanda akan meminta balas jasa.
Setelah selesai perang Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli
perdagangan atau penguasaan atas beberapa lahan atau daerah. Akibat monopoli inilah
rakyat Indonesia sangat menderita. Mengapa demikian? Dengan adanya monopoli
rakyat tidak memiliki kebebasan menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa
menjual hasil bumi hanya kepada VOC. VOC dengan kekuasaannya membeli hasil
bumi rakyat Indonesia dengan harga yang sangat rendah, padahal apabila rakyat
menjual kepada pedagang lain, harganya bisa jauh lebih tinggi.
Sekarang kamu telah memahami bagaimana dampak monopoli dan adu domba
VOC terhadap kerajaan-kerajaan dan rakyat Indonesia. Sekarang coba lakukan
pencarian beberapa kegiatan monopoli dan adu domba yang dilakukan VOC terhadap
bangsa Indonesia.
Monopoli adalah salah satu bentuk perdagangan yang dapat merugikan orang
lain. Apabila kamu menjadi pedagang, tentu menjadi pedagang yang adil, tidak
mementingkan keuntungan sendiri. Lakukan perdagangan dengan penuh toleransi,
bersaing secara sehat dan saling mengasihi. Monopoli dapat dilakukan dalam hal-hal
tertentu oleh negara. Misalnya produksi semen dan minyak bumi, dimonopoli oleh
pemerintah, untuk kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
B. Kerja Paksa
|
Suasana kerja paksa masa penjajahan Belanda |
Kamu perhatikan gambar diatas. suasana kerja paksa pada masa pemerintah Hindia
Belanda di Indonesia. Apa yang mereka kerjakan? Mengapa Belanda memaksa
mereka bekerja? Bagaimana perasaanmu melihat gambar di atas.? Pernahkah kamu
mendengar istilah rodi atau kerja paksa? Bagaimana rasanya apabila bekerja karena
terpaksa? Tentu saja bekerja karena terpaksa hasilnya tidak sebaik pekerjaan yang
dilakukan dengan sukarela. Melakukan pekerjaan karena dipaksa juga akan membuat
seseorang menderita. Hal itulah yang dialami bangsa Indonesia pada masa penjajahan
dahulu. Pemerintah Belanda menginginkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari
bumi Indonesia sehingga menerapkan kebijakan kerja paksa.
Mendengar istilah kerja paksa tentu kamu sudah dapat menebak, bahwa rakyat
Indonesia bekerja tanpa fasilitas yang memadai. Mereka tidak memperoleh
penghasilan yang layak, tidak diperhatikan asupan makanannya, dan melakukan
pekerjaan di luar batas-batas kemanusiaan.Bagaimana kerja paksa yang terjadi pada
masa Pemerintah Hindia Belanda? Kamu akan telusuri melalui kajian di berikut ini!
|
Jalur Anyer-Panarukan |
Kamu perhatikan gambar diatas. peta jalur Anyer Panarukan di atas! Tahukah kamu
berapa panjang jalur Anyer Panarukan? Jalur tersebut memanjang lebih dari 1000 Km
dari Cilegon (Banten), Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Pati, Surabaya,
Probolinggo, hingga Panarukan (Jawa Timur). Saat ini jalur tersebut merupakan
salah satu jalur utama bagi masyarakat di pulau Jawa. Anyer Panarukan dibangun
200 tahun yang lalu oleh pemerintah Hindia Belanda. Mengapa jalan tersebut harus
dibangun? Bagaimana pengaruhnya bagi bangsa Indonesia?
Jalan Raya Pos (Anyer-Panarukan) sangat penting bagi Pemerintah Kolonial
Belanda. Jalan Anyer-Panarukan tersebut menjadi sarana transportasi pemerintahan
dan mengangkut berbagai hasil bumi, dan hingga sekarang manfaat jalan tersebut
masih dapat dirasakan. Di balik besarnya proyek tersebut, perlu dipertanyakan
bagaimana proses pembangunan jalan yang melewati gunung yang terjal dan medan
yang sulit pada masa lalu? Siapakah yang menjalankan pembangunan?
Pembangunan jalan tersebut merupakan kebijakan Gubernur Jenderal Hindia
Belanda bernama Herman Willem Daendels yang berkuasa sejak tahun 1808-1811.
Belanda memandang penting pembangunan jalur Anyer-Panarukan, karena jalur
tersebut merupakan penghubung kota-kota penting di pulau Jawa yang merupakan
penghasil berbagai tanaman ekspor, dengan dibangunnya jalan tersebut maka proses
distribusi barang dan jasa untuk kepentingan kolonial semakin cepat dan efisien.
Pembangunan jalur Anyer Panarukan sebagian besar dilakukan oleh tenaga
manusia. Puluhan ribu penduduk dikerahkan untuk membangun jalan tersebut.
Rakyat Indonesia dipaksa Belanda membangun jalan. Mereka tidak digaji dan tidak
menerima makanan yang layak, akibatnya ribuan penduduk meninggal baik karena
kelaparan maupun penyakit yang diderita. Pengerahan penduduk untuk mengerjakan
berbagai proyek Belanda inilah yang disebut rodi atau kerja paksa.
Kerja paksa pada masa Pemerintah Belanda banyak ditemukan di berbagai
tempat. Banyak penduduk yang dipaksa menjadi budak dan dipekerjakan di berbagai
perusahaan tambang maupun perkebunan. Kekejaman Belanda ini masih dapat kamu
buktikan dalam berbagai kisah yang ditulis dalam buku-buku sejarah dan novel.
Fasilitas yang dinikmati bangsa Indonesia saat ini merupakan salah satu
hasil jerih payah rakyat Indonesia masa lalu. Sebagian jalan kereta api, jalan
raya, dan saluran irigasi merupakan salah satu peninggalan masa lalu. Fasilitas
tersebut dikerjakan melalui kerja paksa. Sepantasnya kamu memelihara dan
memanfaatkan fasilitas tersebut dengan baik dan mendoakan para pekerja yang dahulu mengerjakan proyek tersebut.
C. Sistem Sewa Tanah Raffles
Tahukah kamu, bahwa Inggris juga pernah menjajah Indonesia pada masa
tahun 1811-1816. Penguasa Inggris di Indonesia pada masa tersebut adalah Letnan
Gubernur Thomas Stanford Raffles. Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles
adalah sistem sewa tanah atau landrent-system atau Landelijk Stelsel. Sistem tersebut
memiliki ketentuan, antara lain sebagai berikut:
- Petani harus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
- Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah.
- Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai.
- Bagi yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala.
Bagaimana pendapatmu dengan sistem sewa tanah? Sewa tanah tetap memberatkan
rakyat, dan menggambarkan seakan-akan rakyat tidak memiliki tanah, padahal tanah
tersebut adalah milik rakyat Indonesia. Hasil sewa tanah juga tidak seluruhnya
digunakan untuk kemakmuran rakyat. Hasil sewa tanah tersebut sebagian besar
digunakan untuk kepentingan penjajah.
Kekuasaan Inggris selama 5 tahun di Indonesia, juga menghadapi perlawanan
rakyat Indonesia di berbagai daerah. Sebagai contoh adalah perlawanan besar
rakyat Kesultanan Palembang pada tahun 1812. Sultan Sultan Mahmud Baharuddin
menolak mengakui kekuasaan Inggris. Inggris kemudian mengirim pasukan dan
menyerang kerajaan Palembang yang terletak di Sungai Musi. Perlawanan rakyat
Palembang dapat dikalahkan oleh tentara Inggris, tetapi semangat kemerdekaan
rakyat Palembang tetap membara.
Inggris juga menghadapi perlawanan dari kerajaan besar di Jawa yakni Kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Namun sebelum kedua kerajaan melakukan
penyerangan, Inggris berhasil meredam usaha perlawanan tersebut.
|
Tanaman teh, tanaman kopi, dan tanaman kakao sebagai tanaman ekspor utama Belanda dari
Indonesia |
D. Tanam Paksa
Pada tahun 1830 Van den Bosch menerapkan Sistem Tanam Paksa (Cultuur
Stelsel). Kebijakan ini diberlakukan karena Belanda menghadapi kesulitan keuangan
akibat perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830), dan Perang Belgia (1830-
1831).
Tanam Paksa yang diberlakukan oleh pemerintah Belanda memiliki ketentuan
yang sangat memberatkan bagi masyarakat Indonesia. Apalagi pelaksanaan yang
lebih berat karena penuh dengan penyelewengan sehingga semakin menambah
penderitaan rakyat Indonesia. Banyak ketentuan yang dilanggar atau diselewengkan
baik oleh pegawai barat maupun pribumi. Praktik-praktik penekanan dan pemaksaan
terhadap rakyat tersebut antara lain adalah :
- Ketentuan bahwa tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1
/
5
dari
tanah yang dimiliki rakyat, kenyataanya selalu lebih bahkan sampai ½ bagian
dari tanah yang dimiliki rakyat.
- Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.
- Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
- Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.
Penderitaan rakyat Indonesia akibat kebijakan tanam paksa ini dapat dilihat dari
jumlah angka kematian rakyat Indonesia yang tinggi akibat kelaparan dan penyakit
kekurangan gizi. Pada tahun 1848-1850 karena terjadi paceklik 9
/
10 penduduk
Grobogan Jawa Tengah mati kelaparan, dari jumlah penduduk yang semula 89.000
orang, yang dapat bertahan hanya 9000 orang. Penduduk Demak yang semula
berjumlah 336.000 orang, hanya tersisa sebanyak 120.000 orang. Data ini belum
termasuk data penduduk di daerah lain yang menunjukkan betapa mengerikannya
masa penjajahan saat itu.
Tahukah kamu, dalam kebijakan tanam paksa terdapat beberapa ketentuan seperti
berikut ini.
- Penduduk wajib menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami tanaman wajib.
- Tanah yang ditanami tanaman wajib bebas dari pajak.
- Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak melebihi untuk
menanam padi.
- Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya pajak tanah,
kelebihannya dikembalikan kepada penduduk.
- Kegagalan panen tanaman wajib bukan kesalahan penduduk menjadi tanggung
jawab Pemerintah Belanda.
- Penduduk dalam pekerjaannya dipimpin penguasa pribumi, sedangkan pegawai
Eropa sebagai pengawas, pemungut, dan pengangkut.
- Penduduk yang tidak memiliki tanah, harus melakukan kerja wajib selama
seperlima tahun (66 hari), dan mendapatkan upah.
Penjajahan telah menyebabkan penderitaan luar biasa rakyat Indonesia.
Kemerdekaan saat ini merupakan sebagian hasil penderitaan bangsa
Indonesia masa lalu. Kerja paksa masa penjajahan telah menghasilkan
bangunan jalan yang digunakan masyarakat hingga saat ini. Sepantasnya
kalian selalu mendoakan rakyat yang menjadi korban pada masa
penjajahan. Bangsa Indonesia juga harus selalu kerja keras untuk mencapai
keberhasilan pembangunan.
Penjajah memandang Indonesia layaknya sebagai barang yang dapat diperjual
belikan. Mereka hanya menginginkan keuntungan dari Indonesia. Tahukah kamu,
bahwa Inggris dan Belanda pernah melakukan tukar menukar wilayah jajahan di
Indonesia?
Kamu perhatikan peta Sumatra dan Semenanjung Malaya berikut ini!
|
Sumatra dan Semenanjung Malaya |
Perhatikan letak daerah Bengkulu di Pulau Sumatra, Singapura dan Malaka di
Semenanjung Malaya. Tahukah kamu awalnya Singapura dan Malaka merupakan
jajahan Belanda, sedangkan Bengkulu merupakan jajahan Inggris. Pada tahun 1824
Inggris dan Belanda sepakat melakukan barter kedua wilayah tersebut. Malaka
dan Singapura ditukar dengan Bengkulu. Belanda menyerahkan Malaka dan
Semenanjung Melayu termasuk Penang dan Singapura kepada Inggris.
Sedangkan,
Inggris menyerahkan Bengkulu dan seluruh kepemilikannya pada pulau Sumatra
kepada Belanda. Pertukaran kekuasaan ini juga termasuk dalam Kepulauan Karimun,
Batam, dan pulau-pulau lain yang terletak sebelah selatan dari Selat Singapura.
Barter tersebut merupakan bukti bagaimana penjajah memberlakukan daerah jajahan
sebagai sumber pendapatan semata. Salah satu alasan barter Malaya dan Bengkulu,
agar Belanda mudah mengontrol kekuasaannya di Pulau Sumatra.
Location:
Indonesia
Bona Pasogit
Content Creator, Video Creator and Writer
Posting Komentar untuk "Pengaruh Kebijakan Pemerintah Kolonial Terhadap Bangsa Indonesia"