Komposisi penduduk berdasarkan usia/umur dapat dibuat dalam bentuk usia
tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4, sampai 60
tahun atau lebih. Komposisi penduduk
dapat juga dibuat berdasarkan interval
usia tertentu, seperti 0–5 (usia
balita), 6–12 (usia SD), 13–15 (usia
SMP), 16–18 (usia SMA), 19–24
(usia Perguruan Tinggi), 25–60 (usia
dewasa), dan >60 (usia lanjut). Selain
itu komposisi penduduk juga dapat
dibuat berdasarkan usia produktif
dan usia nonproduktif, misalnya: usia
0–14 (usia belum produktif), 15–64
(usia produktif), dan usia >65 (tidak
produktif).
Komposisi penduduk berdasarkan
usia adalah pengelompokan penduduk
berdasarkan usia baik tunggal maupun
berdasarkan interval usia tertentu.
Komposisi penduduk juga dapat dibuat
berdasarkan usia produktif dan usia nonproduktif.
Contoh penggunaan komposisi
penduduk berdasarkan usia adalah
dalam perencanaan program Wajib Belajar (Wajar). Dengan mengamati dan
menganalisis jumlah penduduk tiap-tiap kelompok usia maka dapat diketahui berapa jumlah anak yang harus bersekolah, sarana dan prasarananya, berapa jumlah
pendidik dan tenaga kependidikan untuk mendukung kegiatan tersebut, berapa jumlah
sekolah yang dapat melayani kegiatan belajar mengajar, dan lain-lainnya. Contoh
lain penggunaan komposisi penduduk berdasarkan usia, yaitu dalam perencanaan
pembangunan nasional. Dengan mengetahui jumlah penduduk tiap tingkatan usia
maka dapat dirancang bentuk dan arah pembangunan, apakah akan dikembangkan
pembangunan yang padat modal atau padat karya.
Komposisi penduduk berdasarkan
usia dapat juga digunakan menghitung kebutuhan serta cadangan pangan nasional. Komposisi penduduk berdasarkan usia produktif dan nonproduktif dapat
digunakan untuk menghitung angka ketergantungan (dependency ratio). Angka
ini sangat penting diketahui karena dapat memperkirakan beban tiap penduduk
nonproduktif untuk menopang kebutuhan hidupnya.
Permasalahan dalam komposisi penduduk lainnya adalah apabila jumlah penduduk
dengan usia di bawah 15 tahun dan usia di atas 65 tahun jumlahnya lebih besar
dibandingkan usia produktif (15-65 th). Hal tersebut dapat menyebabkan penduduk
usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk usia nonproduktif. Penduduk
usia produktif akan terbebani oleh penduduk yang tidak berkualitas untuk menjadi
manusia yang bermanfaat bagi mereka sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Semakin besar angka ketergantungan, akan semakin besar beban penduduk dalam
menopang kehidupan. Hal ini biasanya terjadi di negara berkembang dan terbelakang,
dimana angka ketergantungan umumnya masih besar. Artinya jumlah penduduk
usia non produktif jumlahnya masih besar, sehingga penduduk usia produktif harus
menanggung kehidupan penduduk usia non produktif yang jumlahnya lebih banyak.
Sebaliknya, jika semakin kecil angka ketergantungan, akan semakin kecil beban
dalam menopang kehidupan penduduk usia nonproduktif.
Angka ketergantungan dapat dicari dengan rumus berikut:
Keterangan :
AK = Angka Ketergantungan (dependency ratio)
a = jumlah penduduk belum/tidak produktif (0-14 tahun dan >65 tahun)
b = jumlah penduduk produktif (15 – 64 tahun)
100 = dihitung perseratus penduduk
Contoh perhitungan :
Diketahui jumlah penduduk Desa Sukamakmur yang berusia kurang dari 15 tahun
sebanyak 5400 jiwa dan penduduk berusia 15 – 64 tahun sebanyak 11.450 jiwa,
sedangkan penduduk berusia di atas 65 tahun sebanyak 850 jiwa. Hitunglah angka
beban ketergantungannya!
Jawab:
Diketahui: a = 5.400+850 = 6.250 jiwa, b = 11.450 jiwa
AK = 54,49 artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 54,49 (dibulatkan
55 jiwa) yang tidak produktif. Selanjutnya perhatikan diagram angka ketergantungan penduduk Indonesia tahun
2004 – 2012 pada gambar 2.2. berikut!
|
Diagram Angka Ketergantungan Penduduk Indonesia tahun 2004-2012 |
Setelah kamu mempelajari angka ketergantungan, selanjutnya kamu perlu
mempelajari bonus demografis yang dimiliki bangsa Indonesia. Apakah yang
dimaksud dengan bonus demografis? Bonus demografis adalah keadaan di mana
komposisi penduduk kita sangat menguntungkan dari sisi pembangunan karena
jumlah penduduk usia kerja atau usia produktif cukup besar, sedang penduduk usia
muda semakin sedikit dan penduduk usia lanjut belum banyak. Bonus demografis
yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, khususnya pada periode 2010-2035
adalah berupa penduduk usia produktif yang jumlahnya cukup besar. Penduduk usia
produktif jumlahnya mencapai sekitar 70% atau mencapai 160-180 juta jiwa pada
2020, sedang yang 30% nya adalah penduduk yang tidak produktif (usia kurang dari
15 tahun dan usia lebih dari 65 tahun). Kecenderungan bonus demografis dapat kamu
lihat pada gambar dibawah.
|
Grafik Bonus demografis Indonesia dari waktu ke waktu |
Dari gambar diatas. kamu dapat melihat bagaimana kondisi bonus demografis
Indonesia. Kamu perhatikan rentang tahun 2010-2020. Pada gambar tersebut
kelompok umur di atas 65 tahun (Elderly) berjumlah di bawah 10%, kelompok
anak-anak umur 0-14 tahun di bawah 30 %. Dengan demikian maka kelompok
tidak produktif sekitar 40%, berarti kelompok produktif sekitar 60%. Atau secara
sederhana setiap 100 penduduk, terdapat 60 orang yang mencari nafkah.
Jika kelompok usia produktif ini memiliki kompetensi yang memadai sesuai
dengan yang dibutuhkan, maka akan menjadi potensi sumber daya manusia yang
sangat berarti bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi apabila kelompok ini
tidak/kurang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk pembangunan, maka
kelompok ini justru akan menjadi beban yang luar biasa berat bagi masyarakat,
bangsa, dan negara.
Bangsa Indonesia harus mampu menyiapkan generasi muda yang berkualitas
tinggi melalui pendidikan, pelatihan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja, dan
investasi. Pengelolaan bonus demografis yang tidak tepat dapat menyebabkan
masalah-masalah lain. Sebagai contoh apabila kekurangan lapangan kerja maka
akan terjadi permasalahan, yaitu pengangguran yang akan menjadi beban negara.
Apakah bangsa Indonesia sudah mampu memanfaatkan bonus demografis sebagai
modal pembangunan menuju Indonesia adil, makmur, dan sejahtera? Tentu saja
bangsa Indonesia akan selalu berusaha memanfaatkan bonus demografis secara
optimal. Kamu juga dapat berperan dalam hal tersebut misalnya dengan belajar giat
sehingga ketika dewasa kamu menjadi warga negara yang terampil. Salah satu cara
memanfaatkan bonus demografis adalah mengelola usia produktif dengan baik.
Posting Komentar untuk "Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia"