Politik Luar Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa Demokrasi Terpimpin, politik luar negeri Indonesia tidak sepenuhnya diabadikan untuk kepentingan dalam negeri (kepentingan nasional). Sebagian dari pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif, untuk kepentingan politik mercusuar (mengejar kemegahan di tengah-tengah pergaulan antar bangsa).
Beberapa tindakan pemerintah yang mengarah ke politik mercusuar, antara lain sebagai berikut.
1. Membagi kekuatan politik dunia menjadi dua, yaitu OLDEFO dan NEFO :
- OLDEFO (Old Estabilished Forces). Negara-negara yang termasuk dalam kelompok ini adalah negara-negara imperalis/kolonialis/kapitalis dan negara-negara sedang berkembang yang cenderung pada imperialis/kolonialis.
- NEFO (New Emerging Forces), yaitu kelompok negara-negara yang sedang berkembang yang anti imperialis/kolonialis dan sosialis serta komunis. Indonesia termasuk dalam kelompok Nefo.
2. Pemerintah menyelenggarakan pesta olahraga negara-negara NEFO, yang dikenal dengan nama Game of The Emerging Forces (Ganefo) di Jakarta pada 10-12 November 1963. Ganefo merupakan pesta olahraga akbar di Indonesia yang diikuti oleh negara-negara Nefo.
3. Memasuki tahun 1965, Indonesia membentuk poros Jakarta-Peking, dan poros Jakarta-Phnompenh-Hanoi-Peking-Pyongyang. Terbentuknya poros semacam ini menyeret Indonesia semakin mendekatkan diri kepada negara-negara komunis.
Posting Komentar untuk "Politik Luar Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin"