Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bentuk Kegiatan Pertanian Indonesia

Bentuk Kegiatan Pertanian Indonesia - Kegiatan pertanian yang dikembangkan di Indonesia meliputi sawah, ladang, dan kegiatan perkebunan.



a. Areal Persawahan (Pertanian Lahan Basah)
Pertanian yang dikembangkan di Indonesia adalah jenis pertanian sawah (lahan basah). Ciri dari usaha pertanian sawah, yaitu sebagai berikut.
1) Areal sawah terhampar luas di dataran rendah.
2) Pertanian lahan basah berkembang jika didukung oleh ketersediaan air yang cukup.
3) Pertanian sawah harus didukung lahan yang subur.
4) Tanah yang difungsikan harus memiliki kandungan unsur hara yang tinggi.
5) Tanaman yang biasa dikembangkan, yaitu padi .
6) Sistem pertanian lahan basah memanfaatkan sumber air dari curah hujan dan sistem irigasi.
7) Sawah tadah hujan mengalami masa panen satu kali dalam setahun sesuai dengan musim yang terjadi.
8) Sawah irigasi mengalami masa panen berkisar antara 2-3 kali panen dalam setahun.
9) Sawah tadah hujan tidak ditanami jenis tanaman padi musim kemarau, melainkan palawija.
10) Tingkat produktivitas lahan pertanian sawah irigasi umumnya lebih melimpah jika dibandingkan dengan sawah tadah hujan.

Bentuk Kegiatan Pertanian Indonesia


Jenis-jenis sawah di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Sawah irigasi sumber airnya berasal dari sistem irigasi sehingga produktivitasnya pun tinggi.
2) Sawah tadah hujan sumber airnya dari curah hujan. Sawah ini hanya dapat diolah ketika turun hujan.

Bentuk Kegiatan Pertanian Indonesia 2


3) Sawah bencah (pasang surut), yaitu jenis sawah yang terdapat di sekitar muara-muara sungai atau rawa.
4) Sawah kambang, yaitu areal yang ditanami padi yang panjang batangnya dapat di sesuai kan dengan tinggi muka air pada lahan sawah.
5) Sawah padi gogo rancah, yaitu pertanian dengan padi yang dapat disesuaikan dengan lingkungan. 



b. Kegiatan Berladang (Pertanian Lahan Kering)
Kegiatan pertanian lahan kering dapat ditemukan pada ketinggian 500-1.500 meter dpl dengan rata-rata kondisi suhu udara sedang sampai sejuk. Sistem pertanian lahan kering atau ladang memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Kegiatan pertanian lahan kering disebut juga huma.
2) Pertanian lahan kering dilakukan di daerah yang ketersediaan airnya kurang atau tidak mencukupi.
3) Komoditas utama lahan pertanian kering tidak terlalu heterogen, biasanya ditanami umbi-umbian, kacang-kacangan, dan tanaman jagung.
4) Sistem perladangan berpindah-pindah. Langkah awal yang dilakukan biasanya membabat hutan, membuka lahan baru untuk lahan pertanian.
5) Pengolahan lahan pertanian ladang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan hidup sendiri (subsistance farming).

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian antara lain melalui intensi?? kasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, mekanisasi, dan diversi?? kasi lahan pertanian.
1) Ekstensifikasi merupakan upaya peningkatan hasil pertanian dengan jalan memperluas wilayah dan lahan pertanian.
2) Intensifikasi merupakan upaya peningkatan hasil pertanian tanpa menambah luas lahan yang ada, tetapi mengusahakan program Sapta Usaha Tani, meliputi hal sebagai berikut.
a) Varietas bibit unggul
b) Pengolahan tanah yang benar
c) Pemupukan secara teratur
d) Sistem pengairan (irigasi)
e) Pemberantasan hama dan penyakit
f) Pengolahan pascapanen
g) Pemasaran hasil produksi kepada konsumen

3) Mekanisasi merupakan upaya peningkatan produksi dengan mengaplikasikan teknologi pertanian modern yang tepat guna.
4) Rehabilitasi pertanian merupakan upaya pengembalian kesuburan lahan yang kurang produktif.
5) Diversifikasi merupakan upaya peningkatan produksi pertanian meningkatkan keragaman jenis tanaman.


Bentuk Kegiatan Pertanian Indonesia 3




Sebelumnya mengenai Contoh Kegiatan Ekonomi Non Pertanian ini dapat menambah pengetahuan anda.



c. Perkebunan
Perkebunan merupakan bentangan pola penggunaan lahan berupa areal luas yang digunakan untuk menanam beragam jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Perkebunan berdasarkan kategori pengembangannya terbagi menjadi dua bagian, yaitu perkebunan kecil (rakyat) disebut juga PIR (Perkebunan Inti Rakyat) dan perkebunan berskala besar.

1) Perkebunan Inti Rakyat
Perkebunan inti rakyat merupakan usaha yang dilakukan dalam skala yang kecil, baik dari segi luas wilayah maupun permodalannya. Ciri dan karakteristik dari perkebunan rakyat, antara lain sebagai berikut.
a) Jumlah dan komposisi tenaga kerja yang terlibat umumnya dalam jumlah yang sedikit.
b) Areal lahan perkebunan yang difungsikan sempit jika dibandingkan dengan perkebunan besar.
c) Modal usaha umumnya relatif minim.
d) Penggunaan peralatan cenderung menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana.
e) Jumlah hasil produksi perkebunan sedikit.
f) Produksi perkebunan digunakan bagi pemenuhan kebutuhan hidup sendiri.

2) Perkebunan Besar
Perkebunan besar merupakan usaha perkebunan yang dilakukan masyarakat dalam skala yang besar, baik dari segi luas wilayah maupun bidang permodalannya. Perkebunan besar biasanya dikelola secara terstruktur, tidak secara pribadi, dan melibatkan beberapa pihak terkait. Ciri dan karakteristik dari perkebunan besar, antara lain sebagai berikut.
a) Jumlah dan komposisi tenaga kerja yang terlibat cukup besar dengan penguasaan iptek yang tinggi.
b) Areal untuk usaha perkebunan besar lebih luas jika dibandingkan perkebunan inti rakyat.
c) Permodalan lebih besar.
d) Penerapan teknologi lebih modern.
e) Produksi yang dihasilkan tinggi.
f) Hasil produksi digunakan untuk komersialisasi dan perdagangan antarwilayah, baik dalam skala nasional, regional, maupun internasional.

Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Bentuk Kegiatan Pertanian Indonesia"

close