Pengingat Lampu Sein

Seringkali anda memaki – maki pengendara kendaraan bermotor lainnya yang lupa mematikan lampu sein ketika ia mengemudikan kendaraanya secara lurus di persimpangan jalan? Rangkaian ini memberikan jawaban atas kasus di atas, karena ia menghasilkan bunyi peringatan bila lampu sein belum dinyalakan. Dengan cara ini diharapkan kelalaian pengemudi akan terhenti, selain itu rangkaian ini membantu mencegah kendaraan berada dalam tegangan yang membahayakan.

Cara kerja rangkaian

Gambar di bawah ini menunjukkan diagram rangkaian unit ini. Dasarnya adalah pemakaian beberapa jaringan pewaktuan R-C dan sebuah osilator yang dibuat di sekitar transistor persambungan tunggal yang dapat deprogram (PUT = Programmable Unijunction Transistor), CSR1. Pada mulanya semua kapasitor tidak bermuatan (kosong), dan bila indicator – indikatornya off, resistansi lampu yang rendah akan menahan anoda D1 dan D2 tetap pada tegangan tanah, akibatnya mereka gagal menghantar.

Bila lampu sein dinyalakan, indicator yang ditunjukkan segera menyala melalui relay pengkedip, C1 akan mengisi muatannya secara cepat melalui salah satu diode D1 atau D2 hingga 12V. Ketika relay pengkedip mematikan lampu, C1 gagal membuang muatannya karena dicegat oleh diode melalui filament lampu, namun melepaskan tegangannya melalui R1 dan R2 menuju C2. Jadi ketika lampu sein berkedip (pada 1-2 Hz), tegangan pada C1 dipertahankan rendah, di bawah 12 V, karena C1 tidak dapat mengosongkan muatannya secara cepat melalui R1, dan C2 akan mengisi muatannya dari tegangan ini melalui R2 yang resistansinya tinggi.

Pada kedudukan ini CSR1 off dan lintasan anoda – katoda menyatakan suatu rangkaian terbuka bagi C3, yang tegangannya dipertahankan mendekati C2 melalui R3. Tetapan waktu R3 – C3 terlalu kecil bila dibandingkan dengan tetapan waktu R2 – C2. Tegangan pada gerbang CSR1 disetel kurang lebih pada sepertiga tegangan catu oleh pembagi tegangan R4 dan R6. Tegangan C3 naik terhadap C2 dan setelah 30 detik kira – kira akan mencapai nilai ambang yang telah ditetapkan oleh potensiometer pada gerbang, CSR1 akan on dan mengosongkan muatan C3 melalui R5 dan basis TR1, mengalirkan pulsa arus yang diperkuatkan ke dalam pengeras suara LS1. R3 cukup besar nilainya sehingga CSR1 akan mengisi muatannya kembali dari C2. Tetapan waktu R3 – C5 memberikan frekuensi sekitar 1 kHz, yang akan dipertahankan bila tegangan Cw dijaga cukup tinggi dan indikatornya tetap menyala.

Bila indikator dimatikan, C1 mengosongkan muatannya selama 2 - 3 detik melalui R1. Segera setelah tegangan C1 turun dibawah tegangan C2, D3 akan menghantar, menyebabkan C2 mengisi muatannya dengan cepat dari C1 melalui R1. Bila tegangan C2 jatuh, kini osilator tak akan terpicu dan tetap off. Dengan demikian C2 perlu waktu kurang lebih 30 detik untuk mengisi muatannya sehingga osilator diaktifkan kembali setelah indikator mulai menyala, namun sekali inidikator tertunda, C1 dan C2 akan segera kembali ke keadaan stasioner dengan cepat. Penjelasn di atas berlaku bagi kendaraan sistem bumi negatif. Untuk kendaraan sistem bumi positif rangkaiannya ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Perbedaan utamanya ialah bahwa relay pengkedip menahan anoda D1 pada tegangan baterai untuk keadaan stasioner, dan setelah dioperasikan yang mengisi muatannya ketika lampu padam adalah C1. Di sini D2 tidak diperlukan.

Konstruksi

Gambar di bawah ini menunjukkan tata letak komponen pada papan strip matrik tembaga 0,15 inci ( 9 strip x 14 lubang), beserta pemutusan jalur yang dibutuhkan. Hubungan - hubungan pada papan rangkaian dapat dibuat melalui Veropin. Papan yang telah dilengkapi dapat dipasang dalam kotak alumunium atau kotak plastik kecil, di atas dudukan pengeras suara disiapkan lubang - lubang untuk memancarkan suara. Dua buah kawat lepas ( untuk sistem bumi positif sebuah saja0 diperlukan untuk saklar indikator lampu sein, sedangkan untuk catu baterai melalui saklar pengapian, dan untuk tanah sasis masing - masing memerlukan sebuah kawat lagi.

Pemilihan komponen

Dua buah kapasitor elektrolit mungkin menyulitkan pewaktuaan mengingat toleransi mereka yang begitu besar. dan mungkin lebih baik memilih R1 dan R2 secara coba - coba. R2 harus dipilih sehingga memberikan penundaan waktu 30 - 40 detik atau menurut yang dikehendaki, sebelum osilator diaktifkan. R1 mengatur waktu pengosongan C1, nilainya dipilih sehingga 1 tidak dikosongkan muatannya kurang dari 6 V selama lampu off sementara pengkedip bekerja. Bila anda ingin mengubah frekuensi osilatornya, cara yang terbaik adalah menyetel C3, makin tinggi nilainya makin rendah frekuensi suara yang diperoleh. TR1 adalah transistor silikon NPN yang memiliki penguatan paling sedikit 100 dan mampu menangani arus kolektor 100 mA. LS1 adalah speaker kecil 75 ohm dengan diameter kurang lebih 2,5 inci, tetapi perangkat resistansi koil lain dari 50 - 125 ohm akan bekerja dengan baik pula, meskipun resistansi koil kurang dari 50 ohm sebaiknya jangan digunakan.

Pemakaian unit

Bila indikator lampu sein dimatikan (off), unit ini akan diam. Bila indikator dihidupkan, unit akan tetap diam selama kurang lebih 30 detik, baru kemudian memancarkan bunyi peringatan yang makin melemah sesuai pengosongan muatan C2 yang terjadi selam waktu off lampu sein. Bila indikator dimatikan dan kemudian dihidupkan lagi selama kurang dari 3 detik, maka unit ini memerlulam waktu30 detik lagi untuk membunyikan speakerny. Sistem bumi negatif cocok untuk lampu kedip elektronik seperti yang digambarkan dalam proyek 1, sementara sistem bumi positif tidak.

Daftar komponen untuk pengingat lampu sein

Resistor (1/4 W, 5 %, film karbon)

R1 3,3 kilo ohm

R2 680 kilo ohm

R3 100 kilo ohm

R4 22 kilo ohm

R5 2,2 kilo ohm

R6 10 kilo ohm

Kapasitor

C1 220 mikro farad, 16V, elektrolit

C2 47 mikro farad, 16V, elektrolit

C3 4,7 Nano farad, polystyrene