Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sistem Pengapian Elektronik

Sistem pengapian elektronik mempunyai efisiensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian ini menggunakan komponen elektronik seperti transistor, dioda, resistor dan kapasitor untuk memperbesar efisiensi sistem penyalaan. Sistem pengapian elektronik juga dikenal dengan sistem pengapian transistor.

Sistem pengapian elektronik ada beberapa macam, antara lain:

  1. CCTI ( Contact Controlled Transistor Ignition)
  2. MCTI ( Magnetically Controlled Transistor Ignintion )
  3. CDI (Capasitor Discharge Ignition)
  4. IRLISPARK ( Infra Red Light Ignition System)
  5. PEI ( Pointless Electronic Ignition)
  6. AIS ( Amplifier Type Ignition System)
Dibandingkan dengan pengapian konvensional, pengapian sistem elektronik mempunyai banyak kelebihan. Pengapian konvensional mempunyai beberapa kekurangan, antara lain:
  1. Berkurangnya tegangan tinggi yang dihasilkan koil pada putaran rendah.
  2. Perubahaan saat pengapian cepat sekali.
Kedua hal tersebut diatas disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada kontak pemutus dan terjadinya loncatan bunga api pada kontak pemutus. Besarnya arus dan tegangan pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api pada kontak pemutus. Besarnya arus listrik yang mengalir pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api pada kontak pemutus saat kontak pemutus akan menutup. Besarnya tegangan induksi pada kumparan primer menyebabkan timbulnya bunga api listrik pada saat kontak pemutus mulai membuka. Terbakarnya kontak pemutus menyebabkan keausan sehingga mengakibatkan saat pengapian berubah. Akibat loncatan bunga api pada saat kontak pemutus mulai membuka mengakibatkan penurunan kecepatan pemutusan arus pada kumparan primer. Akibatnya, tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder koil menjadi turun.

Transistor dipasangkan pada sistem pengapian modern untuk menghilangkan terjadinya loncatan bunga api pada kontak pemutus. Oleh transistor tersebut arus listrik yang mengalir melalui kontak pemutus diperkecil, dan titi kontak tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak ada arus induksi yang mengalir pada titik kontak pemutus saat membuka.

Pemeriksaan dan perawatan:
  1. Untuk sistem pengapian elektronik dengan kontak pemutus, periksa celah kontak pemutus dengan fuller gauge atau pengetes dwel. Periksa keadaan kontak pemutus dan menutupnya kontak pemutus. Permukaan kontak pemutus yang kotor harus segera dibersihkan dengan ampelas. Besar celah kontak pemutus antara 0,4 sampai 0.5 mm. Jika penyetel celah kontak pemutus dilakukan dengan pengetes dwel, besarnya sudut dwel untuk motor 4 silinder  biasanya 50 - 60 derajat. Untuk motor 6 silinder biasanya 38 - 42 derajat.
  2. Untuk sistem pengapian dengan kontak pemutus, periksa dan setel saat pengapian dengan lampu timing.
  3. Untuk sistem pengapian dengan komputer tidak perlu dilakukan penyetelan karena sistem ini memang tidak dapat disetel. Pemeriksaan dilakukan terhadap kabel - kabel tegangan tinggi dan keadaan elektroda busi.
  4. Untuk sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal. periksa saat pengapian dengan lampu timing. Penyetelan saat pengapian seperti pada sistem konvensional. Besarnya sudut dwel diatur secara otomatis oleh unit kontrol dan tidak disetel.
Sistem pengapian elektronik dengan pemberi sinyal ( pick up)
Pada sistem ini saat pengapian hanya dapat dikontrol dengan lampu timing. Penyetelannya seperti pada sistem pengapian konvensional.

Macam - macam pemberi sinyal:
  1. Pemberi sinyal jenis induktif
    Sistem Pengapian Elektronik
  2. Pemberi sinya jenis Hall
Sistem Pengapian Elektronik



Unit sistem pengapian komputer
Sistem pengapian ini tidak dapat disetel. Perawatannya cukup dengan membersihkan bagian - bagiannya saja.
Sistem Pengapian Elektronik
Bona Pasogit
Bona Pasogit Content Creator, Video Creator and Writer

Posting Komentar untuk "Sistem Pengapian Elektronik"

close